87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Reksa dana saham metode Sharpe, Treynor, Jensen dan
ܯ
ଶ
serta perbandingan antara kinerja Reksa dana saham dengan kinerja benchmark IHSG dengan
menggunakan metode Sharpe, Treynor, Jensen dan ܯ
ଶ
pada tahun 2012, 2013 dan 2014. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis secara
deskriptif kuantitatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan. hasil analisis menunjukkan
1. Kinerja Reksa Dana Saham dengan Metode Sharpe
Berdasarkan metode Sharpe pada tahun 2012, terdapat 43 Reksa dana saham yang memiliki kinerja positif dan 19 Reksa dana saham memiliki
kinerja negatif. Pada tahun 2013, 9 Reksa Saham berkinerja positif dan 53 Reksa dana saham berkinerja negatif. Sedangkan pada tahun 2014,
terdapat 61 Reksa dana saham yang memiliki kinerja positif dan hanya 1 Reksa dana saham memiliki kinerja yang negatif. Reksa dana dengan hasil
yang positif menunjukkan bahwa return yang dihasilkan melebihi return investasi bebas risiko. Untuk perbandingan kinerja reksa dana terhadap
benchmark dengan menggunakan metode Sharpe, pada tahun 2012 terdapat 16 reksa dana saham yang berstatus outperform, sedangkan 46
sisanya berstatus underperform. Pada tahun 2013 terdapat 22 reksa dana
saham yang berkinerja outperform terhadap benchmark dan 40 reksa dana saham sisanya mengalami kinerja yang underperform terhadap benchmark.
Pada tahun 2014 terdapat 29 reksa dana yang outperform dan 33 reksa dana yang mengalami underperform terhadap benchmark. pada tahun 2012
Reksa dana saham yang memiliki kinerja terbaik dan berstatus outperform berdasarkan metode Sharpe diraih SAM INDONESIAN EQUITY FUND
dengan nilai Sharpe sebesar 0.29641. Pada tahun 2013 Reksa dana saham yang memiliki kinerja terbaik dan berstatus outperform berdasarkan
metode Sharpe adalah FS INDOEQUITY DIVIDEND YIELD FUND dengan nilai Sharpe sebesar 0.31298. Sedangkan pada tahun 2014 Reksa
dana saham dengan kinerja terbaik dan berstatus outperform berdasarkan metode Sharpe diraih oleh REKSADANA DANA PRATAMA EKUITAS
dengan nilai Sharpe sebesar 0.287689.
2. Kinerja Reksa dana Saham dengan Metode Treynor
Berdasarkan metode Treynor dengan proxy IHSG pada tahun 2012 terdapat 43 Reksa dana saham dengan kinerja positif dan 32 Reksa dana
saham dengan kinerja negatif. Pada tahun 2013, terdapat 9 Reksa dana saham yang memiliki kinerja positif dan 52 Reksa dana lainnya memiliki
kinerja negatif. Sedangkan pada tahun 2014, terdapat 61 Reksa dana yang memiliki kinerja yang positif dan hanya 1 Reksa dana yang memiliki
kinerja negatif. Reksa dana dengan hasil yang positif menunjukkan bahwa return yang dihasilkan melebihi return investasi bebas risiko. Semakin
besar nilai Treynor semakin baik kinerja Reksa dana tersebut karena
memberikan return yang tinggi atas risiko sistematis yang ditanggungnya. Untuk perbandingan kinerja reksa dana terhadap benchmark dengan
menggunakan metode Treynor, pada tahun 2012 terdapat 17 reksa dana saham yang berstatus outperform, sedangkan 45 reksa dana saham
berstatus underperform. Pada tahun 2013 terdapat 22 reksa dana saham yang berkinerja outperform terhadap benchmark dan 40 reksa dana saham
sisanya mengalami kinerja yang underperform terhadap benchmark. Pada tahun 2014 terdapat 59 reksa dana yang outperform dan hanya 3 reksa
dana yang mengalami underperform terhadap benchmark. pada tahun 2012 Reksa dana saham yang memiliki kinerja terbaik dan berstatus outperform
berdasarkan metode Treynor diraih oleh Reksa dana saham SAM INDONESIAN EQUITY FUND dengan nilai Treynor sebesar 0.00573.
Pada tahun 2013, reksa dana saham terbaik dan berstatus outperform menurut dan berstatus outperform metode Treynor diraih oleh REKSA
DANA MILLENIUM EQUITY dengan nilai Treynor sebesar 0.021. Pada tahun 2014, reksa dana saham terbaik diarih oleh GROW-2-PROSPER
dengan nilai Treynor sebesar 0.02227.
3. Kinerja Reksa dana Saham dengan Metode Jensen
Berdasarkan metode Jensen pada tahun 2012, terdapat 17 Reksa dana saham yang memiliki kinerja positif dan 45 Reksa dana saham memiliki
kinerja yang negatif. Pada tahun 2013, terdapat 22 Reksa dana saham yang memiliki kinerja positif dan 40 Reksa dana saham lainnya memiliki kinerja
yang negatif. Sedangkan pada tahun 2014, terdapat 59 Reksa dana saham
dengan kinerja positif dan hanya 3 Reksa dana saham lainnya memiliki kinerja negatif. Kinerja reksa dana yang positif menunjukkan bahwa actual
return lebih tinggi dari pada return yang diharapkan sedangkan kinerja negatif menunjukkan actual return lebih rendah daripada return yang
diharapkan. Sedangkan untuk perbandingan kinerja reksa dana terhadap benchmark dengan menggunakan metode Jensen, pada tahun 2012
terdapat 17 reksa dana saham yang berstatus outperform, sedangkan 45 reksa dana saham berstatus underperform. Pada tahun 2013 terdapat 22
reksa dana saham yang berkinerja outperform terhadap benchmark dan 40 reksa dana saham sisanya mengalami kinerja yang underperform terhadap
benchmark. Pada tahun 2014 terdapat 59 reksa dana yang outperform dan hanya 3 reksa dana yang mengalami underperform terhadap benchmark.
Reksa dana saham dengan kinerja terbaik dan outperform berdasarkan metode Jensen pada tahun 2012 adalah SAM INDONESIAN EQUITY
FUND dengan nilai Jensen sebesar 0.004098. Pada tahun 2013, reksa dana saham dengan kinerja terbaik dan outperform menurut Jensen pada tahun
2013 diraih kembali oleh SAM INDONESIAN EQUITY FUND dengan nilai Jensen sebesar 0.004098. Sedangkan pada tahun 2014, kinerja reksa
dana saham terbaik menurut Jensen diraih oleh REKSADANA DANA PRATAMA EKUITAS dengan nilai Jensen sebesar 0.00394.