terbatas. Hasil investasi di Reksa Dana Pasar Uang umumnya sangat mirip dengan tingkat suku bunga deposito, karena hampir sebagian
besar portofolio investasinya terdiri dari deposito. Kelebihan yang dimiliki oleh reksa dana jenis ini adalah dalam
hal diversifikasi investasi dan likuiditas yang lebih tinggi. Pencairan dana dapat dilakukan satu hari setelah permohonan disampaikan dan
tentunya tingkat bunga yang lebih tinggi dari bank.
2 Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa Dana Pendapatan Tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari portofolio yang
dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang. Efek bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan dalam
bentuk bunga, seperti deposito, SBI, obligasi dan instrumen lainnya. Umumnya reksa dana pendapatan tetap di Indonesia memanfaatkan
instrument obligasi sebagai bagian terbesar investasinya
3 Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 dari portofolio yang dikelolanya ke dalam
efek bersifat ekuitas saham. Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan
obligasi, investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga. Pada efek saham investor akan memperoleh hasil yang lebih tinggi
berupa capital gain melalui pertubuhan harga-harga saham. Selain
hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa dividen.
4 Reksa Dana Campuran
Reksa Dana Campuran dapat melakukan investasinya baik pada efek utang, ekuitas dan instrument pasar uang dengan porsi alokasi
yang lebih fleksibel.
b. Karakteristik Reksa Dana
Menurut Adler HM 2008, definisi yang diuraikan sebelumnya secara jelas disebutkan bahwa Reksa Dana mempunyai beberapa
karakteristik. Yaitu pertama, kumpulan dan dana pemilik, dimana pemilik Reksa dana adalah berbagai pihak yang menginvestasikan
atau memasukan dananya ke Reksa Dana dengan berbagai variasi. Artinya, investor dari Reksa Dana dapat perorangan dan lembaga
dimana pihak tersebut melakukan investasi ke Reksa Dana sesuai dengan tujuan investor tersebut.
Kedua, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrumen investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat
tersebut diinvestasikan ke dalam instrument investasi seperti rekening koran, deposito, surat utang jangka pendek yang dikenal
dengan Repurchase Agreement REPO, Commercial Paper CP Promissory Notes PN; surat utang jangka panjang seperti Medium
Term Notes MTN; Obligasi dan Obligasi Konversi; dan efek saham maupun ke efek yang berisiko tinggi seperti opsi, future dan
sebagainya. Manajer investasi melakukan investasi pada berbagai instrument tersebut mempunyai besaran yang berbeda-beda sesuai
dengan perhitungan manajer investasi untuk mencapai tingkat pengembalian yang diharapkan.
Ketiga, Reksa dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi dapat diperhatikan dari dua sisi yaitu sebagai
lembaga dan
sebagai perorangan.
Sebagai lembaga
harus mempunyai izin perusahaan untuk mengelola
dana, dimana izin tersebut diperoleh dari Bapepam Badan Pengawas Pasar Modal
bagi perusahaan yang bergerak dan berusaha di Indonesia. Keempat, Reksa Dana merupakan instumen investasi jangka
menengah dan panjang. Jangka menengah dan panjang merupakan refleksi dari investasi Reksa Dana tersebut, karena umumnya Reksa
Dana melakukan investasi kepada instrument investasi jangka panjang seperti Medium Term Notes, Obligasi dan saham. Dengan
konsep karakteristik tersirat ini maka Reksa Dana tidak dapat dianggap sebagai saingan dari deposito produk perbankan tersebut.
Reksa Dana dianggap produk komplemen dari produk yang ditawarkan perbankan.
