4.2. Pola Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Jawa Timur
Pola konsumsi masyarakat Jawa Timur masih didominasi oleh kelompok padi-padian yang mencapai sekitar 20 persen Tabel 5. Namun, persentase ini
lambat laun menurun seiring dengan peningkatan konsumsi makanan dan minuman jadi. Hal tersebut dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup sehingga
lebih menyukai komoditas instan dan cepat saji. Tabel 5 Persentase konsumsi makanan di Provinsi Jawa Timur
Kota Desa Total
Kota Desa Total
Kota Desa Total
1 Padi-padian 18,98
29,48 24,10
14,54 23,52
18,82 15,48
23,29 18,90
2 Umbi-umbian 0,90
1,29 1,09
0,75 1,14
0,94 0,73
1,10 0,89
3 Ikan 7,21
7,53 7,37
7,28 7,74
7,50 6,14
6,45 6,28
4 Daging 6,53
3,37 4,99
6,58 3,92
5,31 4,60
2,46 3,66
5 Telur dan susu 7,50
5,04 6,30
7,98 5,58
6,84 7,99
5,19 6,76
6 Sayur 7,76
9,49 8,60
7,03 9,26
8,09 7,34
9,54 8,30
7 Kacang-kacangan 5,34
6,10 5,71
4,95 6,46
5,67 5,38
6,21 5,74
8 Buah 5,70
4,48 5,10
5,47 4,46
4,99 4,70
3,76 4,29
9 Minyak dan Lemak 4,40
5,61 4,99
4,17 5,34
4,73 5,49
7,05 6,17
10 Bahan minuman 5,27
6,45 5,85
4,46 5,53
4,97 3,95
5,47 4,61
11 Bumbu-bumbuan 3,26
3,68 3,46
2,99 3,74
3,35 2,60
3,26 2,89
12 Konsumsi lainnya 3,07
2,45 2,77
2,97 2,98
2,97 2,91
3,05 2,97
13 Makanan dan minuman jadi 24,09
15,02 19,67
30,83 20,32
25,82 32,68
23,17 28,53
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100,00 100,00 100,00 Komoditi
2002 2005
2008
TOTAL
Sumber : BPS, diolah
Perbandingan antara perkotaan dan pedesaan menunjukkan bahwa persentase konsumsi padi-padian di daerah pedesaan masih jauh lebih besar
daripada di perkotaan. Di sisi lain, persentase konsumsi makanan dan minuman jadi di perkotaan jauh lebih besar daripada di pedesaan. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan gaya hidup masyarakat perkotaan dan pedesaan. Di wilayah perkotaan dengan segala aktivitas yang padat, membuat masyarakat lebih mudah
mengkonsumsi makanan dan minuman jadi dibandingkan dengan memasak sendiri. Sebaliknya, di daerah pedesaan masyarakat memiliki sumberdaya tenaga
maupun waktu yang cukup sehingga lebih memilih memasak makanannya sendiri di rumah.
Padi-padian menjadi konsumsi utama masyarakat pedesaan pada awal periode penelitian yaitu tahun 2002. Pada tahun berikutnya, terjadi perubahan
dengan mengecilnya pangsa padi-padian dan meningkatnya makanan dan minuman jadi. Pada tahun 2008, konsumsi makanan dan minuman jadi di
pedesaan hampir sama dengan konsumsi padi-padian. Hal yang menarik dalam
penelitian ini adalah ketika dilihat makanan dan minuman jadi yang menempati porsi terbesar adalah pecel 19,71 persen, makanan ringan anak-anak 14,60
persen dan mie rebusbakso 13,36 persen. Kondisi ini sangat ironis mengingat konsumsi sumber protein di pedesaan masih rendah, namun konsumsi makanan
dan minuman jadi justru meningkat. Diantara kelompok padi-padian, beras merupakan komoditi terbanyak yang
dikonsumsi, mencapai lebih dari 90 persen. Sedangkan komoditi lainnya memiliki persentase yang sangat kecil Tabel 6. Dari kelompok padi-padian, konsumsi
tepung terigu di perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan di pedesaan dan lambat laun mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan banyaknya jenis
makanan di perkotaan yang pengolahannya membutuhkan tepung terigu. Tabel 6 Persentase konsumsi padi-padian di Provinsi Jawa Timur
Kota Desa Total
Kota Desa Total
Kota Desa Total
1 Beras 96,73 92,73
94,35 95,71
91,62 94,37
95,72 91,31
93,35 2 Beras ketan
0,16 0,18
0,17 0,11
0,27 0,17
0,13 0,13
0,13 3 Jagung basah
0,32 0,35
0,34 0,88
0,38 0,34
0,81 0,56
0,67 4 Jagung pipilan
1,23 5,91
4,01 0,69
6,14 3,99
1,41 6,29
4,04 5 Tepung beras
0,62 0,32
0,44 0,95
0,61 0,44
0,69 0,74
0,72 6 Tepung jagung
0,03 0,03
0,03 0,09
0,06 0,03
0,04 0,09
0,06 7 Tepung terigu
0,89 0,45
0,63 1,46
0,86 0,63
1,14 0,86
0,99 8 Lainnya
0,03 0,03
0,03 0,11
0,05 0,03
0,06 0,03
0,04 TOTAL
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100,00 100,00 100,00 Komoditi
2002 2005
2008
Sumber : BPS, diolah
4.3 Ketersediaan Pangan di Provinsi Jawa Timur