Sarana Pendidikan Sarana Kesehatan Sarana Ibadah

14 kendaraan pribadi yang digunakan oleh masyarakat di Desa Sambaliang. Sepeda motor merupakan alat transportasi yang praktis dan ekonomis karena tidak seperti angkutan kota yang harus menunggu dan memakan waktu yang singkat.

2.5.2. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada di Desa Sambaliang ini masih sangat minim. Hanya ada satu Sekolah Dasar saja. Jika masyarakat Desa Sambaliang ingin melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi lagi mereka harus ke ibukota kecamatan untuk bersekolah. Tetapi hanya ada satu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan jika ingin melanjut haruslah keibukota kabupaten. Waktu yang dibutuhkan masyarakat Desa Sambaliang keibukota kecamatan adalah 0,5 jam, sedangkan keibukota kabupaten memakan waktu 1 jam dengan menggunakan angkutan desa atau becak bermotor.

2.5.3. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Desa Sambaliang adalah PUSTU Puskesmas Pembantu. Puskesmas pembantu didesa ini sekarang sudah tidak aktif lagi. Terakhir pada tahun 2008 puskesmas ini beroperasi. Alasan kenapa puskesmas ini tidak beroperasi lagi karena tenaga kesehatan tidak ada didatangkan oleh pihak pemerintah kabupaten. Sehingga taraf kesehatan di Desa Sambaliang masih minim, Hal ini ditandai ketika seseorang yang sakit harus berobat keluar dari desa sendiri dan pergi ke desa yang lain atau ke ibukota Kabupaten. Universitas Sumatera Utara 15

2.5.4. Sarana Ibadah

Sarana peribadatan yang ada di Desa Sambaliang terdiri dari 4 gereja dan 1 mesjid. Hal ini ditandai dengan banyaknya masyarakat yang memeluk agama Kristen yang ada di Desa Sambaliang. Pada hari Minggu biasanya digunakan oleh pemeluk agama Kristen untuk beribadah sedangkan pada hari Jumat digunakan oleh pemeluk agama Islam untuk beribadah. Universitas Sumatera Utara 16

BAB III TEKNOLOGI PERTANIAN DESA SAMBALIANG

3.1. Teknologi Pertanian Awal di Desa Sambaliang tahun 1890an - 1930an.

Pada masa 1890an setelah terbentuknya Desa Sambaliang, menurut perkataan informan dilapangan yaitu Asmin Sihombing, 46 tahun, bahwa mata pencaharian masyarakat pada saat itu adalah bercocok tanam. Jenis tanaman yang ditanam di desa tersebut masih hanya jenis tanaman muda palawija seperti : padi-padian, sayur-sayuran dan nilam. Dulunya tanaman padi-padian dan sayur- sayuran di desa ini hasilnya masih digunakan sebagai kebutuhan pokok sehari- hari.

3.1.1. Tanaman Palawija

Jenis tanaman palawija yang ditanam pada masa itu adalah jenis padi sawah dan umur tanaman ini berkisar antara 5–6 bulan. Proses penanaman padi pada awalnya dimulai dengan penanaman biji atau butir padi selama 1–1,5 bulan di tanah yang gembur. Proses penanaman butir padi itu sangat sederhana, hanya dengan menaburkan biji padi ketanah dengan menggunakan tangan. Setelah butir padi yang ditanam selama 6 minggu itu tumbuh menjadi bibit padi, kemudian bibit tesebut dapat dipindahkan ke sawah yang sudah dipersiapkan. Pengolahan tanah menjadi persawahan juga masih menggunakan alat-alat sederhana atau tradisional seperti cangkul yang berguna untuk menggemburkan tanah sehingga tanah tersebut menjadi lunak. Cangkul yang digunakan untuk menggemburkan tanah tersebut terbuat dari besi dan gagangnya terbuat dari kayu. Universitas Sumatera Utara