Kelima, Reksa Dana merupakan produk investasi yang berisiko. Berisikonya reksa dana karena oleh instrumen investasi yang
menjadi portofolio Reksa Dana tersebut, dan pengelola Reksa Dana manajer investasi yang bersangkutan. Berisikonya Reksa Dana
karena harga instrumen portofolionya yang berubah setiap waktu. Bila reksa dana berisikan obligasi maka kebijakan pemerintah Bank
Indonesia menaikkan tingkat bunga akan membuat harga obligasi mengalami penurunan. Manajer investasi juga bisa membuat reksa
dana berisiko dengan tindakan disengaja atau tidak disengaja.
c. Risiko Reksa Dana
Sebelum berinvestasi, calon investor harus mengetahui risiko reksa dana sebagai berikut, menurut Cahyono 2002 :
5 Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan UP
Nilai unit penyertaan reksa dana bisa naik dan turun sejalan dengan kenaikan atau penurunan harga efek ekuitas dan efek utang
yang menjadi sarana investasi reksa dana tersebut. Penurunan nilai aktiva bersih unit penyertaan reksa dana juga bisa terjadi karena
adanya biaya-biaya yang dikenakan atas reksa dana tersebut.
6 Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi Dan Politik
Bagi Indonesia
yang menganut
sistem ekonomi
terbuka, perkembangan politik di luar negeri mempengaruhi perekonomia
dan politik nasional. Perubahan politik di suatu Negara ini pada gilirannya juga dapat mempengaruhi pandangan umum terhadap
perusahaan-perusahaan di
Indonesia, termasuk
perusahaan- perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.Akhirnya,
pandangan umumtersebut bisa membuat investor melikuidasi
portofolio efeknya yang akan menyebabkan penurunan nilai efek tersebut.
7 Risiko Likuiditas Dan Reksa Dana Terbuka
Pengelola investasi wajib membeli kembali unit penyertaan dari investor. untuk memenuhi kewajiban tersebut pengelola investasi
bisa menjual sebagian portofolionya. Risiko likuiditas bisa terjadi jika efek dari portofolio mengalami kesulitan untuk dijual karena
faktor penawaran dan permintaan.
8 Risiko Wanprestasi
Risiko ini muncul jika ada pihak terkait seperti emiten, bank kustodian,
agen penjual
gagal memenuhi
kewajibannya. Kegagalan dari pihak terkait dalam melunasi kewajibannya ini
dapat mempengaruhi nilai aktiva bersih reksa dana. Wanprestasi misalnya dilakukan oleh beberapa penerbit obligasi selama krisis
moneter yakni tidak membayar kupon bunga pada waktunya.
9 Risiko Berkaitan Dengan Peraturan
Dalam berinvestasi reksa dana mempunyai batasan-batasan tertentu, misalnya tidak boleh membeli efek di luar negeri dan
membeli efek yang diterbitkan oleh emiten melebihi 10 dari nilai aktiva reksa dana.
6. IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG adalah suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan,
sampai tanggal tertentu dan mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di bursa efek
Sunariyah, 2003. IHSG menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen
perhitungan indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, Bursa Efek Indonesia berwenang mengeluarkan dan atau
memasukkan satu atau beberapa perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham
perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh public free float relative kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar.
IHSG menggunakan seluruh saham yang tercatat di bursa, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
ܫܪܵܩ
௧
= ܰܲ
௧
ܰܦ ݔͳͲͲ Keterangan :
ܫܪܵܩ
௧
= indeks harga saham gabungan pada hari ke-t ܰܲ
௧
= nilai pasar pada hari ke-t, diperoleh dari jumlah lembar saham yang tercatat di bursa dkalikan dengan harga pasar
per lembar ND
= nilai dasar, BEJ memberi nilai dasar IHSG 100 pada tanggal 10 Agustus 1982.
Halim, 2005 IHSG untuk tanggal 10 Agustus 1982 selalu disesuaikan dengan
kejadian-kejadian seperti: penawaran saham perdana initial public of
fering-IPO, right issues, company listing, delisting, dan konversi. Rumus untuk mencari nilai dasar yang baru karena adanya kejadian-
kejadian tersebut adalah: ܰܦܤ ൌ
ܰܲܮ ܰܲܶ ܰܲܮ
ݔܰܦܮ Keterangan :
NDB = nilai dasar baru
NDL = nilai dasar lama
NPL = nilai pasar lama
NPT = nilai pasar tambahan
Halim, 2005 IHSG adalah milik Bursa Efek Indonesia yang tidak bertanggung
jawab atas
produk yang
diterbitkan oleh
pengguna yang
mempergunakan IHSG sebagai acuan benchmark. Bursa Efek Indonesa juga tidak bertanggung jawab dalam bentuk apapun atas
keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan benchmark.
