Metode Treynor Metode Jensen

Treynor, Jensen dan Sortino. Hasil dari penelitian adalah kinerja reksa dana saham di Indonesia pada periode 2002-2007 adalah sebesar 56,25 atau sebanyak 9 reksa dana saham dinyatakan superior, sedangkan sisanya sebesar 43,75 atau 7 reksa dana dinyatakan inferior. Serta terdapat konsistesi kinerja reksa dana saham menurut raw return, metode Sharpe, Treynor, Jensen dan Sortino pada periode tersebut dengan rata-rata probabilitas konsistensi sebesar 71,50. 2. Pujiarti dan Dewi 2011 melakukan penelitian dengan judul analisis kinerja reksa dana saham dengan menggunakan metode Sharpe dan Jensen periode 2005-2009. Hasil dari penelitian adalah dilihat dari rata- rata perkembangan reksa dana saham pada periode lima tahun dimana kinerja pasarnya cukup fluktuatif, reksa dana saham mampu memberikan return yang lebih tinggi dari return pasar serta dapat bertahan dari berbagai krisis yang terjadi. Secara keseluruhan reksa dana yang memiliki nilai paling positif dari seluruh sampe reksa dana dalam penelitian yang dilakukan, berdasarkan average return dan indeks Jensen maka diperoleh hasil untuk peringkat pertama ditempati oleh Fortis Ekuitas sedangkan jika berdasarkan indeks Sharpe maka peringkat pertama ditempati oleh Schroder Dana Prestasi Plus. 3. Andri 2012 melakukan penelitian dengan judul analisis kinerja reksa dana saham menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. Hasil dari penelitian adalah pada tahun 2006 dan 2007 berdasarkan average return, semua produk reksa dana saham memperoleh return yang positif, sedangkan tahun 2008 semua produk reksa dana memperoleh hasil yang negatif. Untuk penilaian kinerja pada tahun 2006 dan 2007 produk Trim Kapital merupakan reksa dana yang terbaik diantara tiga reksa dana yang dianalisis, sedangkan pada tahun 2008 reksa dana yang terbaik adalah reksa dana Si Dana Saham. 4. Yuliaty 2013 melakukan penelitian dengan judul analisis perbandingan kinerja reksa dana saham dengan menggunakan model Treynor, Sharpe, Jensen, Treynor Black. Hasil dari penelitian adalah model Treynor dan Jensen akan menghasilkan kesimpulan yang sama dalam pemeringkatan terhadap kesimpulan pemilihan reksa dana, yang sama-sama menggunakan acuan pasar untuk menghitung risiko reksa dana. Serta pada model Sharpe maupun Treynor Black didapatkan hasil yang acak, dikarenakan karena kedua model tersebut menggunakan risiko total. Berinvestasi pada reksa dana saham di pasar modal tergolong menguntungkan sebab dari pengamatan terhadap 23 reksa dana saham diperoleh hasil bahwa reksa dana yang tidak layak untuk dipilih maksimal 10 reksa dana atau kurang dari 50 dari reksa dana yang diamati.

B. Kerangka Pikir

Reksa dana adalah kumpulan dari berbagai sekuritas yang dimiliki oleh sekelompok pemodal dan dikelola oleh perusahaan investasi professional dengan manajer investasinya. Dana yang diinvestasikan pada reksa dana dari pemodal akan disatukan dengan pemodal lainnya sehingga akan menciptakan kekuatan pembeli yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang baru melakukan investasi sendiri. Kinerja reksa dana adalah ukuran tingkat pencapaian kemampuan reksa dana untuk menghasilkan return dan risiko yang diperoleh dari portofolio reksa dana. Return dan risiko dapat dijadikan sebagai evaluasi kinerja suatu portofolio. Return yang diperoleh investor dan risiko yang menyertainya dibandingkan dengan return dan risiko investasi lainnya benchmark untuk mengetahui apakah hasil investasi tersebut memiliki kinerja yang lebih baik atau tidak. Dalam penelitian ini benchmark yang dipakai adalah IHSG. Dalam pengukuran risiko yang digunakan adalah standar deviasi dan beta. Standar deviasi mencakup dari total variabilitas dari tingkat pengembalian dari suatu sekuritas atau portofolio. Risiko total atau total risk disimbolkan dengan standar deviasi, sedangkan beta merupakan pengukuran dari risiko sitematis, yaitu jenis risiko yang tidak dapat dieliminasi dengan cara diversifikasi. Dalam pengukuran kinerja reksa dana ada banyak cara yang dapat dilakukan. Dalam penelitian ini menggunakan 4 metode pengukuran, yaitu Sharpe, Treynor, Jensen, dan M 2 . Sharpe adalah metode yang digunakan untuk menghitung kinerja dengan mengukur standar deviasi dari risiko premium. Indeks ini ditemukan oleh William F. Sharpe. Treynor pertama kali menunjukkan metode ini di tahun 1965 untuk mengukur kinerja suatu portofolio. Treynor mengemukakan bahwa risiko terdiri dari dua komponen yaitu risiko yang timbul akibat fluktuasi pasar dan