Uji Kausalitas Granger Uji Lag Optimum

menunjukkan bahwa semua peubah atau variabel data yang digunakan dalam penelitian ini tidak stasioner, maka data perlu dilakukan uji stasioneritas lebih lanjut yaitu pada pembedaan pertama atau first difference. Hasil uji first difference dapat dilihat pada Tabel 2 berikut. Tabel 2. Hasil Uji Stasioner First Difference Variability Test Critical Value 5 t-statistic Probability KKOL -2.976.263 -5.241.454 0.0005 LH -2.976.263 -4.921.974 0.0002 TR -2.971.853 -2.644.743 0.0963 Pembedaan pertama kembang kol dan lettuce head sudah stasioner, tetapi tomat beef masih tidak stasioner yang terlihat pada Tabel 2, maka harus dilakukan uji stasioner lebih lanjut yaitu pada pembedaan kedua atau second difference. Hasil second difference untuk tomat beef dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Hasil Uji Stasioner Second Difference Variability Test Critical Value 5 t-statistic Probability TR -2.976.263 -6.759.467 0.0000 Pembedaan kedua tomat beef sudah stasioner yang terlihat pada Tabel 3. Artinya data stasioner pada pembedaan kedua, karena seluruh peubah atau variabel harus berada pada derajat yang sama, pada penelitian ini yaitu pada derajat pembedaan kedua. Dari uji stasioneritas yang dilakukan sudah dapat menentukan model peramalan yang akan dipilih yaitu model VECM. Hasil uji stasioneritas pada setiap level dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 7, 8, dan 9.

4.2.2 Uji Kausalitas Granger

Uji Kausalitas Granger dilakukan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara variabel-variabel atau peubah yang digunakan dalam penelitian ini atau yang ada dalam model. Hubungan kausalitas antar variabel atau peubah dapat diketahui dengan melakukan Pairwise Granger Causality Test. Hasil uji kausalitas Granger apabila nilai probability variabel lebih kecil dari atau sama dengan 5 persen maka terdapat hubungan kausalitas diantara variabel tersebut. Tetapi sebaliknya jika nilai probability lebih dari 5 persen maka tidak terdapat hubungan kausalitas diantara variabelnya. Hasil uji Kausalitas Granger dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Kausalitas Granger Null Hypothesis: F-Statistic Probability Hasil Pengujian Hubungan Kasusalitas LH does not Granger Cause KKOL 3.79253 0.0377 Ada hubungan Hubungan satu arah dari lettuce head ke kembang kol KKOL does not Granger Cause LH 3.02112 0.0684 Tidak ada hubungan TR does not Granger Cause KKOL 1.99773 0.1585 Tidak ada hubungan Tidak terjadi hubungan kausalitas KKOL does not Granger Cause TR 1.82107 0.1844 Tidak ada hubungan TR does not Granger Cause LH 0.21765 0.8060 Tidak ada hubungan Tidak terjadi hubungan kausalitas LH does not Granger Cause TR 1.29882 0.2921 Tidak ada hubungan Terlihat pada Tabel 4 pada pengujian ini diketahui uji kausalitas menunjukkan hasil bahwa variabel-variabel atau peubah permintaan komoditas hanya terdapat satu hubungan kausalitas, yaitu antra lettuce head dan kembang kol. Hubungan kausalitas tersebut hanya satu arah yang diartikan bahwa permintaan lettuce head mempengaruhi permintaan kembang kol. Hasil uji Kausalitas Granger secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 10.

4.2.3 Uji Lag Optimum

Penentuan panjang lag dalam model VAR menunjukkan derajat bebas. Peramalan dengan menggunakan pendekatakan model VAR - VECM sangat sensitif terhadap jumlah lag yang digunakan. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan jumlah lag optimum yang dapat digunakan dalam variabel yang akan dianalisis. Penentuan lag dapat digunakan dengan beberapa pendekatan antara lain Likelihood Ratio LR, Final Prediction Error FPE, Akaike Information Criterion AIC, dan Schwarz Criterion SC. Model yang baik adalah model yang mampu memberikan tingkat residual atau error yang paling kecil. Model dengan nilai AIC atau SC terkecil dipilih sebagai model terbaik dengan panjang lag yang cukup efisien. Hasil pengujian lag optimum dapat dilihat pada Tabel 5 dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11. Terlihat pada Tabel 5, hanya AIC yang menentukan panjang lag yang berbeda, sedangkan LR, FPE, SC, dan HQ menentukan panjang lag yang sama yaitu pada lag satu. Karena empat kriteria memberikan hasil yang sama, maka dipilih panjang lag satu. Penelitian ini panjang lag optimum berada pada lag satu, ini akan menentukan lag yang berpengaruh pada perhitungan peramalan. Tabel 5. Hasil Uji Lag Optimum

4.2.4 Uji Kointegrasi