Penyajian Data Vertifikasi Teknik Analisis data

termasuk kedalam ilmu pengetahuan maka istilah lain dari teknologi yaitu Art and Science. Dalam berkarya seni Entang Wiharso menggunakan berbagai media seni baik karya lukis, patung maupun instalasi. Menurutnya yang terpenting adalah bagaimana menuntaskan ide-idenya lewat media seni, dan instalasi adalah sesuatu yang fundamental untuk dapat memadai ide-idenya. Media hanya sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi agar ide-idenya tersampaikan. Seperti yang dikatakan pada peneliti sebagai berikut …. seorang seniman itu kan bagaimana dia menuntaskan ide-idenya atau melakukan ide-idenya lewat media seni. Dan instalasi, patung, lukisan apa aja itu bagian tool untuk mengkomunikasikan ide-idenya itu. Dan seni instalasi bagi saya adalah sesuatu yang fundamental untuk bisa memadai ide-ide saya Hasil wawancara dengan Entang Wiharso, 9 Mei 2015. Menanggapi karya-karya instalasi seniman lain yang memanfaatkan material bahan-bahan bekas yang digabungkan menjadi sebuah karya instalasi, menurut Entang masalah pencampuran bahan atau satu jenis material yang digunakan bukanlah sesuatu yang esensial tapi bagaimana karya tersebut membicarakan tentang waktu, ruang dan audience. Menurutnya, seni instalasi adalah sesuatu yang meruang dan audience sebagai bagian dari karya karena menjadi pengaktif objek-objeknya atau karya itu sendiri. Namun begitu dalam banyak karyanya termasuk Battle Field Entang menggunakan material berupa logam. Entang memilih material yang sesuai dan dapat mendukung ide dan pengungkapan bahasanya. Entang memilih logam baik itu alumunium, stainless maupun kuningan. Material tersebut dipilih karena Entang ingin membicarakan tentang domestication, dan logam termasuk material yang akrab dengan kehidupan sehari-harinya. Menurutnya material-material tersebut telah ada dalam memori dan hanya butuh untuk mengaktifkannya kembali. Logam dengan sifat ketahanan, keras dan tajam banyak digunakan Entang dalam pembentukan karakter figur yang luwes dan menjulur karena pendistorsian. Hal itu menyimbolkan sesuatu yang mirip padahal bertolak belakang, diartikan seperti kehidupan dalam kepalsuan. Dalam perjalanan karyanya, Entang sangat produktif membuat karya dengan berbagai eksplorasi medium dengan tema-tema yang mencakup persoalan politik, ekonomi, krisis identitas dan isu budaya serta mencampurkan berbagai elemen tradisi dengan pendekatan kontemporer.

C. Tinjauan Karya Entang Wiharso

Entang Wiharso mulai meraih perhatian para pengamat seni rupa sejak pameran tunggal pertamanya bertajuk Konflik, Mimpi dan Tragedi di Purna Budaya Yogyakarta, 1995. Tahun 1996 ia masuk 100 besar dalam Philip Morris Art Awards, dan sebuah majalah berita nasional, Gatra, menobatkannya sebagai satu di antara Indonesian Top 36 Indonesia Artists 1996. Setahun kemudian ia berpameran tunggal di Native Gallery, Rhode Island, Amerika Serikat, sekaligus melakukan residensi di Providence, Rhode Island, dan berlanjut di di Pacific Bridge Contemporary Southeast Asian Art, Oakland, USA Oakland, California. Hasil dari rangkaian residensi itu kemudian memunculkan momentum pameran tunggalnya yang dianggap sebagai titik tolak perjalanan kesenimanannya, Nusa Amuk, tahun 2001, sebuah pameran keliling di Nadi Art