Sarana dan Prasarana Balai Latihan Kerja
56 belum menikah, tidak bekerja menganggur, dan tidak memilki
keterampilan. Adapun kriteria khusus yang harus dipenuhi bagi peserta Diklat teknisi handphone adalah berbadan sehat dan tidak buta
warna. 2
Proses Seleksi Peserta Pelaksanaan seleksi peserta program Diklat teknisi handphone
ini dilakukan oleh pihak pengelola yang telah dibentuk oleh BLK yang dilakukan melalui beberapa kegiatan, diataranya : 1 Sosialisasi,
2 pendaftaran dan seleksi peserta, 3 tes tertulis dan tes wawancara, 4 pengumuman dan daftar ulang bagi peserta yang lolos seleksi, bagi
peserta yang lolos seleksi diwajibkan untuk daftar ulang, hal ini dimaksudkan untuk mengecek administrasi keberlanjutan peserta
dalam mengikuti program Diklat di BLK.
Gambar 3. Proses Seleksi Calon Peserta Diklat Teknisi Handphone
Seleksi Peserta Diklat
Kerjasama dengan pihak kelurahan
Sosialisasi umum : Kelurahan desa setempat
Daftar calon peserta pelatihan sementara
Seleksi : Administrasi, wawancara
Perapihan dokumen peserta
pelatihan Keputusan daftar peserta
Diklat
57 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, peneliti
mendapatkan informasi bahwa jumlah peserta yang mendaftar untuk mengikuti program Diklat teknisi handphone di BLK berjumlah 48
orang, namun berdasarkan keterbatasan anggaran dana yang tersedia, jumlah peserta program Diklat teknisi handphone di BLK Sleman
hanya di batasi sebanyak 16 orang. Adapun dari jumlah peserta 16 tersebut terdiri dari 15 laki-laki dan 1 perempuan. Seperti yang
diungkapkan oleh “WS” selaku penanggung jawab sub kejuruan teknisi handphone, yaitu :
“Jumlah peserta program Diklat teknisi handphone di BLK berjumlah 16 orang terdiri dari 15 laki-laki dan 1 perempuan,
merupakan remaja putus sekolah yang berasal dari keluarga ekonomi lemah, diutamakan bagi mereka yang belum menikah,
dan tidak memiliki keterampilan”. Hal serupa diungkapkan “MD” selaku instruktur Diklat teknisi
handphone bahwa : “Yang menjadi peserta Diklat teknisi handphone di BLK
Sleman adalah remaja putus sekolah tidak memiliki keterampilan yang bertempat tinggal di wilayah Yogyakarta
khususnya kabupaten Sleman, yang mempunyai keinginan agar setelah mengikuti program Diklat teknisi handphone ini mareka
mempunyai bekal keterampilan, sehingga mereka dapat membuka lapangan kerja secara mandiri”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa rekruitmen peserta Diklat teknisi handphone di BLK dilakukan oleh
pihak pengelola BLK, adapun yang menjadi peserta program Diklat teknisi handphone ini adalah remaja putus sekolah sebanyak 16 orang,
diutamakan bagi remaja putus sekolah yang tidak mampu dari segi ekonomi dan tidak memiliki keterampilan.