Hubungan-Hubungan Kekerabatan dan Pertemanan Agen Pemerintah dan Penyuluhan Dinas Pertanian

38 kemajuan pembangunan tentulah akan merasa sangat takut untuk mengambil resiko yang besar atau mencoba bereksperimen dalam usaha pertaniannya.

4.2.2. Hubungan-Hubungan Kekerabatan dan Pertemanan

Salah seorang informan yang pertama kali mempunyai mesin semprot dan jetor di Desa Sambaliang yaitu Bapak Surung Sihombing, 52 tahun mengatakan : “Saya mengetahui bahwa mesin semprot ini berguna sekali untuk tanaman jeruk saya, selain meringankan tugas saya waktu sayapun tidak banyak yang terbuang. Saya tahu tentang mesin ini dari saudara saya yang tinggal di Medan. Dari perkataan informan di atas diketahui pula bahwa bukan hanya media cetak atau elektronik saja yang menjadi sumber perubahan teknologi, tetapi adanya dorongan dari keluarga dan kerabat-kerabat dekat. Seperti yang dikatakan Bapak Surung Sihombing, ketika sanak keluarganya datang dari Kota Medan. Mereka bercerita panjang lebar tentang masalah pertanian yang akhirnya sanak keluarganya itu memberikan solusi bagaimana agar hasil pertanian yang dikelolanya sekarang dapat memberikan hasil yang memuaskan. Bagi kebanyakan petani di Desa Sambaliang, adanya kecenderungan untuk menerima adopsi inovasi ini secara umum dilatarbelakangi oleh suatu keinginan yang besar untuk meningkatkan pendapatan. Keinginan ini bukan berarti mereka ingin menjadi kaya raya atau berlomba-lomba bagi sesama mereka dalam hal kekayaan. Akan tetapi dari hasil pengamatan dan wawancara di lapangan penelitian bahwa bagi kebanyakan petani di Desa Sambaliang ada kecenderungan yang besar untuk meningkatkan pendidikan bagi anak-anaknya. Universitas Sumatera Utara 39 Kebutuhan akan pendidikan bagi mereka dan anak-anaknya sangat memegang peranan penting dalam upaya mendorong semangat mereka untuk menambah pendapatan. Pendidikan bukan hanya menambah tingkat kecerdasan akan tetapi lebih diarahkan untuk memperbaiki taraf hidup dikemudian hari.

4.2.3. Agen Pemerintah dan Penyuluhan Dinas Pertanian

Berdasarkan hasil wawancara dengan para tokoh masyarakat dan para pemilik lahan yang merupakan informan pangkal dalam penelitian ini, diperoleh keterangan bahwa usaha kearah modernisasi pertanian telah lama dilakukan di Desa Sambaliang ini yaitu sekitar tahun 1998. Pada masa itu melalui program pemerintah yang dicanangkan oleh Kabupaten Dairi kepada para petani di Desa Sambaliang ini diperkenalkan suatu model pertanian baru yang dinamakan dengan istilah intensifikasi pertanian. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan para petani atau taraf hidup masyarakat di Desa Sambaliang dan juga memperkenalkan jenis tanaman baru yang dapat ditanam di daerah tersebut. Program Pemerintah Kabupaten itu dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang sistem pertanian baru oleh dinas pertanian yang ada di Kabupaten Dairi. Mulai dari penyuluhan tentang bagaimana penanaman, pemeliharaan dan perawatan serta kendala-kendala yang dihadapi para petani ketika ada serangan hama yang merusak tanaman petani. Ini dilakukan secara berkala oleh dinas pertanian. Biasanya penyuluhan untuk para petani di Desa Sambaliang dilakukan setiap 3 bulan sekali. Universitas Sumatera Utara 40 Walau demikian, maksud pemerintah Kabupaten Dairi untuk mewujudkan program modernisasi pertanian bagi warga Desa Sambaliang tidaklah berjalan dengan mulus. Artinya, masih banyak tantangan dan hambatan yang perlu dijawab dan dicari jalan keluarnya. Hal ini terbukti dari pengamatan yang dilakukan terhadap tanaman cabai merah masyarakat setempat sering menyebutnya dengan kata Lasiak, yang rata-rata umur tanaman ini masih 2 bulan. Bentuk daun tanaman cabai ini mengeriting tidak seperti tanaman cabai yang biasanya serta memutih seperti terkena serangan hama ulat, buah yang dihasilkan berwarna merah kehitaman dan tidak besar. Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang informan, Luster Sianturi, 26 tahun mengatakan : “Kalau saya bang...menanam tanaman cabai ini sudah 3 tahun lebih, karena saya lihat sudah banyak warga Sambaliang yang menanam cabai. Dengar-dengar katanya menurut cerita masyarakat Desa Sambaliang harga cabai sekarang sudah naik..makanya saya tanam. Tapi yang menjadi masalah sekarang di desa ini masalah hama dan mahalnya harga pupuk..” Gambar 16 21 Gambar 17 22 21 Hasil tanaman cabai di Desa Sambaliang. 22 Petani sedang memanen tanaman cabai. Universitas Sumatera Utara 41 Memang kebanyakan dari petani di Desa Sambaliang pada mulanya sangat enggan untuk memulai bentuk pertanian baru seperti ini. Walaupun sebenarnya bila dilihat dengan kacamata ilmiah bahwa model pertanian yang akan diterapkan tersebut sangat menguntungkan dan tidak mempunyai perbedaan yang mencolok dengan usaha pertanian sebelumnya seperti tanaman padi. Pada masa awal pembangunan sektor pertanian di Desa Sambaliang cukup banyak mengundang berbagai pendapat bagi kalangan petani. Masing-masing bagian dari petani misalnya ; bagian kelompok etnis, tokoh-tokoh masyarakat, tuan tanah, bahkan sampai kepada kelompok yang lebih kecil lagi unit keluarga mempunyai pandangan dan harapan tersendiri terhadap program pembangunan pertanian tersebut.

4.2.4. Aparat Desa atau Kepala Desa Sambaliang