meningkatkan permintaan inputnya sebesar 0,7294 satuan secara langsung yang berasal dari sektor-sektor lainnya, termasuk sektor industri makanan dan minuman
kecil itu sendiri. Sektor industri makanan dan minuman menengah memiliki nilai keterkaitan langsung ke belakang pada uruta ketiga yaitu sebesar 0,7279,
sedangkan sektor industri makanan dan minuman besar berada pada urutan kesebelas yaitu sebesar 0,5292.
Keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang untuk sektor industri makanan dan minuman kecil berada pada urutan pertama sebesar 2,1760 yang
berarti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir sebesar satu satuan, maka akan meningkatkan permintaan inputnya sebesar 2,160 satuan secara langsung
maupun tidak langsung yang berasal dari sektor-sektor lainnya, termasuk sektor industri makanan dan minuman kecil itu sendiri. Sektor industri makanan dan
minuman menengah memiliki nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang pada urutan ketiga yaitu sebesar 2,1061, sedangkan sektor industri
makanan dan minuman besar berada pada urutan kesepuluh yaitu sebesar 1,8611.
4.3. Analisis Dampak Penyebaran
Analisis dampak penyebaran digunakan untuk mengetahui distribusi kegunaan dari pembangunan suatu sektor terhadap perkembangan seluruh sektor
UKM Indonesia melalui mekanisme pasar input dan mekanisme pasar output. Kedua mekanisme ini masing-masing dapat diketahui melalui koefisien
penyebaran dan kepekaan penyebaran. Nilai koefisien penyebaran dan kepekaan penyebaran subsektor UKM Indonesia tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Koefisien penyebaran digunakan untuk mengetahui distribusi kegunaan dari perkembangan suatu sektor terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya
melalui mekanisme pasar input. Besarnya nilai koefisien penyebaran diperoleh dari nilai keterkaitan output langsung dan tidak langsung ke belakang yang
dibobot dengan jumlah seluruh sektor, kemudian dibagi dengan total nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung seluruh sektor yang menggunakan rumah
tangga sebagai variable eksogen dalam model. Sektor yang memiliki nilai koefisien penyebaran lebih dari satu menunjukkan bahwa sektor tersebut memiliki
kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan sektor hulunya. Koefisien penyebaran sektor industri makanan dan minuman kecil,
industri makanan dan minuman menengah maupun industri makanan dan minuman besar memiliki nilai lebih dari satu yaitu 1,3056 , 1,2637 dan 1,166
yang artinya sektor industri makanan dan minuman baik kecil, menengah maupun besar mempunyai kaitan ke belakang yang tinggi atau dengan kata lain
mempunyai kemampuan yang tinggi untuk membangun industri hulunya secara keseluruhan.
Kepekaan penyebaran digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan suatu sektor terhadap sektor-sektor lainnya melalui mekanisme pasar output.
Besarnya nilai kepekaan penyebaran diperoleh dari nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan yang dibobot dengan jumlah seluruh sektor, kemudian
dibagi dengan total keterkaitan langsung dan tidak langsung seluruh sektor. Sektor
yang memiliki nilai kepekaan penyebaran lebih dari satu menunjukkan bahwa sektor tersebut memiliki kemampuan untuk mendorong pertumbuhan produksi
seluruh sektor hilirnya.
Tabel 4.8. Nilai Koefisien Penyebaran dan Kepekaan Penyebaran Sektor- sektor UKM Indonesia Tahun 2007
Sektor Uraian Sektor
Kepekaan Penyebaran
Koefisien Penyebaran
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Kecil 1,6688
0,8217 2 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Menengah
0,7353 0,9177
3 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Besar 0,7815
0,7020 4 Penambangan dan penggalian Kecil
0,7062 0,8253
5 Penambangan dan penggalian Menengah 0,6347
0,8222 6 Penambangan dan penggalian Besar
1,1718 0,8248
7 Penambangan minyak, gas dan panas bumi 1,8836
0,6538
8 Industri makanan dan minuman Kecil 0,7834
1,3056 9 Industri makanan dan minuman Menengah
0,7707 1,2637
10 Industri makanan dan minuman Besar 1,1356
1,1166
11 Industri pengolahan lainnya Kecil 0,8451
1,2105 12 Industri pengolahan lainnya Menengah
0,8240 1,2681
13 Industri pengolahan lainnya Besar 2,8316
1,0450 14 Barang-barang hasil kilang minyak
1,4065 0,8054
15 Gas alam cair LNG 0,6237
0,9024 16 Industri semen
0,6531 1,1494
17 Industri logam dasar besi, baja dan logam bukan besibaja 0,9450
1,0516 18 Listrik, Gas dan air minum
0,9198 1,0892
19 Bangunan Kecil 0,7276
1,2036 20 Bangunan Menengah
0,6848 1,2209
21 Bangunan Besar 0,7103
1,2159 22 Jasa perdagangan, hotel dan restoran Kecil
1,7847 1,0086
23 Jasa perdagangan, hotel dan restoran Menengah 0,9077
0,9706 24 Jasa perdagangan, hotel dan restoran Besar
0,7095 0,7930
25 Jasa angkutan dan komunikasi Kecil 0,8722
1,1768 26 Jasa angkutan dan komunikasi Menengah
0,7802 1,1021
27 Jasa angkutan dan komunikasi Besar 1,1431
1,0814 28 Jasa lembaga keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan Kecil
0,7858 0,8992
29 Jasa lembaga keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan
Menengah 1,0953
0,8498 30
Jasa lembaga keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan Besar
1,3550 0,7899
31 Jasa-jasa Kecil 0,9974
1,0944 32 Jasa-jasa Menengah
0,6793 1,1016
33 Jasa-jasa Besar 0,7235
0,9937
Sumber: Tabel Input-Output UKM Indonesia Tahun 2007 updating, Klasifikasi 33
Sektor diolah
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa sektor industri makanan dan minuman besar memiliki nilai kepekaan penyebaran lebih dari satu yaitu sebesar
1,1356 sehingga sektor industri makanan dan minuman besar memiliki kemampuan untuk mendorong pertumbuhan produksi sektor hilirnya. Sedangkan
untuk sektor industri makanan dan minuman kecil maupun industri makanan dan minuman menengah memiliki nilai kepekaan penyebaran kurang dari satu yaitu
0,7834 dan 0,7707.
4.4. Analisis Pengganda