Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

6

2.4. Keadaan Penduduk

Penduduk Desa Sambaliang dihuni oleh etnis Batak dengan sub etnis yaitu etnis Batak Pak-Pak dan etnis Batak Toba. Enits Pak-Pak merupakan etnis asli dari Desa Sambaliang tersebut sementara etnis Batak Toba merupakan kelompok pendatang. Marga-marga yang ada di desa ini antara lain marga Pasi, Ujung. Tetapi saat ini, menurut data yang saya peroleh penduduk di daerah Desa Sambaliang mayoritas sudah di dominasi oleh masyarakat etnis Batak Toba yang antara lain bermarga Sihombing, Lumban Toruan, Silaban, Nababan.

2.4.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur

Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa Sambaliang, komposisi penduduk dilihat dari golongan umur pada Tahun 2009 adalah sebagai berikut : Tabel 2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur No Golongan Umur Jenis Kelamin Jumlah Persentase Pria Wanita 1 0 – 12 bulan 40 orang 49 orang 89 orang 7, 67 2 13 bulan – 4 tahun 32 orang 38 orang 70 orang 6, 03 3 5 tahun – 6 tahun 48 orang 72 orang 120 orang 10, 34 4 7 tahun –12 tahun 151 orang 164 orang 315 orang 27, 15 5 13 tahun–15 tahun 30 orang 42 orang 72 orang 6, 20 Universitas Sumatera Utara 7 6 16 tahun–18 tahun 32 orang 38 orang 70 orang 6, 03 7 19 tahun–25 tahun 70 orang 87 orang 157 orang 13, 53 8 26 tahun–35 tahun 35 orang 40 orang 75 orang 6, 46 9 36 tahun– 45 tahun 25 orang 28 orang 53 orang 4, 56 10 46 tahun– 50 tahun 21 orang 21 orang 42 orang 3, 62 11 51 tahun– 60 tahun 15 orang 22 orang 37 orang 3, 18 12 61 tahun– 75 tahun 10 orang 25 orang 35 orang 3, 01 13 76 tahun 10 orang 15 orang 25 orang 2, 15 Jumlah 519 orang 641 orang 1160 orang 100 Sumber : Data Statistik Pengolahan Profil Desa Sambaliang Tahun 2009, dikelola penulis Dari tabel 2 di atas, dapat di jelaskan bahwa usia produktif di Desa Sambaliang yaitu antara usia 16 – 46 tahun. Selain itu, data tersebut menunjukkan bahwa terdapat penduduk yang masih usia sekolah dan lanjut usia. Usia produktif tersebut, memungkinkan para petani dapat mengelola lahan pertanian mereka. Di samping itu, usia produktif yang masih sekolah dapat membantu orang tua mereka di ladang atau di sawah setelah mereka pulang dari sekolah. Universitas Sumatera Utara 8

2.4.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan data Tahun 2009, komposisi penduduk Desa Sambaliang dilihat dari pendidikan adalah sebagai berikut : Tabel 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Pendidikan Jenis kelamin Jumlah Persentase Pria Wanita 1 Buta huruf atau aksara 27 orang 35 orang 62 orang 5, 34 2 Putus sekolah 178 orang 115 orang 293 orang 25, 25 3 Tamat SDSederajat 270 orang 230 orang 500 orang 43, 10 4 Tamat SLTPSederajat 80 orang 30 orang 110 orang 9, 48 5 Tamat SMASederajat 70 orang 115 orang 185 orang 15, 94 6 UniversitasPT 3 orang 7 orang 10 orang 0, 86 7 Akademi - - - Jumlah 100 Sumber : Data Statistik Pengolahan Profil Desa Sambaliang tahun 2009, dikelola penulis Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia. Sehingga setiap orang atau keluarga selalu berusaha untuk memenuhi Universitas Sumatera Utara 9 kebutuhannya akan pendidikan. Begitu juga yang terjadi di Desa Sambaliang, dimana peran pendidikan itu berpengaruh dan merupakan bagian dalam kehidupan sehari-hari. Dari tabel 3 di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat pendidikan di Desa Sambaliang sangat bervariasi. Dimulai dari masyarakatnya yang buta huruf atau aksara berjumlah 62 orang dengan persentase sebesar 5, 34 , kemudian yang putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan sekolahnya berjumlah 293 orang dengan persentase sebesar 25, 25 , tamat SD atau sederajat berjumlah 500 orang dengan persentase sebesar 43,10 , tamat SLTP atau sederajat berjumlah 110 orang dengan persentase sebesar 9, 48 , tamat SMA atau sederajat berjumlah 185 orang dengan persentase sebesar 15, 94 , yang masuk atau tamat perguruan tinggi berjumlah 10 orang dengan persentase sebesar 0, 86 . Dari data ini dapat disimpulkan bahwa tingkat atau daya minat masyarakat Desa Sambaliang terhadap pendidikan masih minim. Hal ini dikarenakan faktor kebutuhan hidup mereka, dimana dengan membantu orang tua bekerja di ladang lebih baik daripada sekolah. Sehingga banyak anak-anak di Desa Sambaliang yang putus sokolahnya karena kurang biaya atau keharusan membantu orang tua bekerja di ladang setiap hari. Hal ini sudah ditanamkan pada mereka saat usia mereka masih anak-anak. Ketika orang tua mereka pergi bekerja di ladang, anak- anak mereka pun diajak ikut serta membantu orang tua mereka bekerja misalnya dengan menbantu orang tua mereka mencangkul di ladang. Universitas Sumatera Utara 10 Gambar 3 8

2.4.3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan