Pengganda Tenaga Kerja Labour Multiplier

j h = unsur-unsur matriks invers Leontief terbuka sektor j ij α = matriks kebalikan koefisien input model tertutup

3.5.3. Pengganda Tenaga Kerja Labour Multiplier

Pengganda tenaga kerja Labour Multiplier merupakan besarnya kesempatan kerja yang tersedia pada sektor tersebut sebagai akibat penambahan permintaan akhir dari sektor yang bersangkutan sebesar satu satuan rupiah. Multiplier tenaga kerja terbagi menjadi dua tipe, yaitu: • Tipe I Analisis yang mengukur perubahan permintaan akhir sebesar satu satuan mempengaruhi perubahan kesempatan kerja yang terjadi pada sektor-sektor dalam perekonomian. Oleh karena itu, multiplier tenaga kerja tipe I dapat dinotasikan dalam bentuk: = = n i ij j j e w 1 α 3.22 j j j e w W = 3.23 Keterangan: j w = multiplier tenaga kerja biasa sektor j j W = multiplier tenaga kerja tipe I sektor j e j = koefisien tenaga kerja ij α = matriks kebalikan koefisien input model terbuka • Tipe II Analisis yang mengukur perubahan permintaan akhir sebesar satu satuan mempengaruhi perubahan kesempatan kerja yang terjadi pada seluruh sektor dalam perekonomian dengan menambahkan dampak induksi konsumsi. Oleh karena itu, multiplier tenaga kerja tipe II dapat dinotasikan dalam bentuk: = = n i ij j j e w 1 α 3.24 j j j e w W = 3.25 Keterangan: j w = multiplier tenaga kerja total sektor j j W = multiplier tenaga kerja tipe II sektor j e j = koefisien tenaga kerja ij α = matriks kebalikan koefisien input model tertutup Tabel 3.1. Ringkasan Rumus Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Rumus Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Output Tipe I Biasa = = n i ij j O 1 α 3.16 Tipe II Total + = = 1 1 n i ij j O α 3.17 Pendapatan Biasa = = n i ij j j h y 1 α 3.18 Total = = n i ij j j h y 1 α 3.20 Tipe I j j j h y Y = 3.19 Tipe II j j j h y Y = 3.21 Tenaga Kerja Biasa = = n i ij j j e w 1 α 3.22 Total = = n i ij j j e w 1 α 3.24 Tipe I j j j e w W = 3.23 Tipe II j j j e w W = 3.25 Sumber : Miller Blair 1985

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Struktur Input Antara dan Permintaan Antara Usaha Kecil dan

Menengah Sektor Industri Makanan dan Minuman Berdasarkan analisis Tabel Input-Output Usaha Kecil dan Menengah UKM Indonesia tahun 2007 updating dapat dihasilkan gambaran mengenai struktur komposisi input antara dan distribusi permintaan antara dari UKM sektor industri makanan dan minuman di Indonesia pada tahun 2007. Gambaran komposisi input antara dan distribusi permintaan antara tersebut secara tidak langsung dapat menggambarkan keterkaitan ke belakang dan keterkaitan ke depan dari UKM sektor industri makanan dan minuman. Nilai secara lengkap disajikan pada Lampiran 2.

4.1.1. Struktur Input Antara UKM Sektor Industri Makanan dan Minuman

Tabel 4.1 memperlihatkan struktur komposisi input antara yang digunakan oleh sektor industri makanan dan minuman dalam proses produksinya. Input antara terbesar sektor industri makanan dan minuman berasal dari sektor industri pengolahan lainnya besar yaitu sebesar Rp. 823.168.413 juta atau 20,94 persen dari total keseluruhan input antara. Tingginya nilai input antara sektor industri makanan dan minuman yang berasal dari sektor industri pengolahan lainnya besar menjelaskan sektor industri makanan dan minuman mempunyai keterkaitan ke belakang yang kuat dengan sektor tersebut. Oleh karena itu, perubahan harga yang terjadi pada industri pengolahan lainnya besar dapat mempengaruhi produksi sektor industri makanan dan minuman dengan signifikan.

Dokumen yang terkait

Strategi Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Dalam Mengembangkan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Kerajinan Rotan Swaka Karya)

19 171 94

Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)Masyarakat Desa Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)Mandiri (Studi kasus di Desa Jorlang Huluan Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun)

7 132 78

Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Kemauan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

2 53 84

Pengaruh Pemberdayaan Usaha Kecil Dan Menengah Terhadap Pembangunan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Karo (Studi pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karo)

39 304 119

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Debitur Dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pada Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Ar- Ridhwan di Kota Medan

0 42 110

Evaluasi Program Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kota Medan(Studi Dekriptif tentang Pengembangan Jaringan Pemasaran UKM di Dinas Koperasi Kota Medan)

0 43 112

Dampak Ekoncuni Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Sektor Perdagangan terhadap Perekonomian Kota Bogor

0 6 273

Analisis Peranan Industri Makanan dan Minuman Dalam Perekonomian Kabupaten Tangerang

0 12 135

Analisis Peranan dan Dampak Investasi Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian Indonesia

1 4 203

Dampak Ekoncuni Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Sektor Perdagangan terhadap Perekonomian Kota Bogor

0 10 263