Tujuan Kritik Seni Kritik Seni

dalam kitab suci. 5 Nilai sosial, yaitu nilai yang menyangkut hubungan antar manusia dan pergaulan hidup. Nilai membedakan tindakan dan kualitas setiap manusia. Spranger, psikolog Jerman membedakannya berdasarkan nilai yang menguasai dirinya Tika, Pabundu dkk: 2008 disebutkan sebagai berikut 1 Manusia teoritis, nilai bagi manusia teoritis ialah menemukan kebenaran. Gemar mengumpulkan informasi, menganalisa, mengkritik dan menggunakan nalarnya. Ia bisa menjadi ilmuan dan filosof. 2 Manusia ekonomis, bagi manusia ekonomis, baik dan buruk diukur atau dinilai dari keuntungan. Perhatian utamanya adalah memiliki kekayaan atau uang banyak. 3 Manusia estetis, bagi manusia estetis nilai berada pada bentuk dan harmoni. Ia tertarik pada pengalaman-pengalaman artistik atau keindahan dan ia tidak harus seorang seniman. 4 Manusia sosial, nilai terbesar bagi manusia sosial adalah kasih sayang dan cinta. Demi persahabatan, ia rela berkorban. Umumnya, ia simpatik dan menarik. 5 Manusia politis, manusia politis tidak harus seorang politisi atau penguasa. Siapapun yang tertarik pada kekuasaan dan pengaruh, ia termasuk manusia politis. 6 Manusia religius, manusia religius memperoleh kebahagiaan dengan mendekati Tuhan. Manusia religius adalah manusia yang mengatur hidupnya berdasarkan nilai-nilai agama. Setiap individu memiliki nilai-nilai yang berbeda, bahkan dapat bertentangan dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Selain nilai personal, ada pula nilai sosial, yaitu nilai yang dianut oleh sebagian warga masyarakat. Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk Yesmil. A dan Andang: 2013. Menurut Yesmil. A dan Andang 2013, nilai sosial dapat berfungsi 1 Sebagai faktor pendorong, hal ini berkaitan dengan nilai- nilai yang berhubungan dengan cita-cita atau harapan. 2 Sebagai petunjuk arah mengenai cara berpikir dan bertindak, panduan menentukan pilihan, sarana untuk menimbang penghargaan sosial, pengumpulan orang dalam suatu unit sosial, sebagai benteng perlindungan atau menjaga stabilitas budaya. Dikemukakan oleh Huky dalam Tika: 2008 bahwa ciri-ciri nilai sosial sebagai berikut 1 Nilai merupakan konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi diantara anggota masyarakat. Nilai tercipta secara sosial bukan secara biologis ataupun bawaan lahir. 2 Nilai sosial diimbaskan. Nilai sosial dapat diteruskan dan diimbaskan dari satu orang atau kelompok ke orang atau kelompok lain melalui berbagai proses sosial, seperti kontak sosial, komunikasi, interaksi, difusi, adaptasi, adopsi, akulturasi, maupun asimilasi. 3 Nilai dipelajari. Nilai diperoleh, dicapai, dan dijadikan milik diri melalui proses belajar, yaitu sosialisasi yang berlangsung sejak lahir dalam keluarga. 4 Nilai memuaskan semua manusia dan mengambil bagian dalam usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial. Nilai yang disetujui dan yang telah diterima secara sosial itu menjadi dasar bagi tindakan dan tingkah laku pribadi, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan. 5 Nilai merupakan asumsi-asumsi abstrak dimana terdapat konsekuensi sosialtentang harga relatif dari objek dan masyarakat. Nilai- nilai sosial secara konseptual merupakan abstraksi dari unsur-unsur nilai dan berbagai objek dalam masyarakat. 6 Nilai-nilai cenderung berkaitan satu dengan yang lainnya dan membentuk pola-pola dan sistem nilai di dalam masyarakat. Dalam hal ini apabila tidak terjadi keharmonisan jalinan integral dari nilai-nilai akan timbul masalah sosial dalam masyarakat. 7 Sistem-sistem nilai beragam bentuknya antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sesuai dengan penilaianyang diperlihatkan oleh setiap kebudayaan terhadap bentuk-bentuk kegiatan tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. 8 Nilai selalu memberikan pilihan dari sistem-sistem nilai yang ada, sesuai dengan tingkatan kepentingannya. 9 Masing- masing nilai dapat mempunyai pengaruh yang berbeda