4.1.6 Pola Kemitraan
Pemenuhan kebutuhan pasar memerlukan kontinuitas produksi yang berjalan dengan baik. Namun, pihak perusahaan menyadari
adanya keterbatasan yang dimilikinya terutama dalam hal luas lahan dan besarnya biaya investasi. Oleh karena itu, dibentuk suatu pola kerja
sama berupa kemitraan dengan petani di sekitar wilayah Gadog. Produk PT Saung Mirwan selain dari produksi sendiri,
perusahaan juga menjalin kerja sama kemitraan dengan sistem yang terjalin ada dua macam yaitu mitra tani dan mitra beli. Mitra beli
dikelola oleh divisi pengadaan, sedangkan mitra tani sendiri dikelola oleh divisi kemitraaan yang berada di dalam bidang produksi. Mitra tani
secara umum adalah mitra yang terprogram dalam harga, kuantitas, dan komoditi yang sudah ada kesepakatan sebelum tanam dengan petani
yang akan di tanam pada lahan petani yang melakukan kemitraan. Komoditas yang banyak ditanam oleh mitra tani diantaranya yaitu
edamame, caysin, lettuce head, tomat jenis TW, dan selada. Setiap mitra tani yang bekerja sama didampingi oleh penyuluh dari PT Saung
Mirwan yang akan mengawasi, memberikan arahan komoditas yang cocok untuk ditanam dilahan tersebut, memberikan penjelasan
mengenai cara menanam dan memelihara sayuran yang ditanam dengan baik, dan memberikan penjelasan mengenai proses produksi lainnya
agar komoditas yang dipanen menghasilkan produk yang optimal Sedangkan mitra beli adalah mitra yang tidak terprogram, apabila
perusahaan membutuh komoditi yang ada pada petani maka perusahaan akan mengajukan permintaan pada petani tersebut dengan harga yang
ditentukan sesuai dengan harga pada saat itu dipasaran. PT Saung Mirwan dalam memenuhi produk sayuran yang
diminta oleh customer dipasok oleh mitra tani di daerah Gadog. Komoditi yang diproduksi oleh mitra tani di wilayah Gadog adalah
buncis mini, edamame, okra, pakchoi baby, pakchoi hijau, shisito, tomat cherry, tomat rianto atau beef tomato, tomat jenis TW, dan benih
edamame. Konsistensi dan kesinambungan produksi PT SM tercapai melalui kemitraan ini. Pola kemitraan memberikan manfaat yang
dirasakan besar bagi PT SM. Pola kemitraan ini dapat dikatakan cukup rumit dan merupakan suatu proses dalam melakukan usaha. Persoalan
utama yang dihadapi oleh perusahaan adalah bagaimana mengubah cara berpikir dan bekerja yang berawal dari sederhana dan tradisional hingga
menjadi berwawasan bisnis yang menerapkan teknologi sesuai dan tepat guna.
Awalnya mitra tani hanya berjumlah puluhan. Sekarang ini, mitra tani PT SM telah mencapai hampir 300 petani yang tersebar di
wilayah Jawa Barat. Mereka memasok lebih dari 60 jenis sayuran. Kerja sama yang dilakukan PT SM dengan mitra tani adalah
berdasarkan kesepakatan yang tertuang dalam Memorandum of Understanding MoU. Sistem kemitraan dengan mitra tani ini,
perusahaan menyediakan sarana produksi yang dibutuhkan para petani saprodi, seperti bibit, pupuk, obat-obatan, dan lain-lain. Kemudian
para petani tersebut menjual hasil produksinya ke PT SM. Keberhasilan pola kemitraan ini karena didasari azas kesetaraan di dalam menikmati
keuntungan pada pihak-pihak yang terlibat. Banyak manfaat yang dirasakan oleh banyak pihak dari kemitraan ini, antara lain
bertambahnya tenaga kerja pertanian yang semakin terampil, berkualitas, dan siap pakai. Sekarang ini sudah banyak dijumpai
pertanian yang di daerah terpencil dapat membudidayakan sayuran di dalam green house dengan berbagai ukuran, bila dibandingkan pada
puluhan tahun yang lalu hanya sedikit perusahaan yang melakukan teknologi budi daya sayuran dalam green house ini. Walaupun hanya
terbuat dari bahan yang sederhana, tetapi kualitas hasil produksinya tidak berbeda dengan produk yang dihasilkan oleh green house yang
menggunakan teknologi lebih modern.
4.1.7 Pemasaran