portofolio efeknya yang akan menyebabkan penurunan nilai efek tersebut.
7 Risiko Likuiditas Dan Reksa Dana Terbuka
Pengelola investasi wajib membeli kembali unit penyertaan dari investor. untuk memenuhi kewajiban tersebut pengelola investasi
bisa menjual sebagian portofolionya. Risiko likuiditas bisa terjadi jika efek dari portofolio mengalami kesulitan untuk dijual karena
faktor penawaran dan permintaan.
8 Risiko Wanprestasi
Risiko ini muncul jika ada pihak terkait seperti emiten, bank kustodian,
agen penjual
gagal memenuhi
kewajibannya. Kegagalan dari pihak terkait dalam melunasi kewajibannya ini
dapat mempengaruhi nilai aktiva bersih reksa dana. Wanprestasi misalnya dilakukan oleh beberapa penerbit obligasi selama krisis
moneter yakni tidak membayar kupon bunga pada waktunya.
9 Risiko Berkaitan Dengan Peraturan
Dalam berinvestasi reksa dana mempunyai batasan-batasan tertentu, misalnya tidak boleh membeli efek di luar negeri dan
membeli efek yang diterbitkan oleh emiten melebihi 10 dari nilai aktiva reksa dana.
6. IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG adalah suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan,
sampai tanggal tertentu dan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek
Sunariyah, 2003. IHSG menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen
perhitungan indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau
memasukkan satu atau beberapa perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham
perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh public free float relative kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar.
IHSG menggunakan seluruh saham yang tercatat di bursa, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ܫܪܵܩ
௧
= ܰܲ
௧
ܰܦ ݔͳͲͲ Keterangan :
ܫܪܵܩ
௧
= indeks harga saham gabungan pada hari ke-t ܰܲ
௧
= nilai pasar pada hari ke-t, diperoleh dari jumlah lembar saham yang tercatat di bursa dkalikan dengan harga pasar
per lembar ND
= nilai dasar, BEJ memberi nilai dasar IHSG 100 pada tanggal 10 Agustus 1982.
Halim, 2005 IHSG untuk tanggal 10 Agustus 1982 selalu disesuaikan dengan
kejadian-kejadian seperti: penawaran saham perdana initial public of
fering-IPO, right issues, company listing, delisting, dan konversi. Rumus untuk mencari nilai dasar yang baru karena adanya kejadian-
kejadian tersebut adalah: ܰܦܤ ൌ
ܰܲܮ ܰܲܶ ܰܲܮ
ݔܰܦܮ Keterangan :
NDB = nilai dasar baru
NDL = nilai dasar lama
NPL = nilai pasar lama
NPT = nilai pasar tambahan
Halim, 2005 IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia yang tidak bertanggung
jawab atas
produk yang
diterbitkan oleh
pengguna yang
mempergunakan IHSG sebagai acuan benchmark. Bursa Efek Indonesa juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas
keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan benchmark.
7. BI rate
Berdasarkan situs Bank Indonesia www.bi.go.id, BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter
yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight PUAB ON. Pergerakan
di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di