d. Teknik perwujudan karya
Aspek yang dinilai dalam hal ini adalah sejauh mana penggunaan teknik-teknik tersebut menghasilkan efek-efek visual yang estetis dan
khas, seberapa jauh teknik tersebut memenuhi atau mewakili keinginan seniman dalam mewujudkan karya Bahari: 2008.
D. Nilai
Nilai merupakan kebutuhan manusia dalam mengatur pergaulan hidup agar tentram dan tertib. Pengalaman manusia pada saat mengadakan
proses interaksi sosial merupakan hasil dari nilai. Suatu pengalaman yang baik akan menghasilkan nilai yang baik positif. Sebaliknya, pengalaman
yang buruk negatif akan menghasilkan nilai yang buruk pula. Horton dan Hunt dalam Yesmil. A dan Andang: 2013
menyatakan bahwa Nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu
berarti apa tidak berarti. Dalam rumusan lain, nilai merupakan anggapan terhadap sesuatu hal, apakah sesuatu itu pantas atau
tidak pantas, penting atau tidak penting, mulia atau hina. Sesuatu itu dapat berupa benda, orang, tindakan, pengalaman, dan
seterusnya. Disebutkan dalam Tika 2008 nilai berdasarkan fakta dibedakan
menjadi: 1 Nilai etika, yaitu nilai yang menyangkut hal baik dan buruk dalam hubungannya dengan tingkah laku manusia. 2 Nilai estetika, yaitu
nilai yang berkenaan dengan keindahan, bagus atau jelek. 3 Nilai intelek, yaitu nilai yang berkaitan dengan logika dan ilmu pengetahuan. 4 Nilai
agama, yaitu nilai yang berkaitan dengan perintah dan larangan Tuhan
dalam kitab suci. 5 Nilai sosial, yaitu nilai yang menyangkut hubungan antar manusia dan pergaulan hidup.
Nilai membedakan tindakan dan kualitas setiap manusia. Spranger, psikolog Jerman membedakannya berdasarkan nilai yang
menguasai dirinya Tika, Pabundu dkk: 2008 disebutkan sebagai berikut 1 Manusia teoritis, nilai bagi manusia teoritis ialah menemukan
kebenaran. Gemar mengumpulkan informasi, menganalisa, mengkritik dan menggunakan nalarnya. Ia bisa menjadi ilmuan
dan filosof. 2 Manusia ekonomis, bagi manusia ekonomis, baik dan buruk diukur atau dinilai dari keuntungan. Perhatian
utamanya adalah memiliki kekayaan atau uang banyak. 3 Manusia estetis, bagi manusia estetis nilai berada pada bentuk dan
harmoni. Ia tertarik pada pengalaman-pengalaman artistik atau keindahan dan ia tidak harus seorang seniman. 4 Manusia sosial,
nilai terbesar bagi manusia sosial adalah kasih sayang dan cinta. Demi persahabatan, ia rela berkorban. Umumnya, ia simpatik dan
menarik. 5 Manusia politis, manusia politis tidak harus seorang politisi atau penguasa. Siapapun yang tertarik pada kekuasaan dan
pengaruh, ia termasuk manusia politis. 6 Manusia religius, manusia religius memperoleh kebahagiaan dengan mendekati
Tuhan. Manusia religius adalah manusia yang mengatur hidupnya berdasarkan nilai-nilai agama.
Setiap individu memiliki nilai-nilai yang berbeda, bahkan dapat
bertentangan dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Selain nilai
personal, ada pula nilai sosial, yaitu nilai yang dianut oleh sebagian warga masyarakat.
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh
masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk Yesmil. A dan Andang: 2013.