Uji Kointegrasi Hasil Analisis

LR, Final Prediction Error FPE, Akaike Information Criterion AIC, dan Schwarz Criterion SC. Model yang baik adalah model yang mampu memberikan tingkat residual atau error yang paling kecil. Model dengan nilai AIC atau SC terkecil dipilih sebagai model terbaik dengan panjang lag yang cukup efisien. Hasil pengujian lag optimum dapat dilihat pada Tabel 5 dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 11. Terlihat pada Tabel 5, hanya AIC yang menentukan panjang lag yang berbeda, sedangkan LR, FPE, SC, dan HQ menentukan panjang lag yang sama yaitu pada lag satu. Karena empat kriteria memberikan hasil yang sama, maka dipilih panjang lag satu. Penelitian ini panjang lag optimum berada pada lag satu, ini akan menentukan lag yang berpengaruh pada perhitungan peramalan. Tabel 5. Hasil Uji Lag Optimum

4.2.4 Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan karena data yang digunakan berfluktuasi dengan asumsi data tidak stasioner dan menentukan apakah mengalami kointegrasi atau tidak. Proses kointegrasi ini memberikan informasi mengenai hubungan jangka panjang yang ada dengan menggunakan data deret waktu yang tidak stasioner. Dua variabel atau lebih yang tidak stasioner sebelum dilakukan pembedaan tetapi stasioner setelah dilakukan pembedaan pada tingkat pertama, maka besar kemungkinan terdapat hubungan jangka panjang diantara variabel atau peubah tersebut pada penelitian ini dalam 50 periode ke depan yang diteliti. Namun, proses pembedaan ini justru akan menghilangkan hubungan jangka panjang yang mungkin terdapat dalam variabel- variabel atau peubah deret waktu yang diteliti dan hanya memberikan Lag LogL LR FPE AIC SC HQ -5.908.071 NA 8.58e+16 47.50457 47.65083 47.54514 1 -5.577.490 55.53762 1.26e+16 45.57992 46.16498 45.74219 2 -5.484.960 13.32428 1.29e+16 45.55968 46.58354 45.84366 3 -5.408.992 9.116235 1.58e+16 45.67193 47.13458 46.07761 4 -5.330.136 7.570129 2.10e+16 45.76109 47.66254 46.28847 5 -5.203.176 9.141139 2.27e+16 45.46541 47.80565 46.11449 hubungan jangka pendek deret waktu tersebut. Langkah selanjutnya, untuk mengetahui keterkaitan jangka panjang antar variabel-variabel atau peubah permintaan, maka dilakukan analisis dengan menggunakan uji kointegrasi Johansen. Variabel-variabel yang akan diuji harus merupakan variabel yang stasioner pada derajat yang sama. Hasilnya jika nilai Trace Statistic lebih kecil dibandingkan dengan nilai Critical Value maka variabel-variabel tidak terkointegrasi, sebaliknya jika nilai Trace Statistic-nya lebih besar dibandingkan dengan nilai Critical Value maka variabel-variabel terkointegrasi. Hasil uji kointegrasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Hasil Uji Kointegrasi Hypothesized Eigenvalue Trace 0.05 Prob. No. of CEs Statistic Critical Value None 0.981953 114.4954 29.79707 0.0000 At most 1 0.384318 18.14015 15.49471 0.0195 At most 2 0.237242 6.499555 3.841466 0.0108 Trace test indicates 3 cointegrating eqns at the 0.05 level Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa terdapat variabel-variabel atau peubah yang terindikasi terkointegrasi pada derajat kepercayaan 5 persen. Adanya kointegrasi variabel terhadap variabel lain, hal ini menandakan bahwa terdapat hubungan jangka panjang diantara komoditas sayuran kembang kol, lettuce head, dan tomat beef dalam penelitian ini. Hasil uji kointegrasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12.

4.2.5 Estimasi VECM Vector Error Correction Model