Penghitungan Ketahanan Pangan Analisis SpasialSistem Informasi Geografis SIG

3.2 Metode Analisis

Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis model dengan menggunakan pendekatan ekonometrika. Metoda dan teknik apa yang digunakan tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dan jenis data yang dianalisis. Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis sederhana yang bertujuan mendeskripsikan dan mempermudah penafsiran yang dilakukan dengan membaca tabulasi silang antar peubah dan grafik untuk ketahanan pangan di Provinsi Jawa Timur. Pada penelitian ini analisis yang dilakukan dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahap dalam satu kerangka analisis sesuai dengan tujuan yang ingin diperoleh. Informasi yang didapatkan dalam tiap tahapan diperlukan untuk menjustifikasi pentingnya kenapa analisis tahap berikutnya perlu dilakukan. Hal ini akan membuat metode analisis lebih terarah dan sistematis.

3.2.1 Penghitungan Ketahanan Pangan

Meskipun banyak ahli yang mendefinisikan ketahanan pangan rumah tangga dengan menggunakan berbagai macam indikator, namun dalam penelitian ini ketahanan pangan rumah tangga diidentifikasi dengan dua indikator yaitu ketercukupan kalori yang dikonsumsi dengan besarnya pengsa pengeluaran makanan. Hal ini adalah berdasarkan klasifikasi silang yang digunakan Jonsson dan Toole dalam Maxwell et al. 2000. Adapun derajat ketahanan pangan rumah tangga berdasarkan ketercukupan gizi dan pangsa pengeluaran terihat pada Tabel 2 yaitu sebagai berikut : Tabel 2 Pengukuran derajat ketahanan pangan rumah tangga Rendah 60 Tinggi 60 Tahan Pangan Rentan Pangan kategori 0 kategori 1 Kurang Pangan Rawan Pangan kategori 2 kategori 3 Ketercukupan kalori Pangsa Pengeluaran Makanan Cukup 80 Kurang 80 Sumber : Jonsson dan Toole et al. 1991 dalam Maxwell 2000 Pada penelitian ini yang dimaksud pangsa pengeluaran pangan adalah rasio pengeluaran untuk belanja pangan dan pengeluaran total penduduk selama sebulan. Pangsa pengeluaran pangan penduduk diperoleh dengan menggunakan data di tingkat rumah tangga kemudian dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga. Besar pangsa pengeluaran terhadap total pengeluaran diperoleh dari data Susenas BPS. Perhitungan pangsa pengeluaran pangan pada berbagai kondisi, yaitu agregat, desa-kota, dan berbagai kelompok pendapatan penduduk menggunakan formula berikut: PFt = PP t x 100 persen 3.1 TPt dimana: PF = Pangsa pengeluaran pangan persen PPt = Pengeluaran untuk belanja pangan Rpbulan TPt = Total pengeluaran Rpbulan

3.2.2 Analisis SpasialSistem Informasi Geografis SIG

Analisis spasial secara sederhana dapat diartikan sebagai analisis yang menggunakan referensi keruangan geografi. Sistem Informasi Geografis SIG merupakan suatu alat untuk pengambilan, penyimpanan, penganalisisan, dan penampilan data Sulaeman, 2005. Setiap bagian dari analisis spasial dapat memberikan gambaran tentang suatu fenomena, memberikan informasi mengenai lokasi dan juga persebaran fenomena tersebut dalam suatu wilayah. Penyajian data spasial memerlukan dukungan suatu Sistem Informasi Geografi SIG. Menurut As-syakur 2006 SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi. SIG merupakan suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan spasial bersamaan dengan seperangkat operasi kerja. Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Tujuan penggunaan analisis spasial pada penelitian ini adalah membuat peta tematik yaitu peta yang akan memberikan gambaran data kedalam referensi geografi. Penelitian ini akan menyusun peta tematik kerawanan pangan menurut kabupatenkota di provinsi Jawa Timur. Peta tematik yang disusun akan menggunakan peta dasar dari BPS.

3.2.3 Regresi Data Panel