Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan Ciri-ciri Kepuasan Pelanggan Model Pembentukan Kepuasan Dan Ketidakpuasan Pelanggan

3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi persepsi pelanggan terutama pada produk-produk yang dirasakan berisiko tinggi. 4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi pelanggan. Bagian pemasaran seharusnya tidak mempublikasikan iklan yang berlebihan dan melewati tingkat ekspetasi pelanggan.

2.4.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Lupiyoadi 2001 menyebutkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, antara lain: a. Kualitas Produk Pelanggan akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Produk dikatakan berkualitas bagi seseorang, jika produk itu dapat memenuhi kebutuhanya Montgomery dalam Lupiyoadi, 2001. b. Kualitas Pelayanan Pelanggan akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan harapan. c. Emosional Pelanggan merasa bangga ketika orang lain memujinya karena menggunakan merek tertentu. Kepuasan yang diperoleh tidak hanya karena faktor kualitas produk, tetapi nilai sosial atau self-esteem yang membuat pelanggan menjadi bangga. Universitas Sumatera Utara d. Harga Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi. e. Biaya Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu dan tenaga untuk mendapatkan suatu produk cenderung puas terhadap produk tersebut.

2.4.2 Ciri-ciri Kepuasan Pelanggan

Kotler 2000 menyatakan ciri-ciri pelanggan yang merasa puas sebagai berikut: a Loyal terhadap produk Pelanggan yang puas cenderung loyal dimana mereka akan membeli ulang dari produsen yang sama. b Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif. Komunikasi dari mulut ke mulut word of mouth communication yang bersifat positif yaitu rekomendasi kepada calon pelanggan lain dan mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan. c Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli merek lain. Ketika pelanggan ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan yang telah memberikan kepuasan kepadanya akan menjadi pertimbangan yang utama. Universitas Sumatera Utara

2.4.3 Model Pembentukan Kepuasan Dan Ketidakpuasan Pelanggan

Mowen dan Minor dalam Sumarwan, 2003:323 menerangkan teori kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan terbentuk dari model diskonfirmasi ekspektasi the expectancy disconfirmation model, yaitu menjelaskan bahwa kepuasan atau ketidakpuasaan pelanggan merupakan dampak dari perbandingan antara harapan pelanggan sebelum pembelian dengan kenyataan sesungguhnya yang diperoleh pelanggan dari produk atau jasa tersebut. Pelanggan akan memiliki harapan tentang bagaimana produk tersebut seharusnya berfungsi performance expectations. Harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi kualitas atau kualitas yang sesungguhnya dirasakan pelanggan. Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan pelanggan actual performance adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas produk tersebut. Setiap produk yang dicoba pelanggan selalu dievaluasi performanya agar sesuai dengan harapannya. Terdapat tiga akibat yang mungkin dihasilkan dari hasil evaluasi produk tersebut, yakni: a. Produk dapat berfungsi seperti yang diharapkan, disebut konfirmasi sederhana simple confirmation. Produk tersebut tidak memberi rasa puas dan produk tersebut tidak mengecewakan sehingga pelanggan akan memiliki perasaan netral. Universitas Sumatera Utara b. Produk dapat berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, disebut diskonfirmasi positif positive disconfirmation. Hal ini akan membuat pelanggan merasa puas. c. Produk dapat berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan, disebut diskonfimasi negatif negatif disconfirmation. Bila hal ini terjadi maka akan menyebabkan kekecewaan, sehingga pelanggan merasa tidak puas. Komponen penting dalam evaluasi setelah pembelian yaitu pengurangan ketidakpastian atau keraguan yang mungkin dialami oleh pelanggan mengenai pilihannya. Setelah melakukan pembelian, biasanya pelanggan mencoba meyakinkan dirinya bahwa pilihan yang telah diambilnya tepat, dalam arti tidak jauh berbeda dengan harapannya. Evaluasi setelah pembelian akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Kepuasan akan menyebabkan pembelian atau pemakaian ulang menjadi tinggi. Sebaliknya, ketidakpuasan mengakibatkan penghentian pembelian atau penggunaan produk tersebut. Evaluasi setelah pembelian merupakan umpan balik feed back sebagai pengalaman terhadap faktor psikologis pelanggan dan merupakan bahan pertimbangan untuk kepuasan di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Model Diskonfirmasi Ekspektasi Sumber: Mowen dan Minor dalam Sumarwan, 2003:323

2.4.4 Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan