Kondisi Kecukupan Kalori dan Protein

4. DINAMIKA POLA KONSUMSI DAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

4.1 Kondisi Kecukupan Kalori dan Protein

Keseimbangan kontribusi diantara jenis pangan yang dikonsumsi masyarakat adalah salah satu aspek penting dalam menentukan standar gizi. Kekurangan konsumsi gizi bagi seseorang dari standar minimum umumnya akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, aktivitas dan produktivitas kerja. Dalam jangka panjang kekurangan konsumsi pangan dari sisi jumlah dan kualitas terutama pada anak balita akan berpengaruh terhadap kualitas sumberdaya manusia. Diantara banyaknya kandungan zat gizi, kecukupan energi dan protein dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi gizi masyarakat dan juga keberhasilan pemerintah dalam pembangunan pangan, pertanian, kesehatan, dan sosial ekonomi secara terintegrasi Moeloek, 1999. Jumlah rumah tangga sampel SUSENAS di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2002 adalah 8.621 rumah tangga. Sampel SUSENAS pada tahun 2005 adalah sebesar 8.502 rumahtangga. Penambahan jumlah sampel SUSENAS terjadi pada tahun 2008 yaitu menjadi sebesar 29.646 rumah tangga. Pangsa pengeluaran pangan yang merupakan satu indikator penentu ketahanan pangan rumah tangga masih mencapai proporsi yang cukup besar di Provinsi Jawa Timur. H asil pengolahan data SUSENAS menunjukkan bahwa terjadi penurunan pangsa pengeluaran untuk pangan yang diimbangi dengan kenaikan konsumsi kalori masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan di masyarakat. Tabel 4 menunjukkan bahwa pangsa pengeluaran pangan untuk pedesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Hal ini mengindikasikan bahwa kesejahteraan masyarakat perkotaan masih lebih baik dibandingkan masyarakat pedesaan. Selama ini pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah maupun sektor swasta masih bias pada perkotaan dan hasilnya lebih dinikmati oleh masyarakat perkotaan. Kondisi ini menyebabkan kesenjangan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan. Ariani, 2004. Tabel 4 Pangsa pengeluaran pangan dan kecukupan pangan di Provinsi Jawa Timur Pangsa Kalori Protein Pangsa Kalori Protein Pangsa Kalori Protein Pangan kkal gr Pangan kkal gr Pangan kkal gr 1 Kota 54,36 1.913,33 54,78 45,88 1.979,16 57,97 47,43 1.903,50 56,06 2 Desa 61,99 1.926,50 51,86 57,35 2.006,78 55,78 57,01 1.913,00 52,99 3 Total 57,87 1.920,83 53,12 50,76 1.995,08 56,71 51,21 1.908,35 54,49 2008 2005 Uraian 2002 Sumber : BPS, diolah Kecukupan pangan dan gizi berkaitan erat dengan upaya peningkatan sumberdaya manusia. Pengolahan data SUSENAS menunjukkan, rata-rata konsumsi kalori di Provinsi Jawa Timur masih dibawah rata-rata calorie intake yang dianjurkan Lampiran 1 yaitu 96 persen pada tahun 2002, 99 persen pada tahun 2005 dan 95 persen pada tahun 2008. Antara tahun 2002, 2005 dan 2008 terdapat penurunan standar deviasi. Hal ini memperlihatkan kondisi antar kabupatenkota yang semakin konvergen. Jika dilihat antar kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur Lampiran 1, maka pada tahun 2002 dan 2005 terdapat 5 kabupatenkota yang telah melebihi standar kecukupan kalori yang dianjurkan. Tahun 2002, kabupatenkota yang mencapai rata- rata kalori diatas standar yang dianjurkan adalah Sidoarjo, Ngawi, Sumenep, Mojokerto dan Madiun. Pada tahun 2005 terjadi perubahan kabupatenkota yang telah mencukupi kebutuhan kalori menjadi Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Madiun dan Batu. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan kabupatenkota yang diatas rata-rata kecukupan kalori yang dianjurkan yaitu menjadi 7 kabupatenkota. Tujuh kabupatenkota tersebut adalah Pacitan, Trenggalek, Banyuwangi, Bondowoso, Mojokerto, Nganjuk dan Tuban. Selain kecukupan kalori, kecukupan protein juga menjadi indikator kualitas pangan yang perlu diperhitungkan. Berdasarkan data SUSENAS, kecukupan protein yang dikonsumsi masyarakat Jawa Timur telah mencapai standar yang dianjurkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi WNPG VIII tahun 2004, yaitu 52 gram proteinkapitahari. Perbandingan antara pedesaan dan perkotaan memperlihatkan bahwa kecukupan protein di pedesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan Tabel 4.

4.2. Pola Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Jawa Timur