Penelitian yang Relevan PENDAHULUAN

kekuatan pembeli yang lebih besar dibandingkan dengan mereka yang baru melakukan investasi sendiri. Kinerja reksa dana adalah ukuran tingkat pencapaian kemampuan reksa dana untuk menghasilkan return dan risiko yang diperoleh dari portofolio reksa dana. Return dan risiko dapat dijadikan sebagai evaluasi kinerja suatu portofolio. Return yang diperoleh investor dan risiko yang menyertainya dibandingkan dengan return dan risiko investasi lainnya benchmark untuk mengetahui apakah hasil investasi tersebut memiliki kinerja yang lebih baik atau tidak. Dalam penelitian ini benchmark yang dipakai adalah IHSG. Dalam pengukuran risiko yang digunakan adalah standar deviasi dan beta. Standar deviasi mencakup dari total variabilitas dari tingkat pengembalian dari suatu sekuritas atau portofolio. Risiko total atau total risk disimbolkan dengan standar deviasi, sedangkan beta merupakan pengukuran dari risiko sitematis, yaitu jenis risiko yang tidak dapat dieliminasi dengan cara diversifikasi. Dalam pengukuran kinerja reksa dana ada banyak cara yang dapat dilakukan. Dalam penelitian ini menggunakan 4 metode pengukuran, yaitu Sharpe, Treynor, Jensen, dan M 2 . Sharpe adalah metode yang digunakan untuk menghitung kinerja dengan mengukur standar deviasi dari risiko premium. Indeks ini ditemukan oleh William F. Sharpe. Treynor pertama kali menunjukkan metode ini di tahun 1965 untuk mengukur kinerja suatu portofolio. Treynor mengemukakan bahwa risiko terdiri dari dua komponen yaitu risiko yang timbul akibat fluktuasi pasar dan risiko yang muncul dari fluktuasi unik sekuritas individual dari suatu portofolio Reilly dan Brown, 2000. Selanjutnya dia mengasumsikan bahwa portofolio terdiversifikasi dengan optimium karenanya risiko unik sekuritas individual dapat diabaikan. Melalui asumsi ini, Treynor mengukur kinerja portofolio berdasarkan risiko sistematis atau beta yang merupakan risiko fluktuatif relatif terhadap risiko pasar Sharpe, Alexander dan Bailey, 1999. Jensen pertama kali memperkenalkan metode ini dalam mengukur kinerja investasi Reksa Dana pada tahun 1968. Metode Jensen mengukur kinerja investasi suatu portofolio yang didasarkan atas pengembangan CAPM. M 2 merupakan pengembangan dari metode Sharpe. Metode M 2 dihitung dengan menghitung metode sharpe terlebih dahulu lalu dikalikan dengan standar deviasi dari return pasar. Metode M 2 lebih sempurna karena memperhatikan standar deviasi dari return pasar. Dari keempat reksa dana tersebut terdapat karakteristik tersendiri, hal tersebut dikarenakan pembanding dan variabel yang dihitung dari setiap dari setiap metode berbeda serta mempunyai asumsi terhadap risiko yang berbeda pula. Seperti untuk metode sharpe pembanding yang dilihat adalah standar deviasi dari reksa dana, begitu pula yang lainnya yang memiliki pembanding yang berbeda.

D. Paradigma Penelitian

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian. Sumber : Hartono 2010 Keterangan : A = hasil kinerja benchmark IHSG B = outperform C = underperform = Perbandingan hasil kinerja = Hasil perbandingan kinerja