akhir pada suatu sektor sebesar satu unit baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menambah efek induksi konsumsi.
c. Pengganda Tenaga Kerja Labour Multiplier
Multiplier ini menunjukkan perubahan tenaga kerja akibat perubahan awal
dari sisi output. Multiplier ini tidak ada dalam Tabel I-O karena tidak mengandung variabel yang berhubungan dengan tenaga kerja, maka dalam Tabel
I-O harus menambahkan baris jumlah tenaga kerja untuk masing-masing sektor dalam perekonomian. Multiplier ini terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
Tipe I Tipe ini digunakan untuk melihat pengaruh penciptaan lapangan kerja akibat
perubahan output suatu sektor sebesar satu satuan. Tipe II
Tipe ini digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan lapangan kerja akibat perubahan dari penyerapan tenaga kerja disuatu sektor sebesar satu unit
diseluruh sektor perekonomian.
2.7. Penelitian Terdahulu
UKM disebut sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Sejak krisis ekonomi terjadi di Indonesia, UKM telah menujukkan untuk bertahan dari
krisis disaat industri besar banyak yang gulung tikar. Malik 2008, mengungkapkan bahwa investasi, tenaga kerja dan nilai ekspor UKM
berhubungan positif terhadap produksi UKM di Yogyakarta. Selain itu ditemukan juga bahwa elastisitas tenaga kerja dan modal investasi pada UKM ekspor lebih
besar daripada UKM non ekspor. Oleh karena itu, UKM mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia, baik dalam investasi, tenaga
kerja ataupun nilai ekspor yang dapat menambah PDB nasional. Namun, perkembangan UKM hingga saat ini belum mengalami perubahan yang berarti.
Jumlah UKM cukup banyak, tapi nilai tambahnya masih jauh lebih kecil dibanding dengan industri besar. Salah satu penyebabnya dikarenakan UKM
kekurangan modal untuk berproduksi. Menurut Irwanti 2007, kinerja industri kecil dan menengah di Indonesia
relatif baik dan secara positif dipengaruhi oleh input-input produksi barang modal dan tenaga kerja. Semua jenis skala industri di Indonesia baik UKM ataupun
usaha besar bersifat capital intensive. Selain itu, telah terbukti bahwa terdapat perbedaan skala pengguna faktor produksi antara UKM dengan usaha besar. UKM
berada pada kondisi decreasing return to scale, sedangkan industri besar berada pada kondisi constant return to scale. Perbedaan kualitas tenaga kerja antara
usaha kecil dan usaha besar menjadi penyebab relatif rendahnya pengaruh tenaga kerja terhadap peningkatan kerja.
Permasalahan yang dihadapi UKM secara umum masih terbilang tinggi. Anggraeni 2005 menjelaskan permasalahan yang dihadapi UKM adalah masalah
pemasaran, teknologi, manajemen keuangan dan masalah permodalan. Sedangkan Santoso 2006 menjelaskan strategi pengembangan UKM dengan cara
menambah jumlah pelanggan tetap, meningkatkan kapasitas penjualan, menambah kapasitas produksi, melakukan promosi, melakukan sistem pencatatan keuangan
dan administrasi, melakukan penelitian dan pengembangan pasar, meningkatkan
kualitas produk, meningkatkan sinergisme dan kemitraan serta melakukan studi banding.
Penelitian yang dilakukan oleh Azrin 2004 mengungkapan bahwa dengan alat analisis tabel I-O diketahui pengembangan UKM dapat memberikan
kontribusi untuk menekan terjadinya kebocoran wilayah yang ditimbulkan oleh sektor-sektor lain. Kebocoran wilayah ini terjadi karena tingginya keterkaitan
kebelakang sedang keterkaitan ke depannya cenderung rendah. Selain itu juga berkaitan dengan rendahnya dampak pengganda karena nilai tambah yang
seharusnya dapat ditangkap wilayah tersebut justru manfaatnya diambil wilayah lain. Pengembangan UKM di Kota Bogor memberikan dampak positif bagi
pengembangan wilayah, peningkatan lapangan pekerjaan dan penyerapan tenaga kerja, hal ini terkait dengan struktur perekonomian wilayah.
Penelitian yang telah dijelaskan di atas dijadikan literatur dan pembanding dalam penelitian ini. Penelitian kali ini menyajikan analisis peranan usaha kecil
dan menengah sektor industri makanan dan minuman terhadap perekonomian Indonesia dengan menggunakan analasis Input-Output. Dalam penelitian
sebelumnya di atas lebih membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja UKM secara keseluruhan diantaranya yaitu investasi, tenaga kerja dan nilai
ekspor. Selain itu juga membahas permasalahan yang dihadapi UKM dan juga peranan dari pengembangan UKM terhadap pengembangan ekonomi suatu
wilayah. Namun, pada dasarnya penelitian sebelumnya yang dijelaskan diatas
adalah sama yaitu menjelaskan bahwa UKM mempunyai peranan yang sangat
penting bagi perekonomian Indonesia, tetapi peranan tersebut belum optimal karena terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi oleh UKM.
2.8. Kerangka Penelitian