7. BI rate
Berdasarkan situs Bank Indonesia www.bi.go.id, BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter
yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.
.
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight PUAB ON. Pergerakan
di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di
suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan
.
Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI rate apabila inflasi ke
depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan. BI rateSertifikat Bank Indonesia SBI memiliki pengaruh terhadap
perkembangan reksadana yakni jika tingkat suku bunga SBIBI rate mengalami kenaikan maka tingkat suku bunga deposito berjangka juga
akan naik sehingga penanaman modal dalam bentuk deposito berjangka menjadi lebih menarik, sehingga investor lebih tertarik untuk berinvestasi
pada deposito ketimbang reksadana. Akibatnya total nilai aktiva bersih NAB reksadana juga akan mengalami penurunan dan berlaku sebaliknya.
8. Metode Sharpe
Dalam metode
ini kinerja
portofolio diukur
dengan cara
membandingkan antara premi risiko portofolio yaitu selisih rata-rata tingkat pengembalian portofolio dengan rata-rata tingkat bunga bebas
risiko dengan risiko portofolio yang dinyatakan dengan standar deviasi total risiko. Secara matematis indeks Sharpe
dirumuskan sebagai berikut:
ܵ
= ܴ
െ ܴ݂ ܵܦ
Keterangan simbol : ܵ
= indeks harga Sharpe portofolio i ܴ
= rata-rata tingkat pengembalian portofolio i ܴ݂
= rata-rata atas bunga investasi bebas risiko
ܵܦ
= standar deviasi dari tingkat pengembalian portofolio i ܴ
െ ܴ݂ = premi risiko portofolio I
Halim, 2005
9. Metode Treynor
Dalam metode
ini kinerja
portofolio diukur
dengan cara
membandingkan antara premi risiko portofolio yaitu selisih rata-rata tingkat pengembalian portofolio dengan rata-rata bebas risiko dengan
risiko portofolio yang dinyatakan dengan beta risiko pasar atau risiko sistematis. Secara matematis indeks Treynor dirumuskan sebagai berikut
: ܶ
= ܴ
െ ܴ݂ ߚ
Keterangan simbol : ܶ
= indeks Treynor portofolio i ܴ
= rata-rata tingkat pengembalian portofolio i ܴ݂
= rata-rata atas bunga investasi bebas risiko ߚ
= beta portofolio i risiko pasar atau risiko sistematis ܴ
െ ܴ݂ = premi risiko portofolio i
Halim, 2005
10. Metode Jensen
Metode ini didasarkan pada konsep garis pasar sekuritas security market line-SML yang merupakan garis yang menghubungkan portofolio
pasar dengan kesempatan investasi yang bebas risiko. Dalam keadaan ekulibrum semua portofolio diharapkan berada pada SML. Jika terjadi
penyimpangan artinya, jika dengan risiko yang sama tingkat pengembalian risiko portofolio berbeda dengan tingkat pengembalian pada SML, maka
perbedaan tersebut disebut dengan indeks Jensen; di mana risikonya dinyatakan dalam beta risiko pasar atau risiko sistematis. Apabila tingkat
pengembalian actual dari suatu portofolio lebih besar dari tingkat pengembalian yang sesuai dengan persamaan SML, berarti indeks Jensen
akan bernilai positif, sebaliknya, apabila tingkat pengembalian aktual dari suatu portofolio lebih kecil dari tingkat pengembalian yang sesuai dengan
persamaan SML, berarti indeks Jensen akan bernilai negatif. Berdasarkan uraian diatas, maka indeks Jensen dapat dirumuskan
sebagai berikut : ܬ
ൌ ሺܴ
െ ܴ
ሻ െ ሺܴ
െ ܴ
ሻߚ
Keterangan simbol : ܬ
= Indeks Jensen portofolio i ܴ
= rata-rata tingkat pengembalian portofolio i ܴ݂
= rata-rata atas bunga investasi bebas risiko ܴ
= rata-rata tingkat pengembalian pasar diwakili IHSG ߚ
= beta portofolio i risiko pasar atau risiko sistematis ܴ
െ ܴ
= premi risiko portofolio i ܴ
െ ܴ
= premi risiko pasar Halim, 2005