Pola Pemukiman dan Tata Guna Lahan

4 Berikut ini merupakan gambaran lokasi pertanian Desa Sambaliang : Gambar 1 6 Gambar 2 7

2.3. Pola Pemukiman dan Tata Guna Lahan

Desa Sambaliang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Berampu, Kabupaten Dairi. Jarak dari ibukota kabupaten dengan Desa Sambaliang ±12 Km yang memakan waktu ±1,5 jam dan jarak dari ibukota Kecamatan Berampu dengan Desa Sambaliang ±4 Km yang memakan waktu ±0,5 jam. Alat transportasi yang biasa digunakan oleh masyarakat Desa Sambaliang yaitu becak bermotor, sepeda motor dan angkutan desa, biasanya angkutan desa hanya akan masuk ke Desa Sambaliang pada saat ada pekan di kota atau masyarakat menyebutnya “maronan”. Sebelum menemukan desa ini, dari jalan yang dilalui angkutan kita akan menjumpai simpang. Dari simpang tersebut kita akan melewati Desa Bantu Horbo yang berbeda kecamatan dengan Desa Sambaliang, dimana Desa Bantu Horbo ini berada di Kecamatan Lae Parira. Desa Bantu Horbo ini merupakan tanah kelahiran dari mantan ketua DPRD Sumatera Utara yaitu Alm. H.Abdul Azis Angkat. Dari simpang tersebut ±2 km setelah 6 Jalan menuju ke Desa Sambaliang 7 Daerah pertanian masyarakat Desa sambaliang Universitas Sumatera Utara 5 melewati Desa Bantu Horbo, kita akan menemukan dua jalan menuju Desa Sambaliang. Jalan yang kearah kanan merupakan jalan menuju dusun I yaitu Bariba dan jalan yang kearah kiri merupakan jalan menuju dusun II yaitu Dolok. Dari dua arah jalan ini nantinya bertemu dusun III yaitu Pak-Pak sampai pada akhir jalan ini akan bertemu dengan dusun yang terakhir yaitu Kepar. Pertama- tama ketika memasuki Desa Sambaliang kita akan menemukan kantor Kepala Desa. Ketika memasuki Desa Sambaliang, beberapa rumah pertama yang dijumpai terlihat permanen, sebahagian lagi semi permanen dengan lantai semen, dinding setengah batu, setengah papan. Umumnya bangunan rumah cenderung semi permanen. Kebanyakan rumah penduduk dicat berwarna terang dan beratap seng yang sudah berwarna kecoklatan. Hampir seluruh rumah penduduk memiliki perkarangan halaman yang luas. Perkarangan tersebut dijadikan sebagai tempat menjemur hasil tani seperti padi, jagung, kopi, nilam serta sebagai tempat saat acara pesta. Beberapa rumah penduduk dibangun di lokasi kebun mereka, sehingga rumah terlihat dikelilingi oleh tanaman kopi, durian, kelapa dan beberapa pisang, tanaman nilam, kacang-kacangan. Selain itu, rumah penduduk yang beragama Kristen umumnya memiliki kandang ternak babi di belakang perkarangannya sedangkan yang beragama Islam memiliki kadang ternak kambing ataupun kerbau. Universitas Sumatera Utara 6

2.4. Keadaan Penduduk