pada perusahaan, tetapi dengan jumlah yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan permintaan dari customer process.
4.1.8 Pelayanan Terhadap Pelanggan
PT Saung Mirwan berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya. Pelayanan yang diberikan salah satunya
yaitu kesiapan setiap personil atau karyawan untuk dapat dihubungi setiap saat oleh pelanggan. Pelanggan dapat memesan dan
membicarakan masalah yang terkait dengan pemesanan, pertanyaan yang diajukan oleh pelanggan, dan penjelasan yang dibutuhkan dari
pihak perusahaan. Bentuk pelayanan lainnya yaitu seperti pengiriman pesanan
produk yang terjadwal sesuai dengan permintaan pelanggan. Sayuran memiliki daya tahan yang tidak lama, maka sayuran yang telah dipanen
harus segera diproses dan diantar atau didistribusikan ke tempat penerimaan pelanggan dalam waktu yang relatif singkat untuk menjaga
agar sayuran yang diterima masih dalam keadaan segar dan baik. PT Saung Mirwan akan berusaha memenuhi spesifikasi sayuran
sesuai dengan permintaan dari pelanggan misalnya dari bentuk, warna, ukuran, potongan, dan sebagainya. Menyiapkan spesifikasi produk yang
diminta oleh pelanggan memiliki arti bahwa perusahaan akan berusaha memenuhi apa yang menjadi keinginan pelanggan agar pelanggan
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Hal tersebut boleh dilakukan selama tidak ada penyimpangan dari aturan-
aturan kesepakatan yang sudah ditentukan sebelumnya dan itu merupakan prinsip bagi PT Saung Mirwan sendiri untuk menjaga
loyalitas pelanggannya.
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas dilakukan untuk analisis mengenai pola data atau sifat dari pergerakan data deret waktu yang akan menentukan
metode peralaman yang sesuai dengan pola data tersebut. Plot deret waktu yang berfluktuasi dengan ragam yang konstan disekitar rataan
yang konstan menunjukkan bahwa data deret waktu tersebut stasioner. Sedangkan plot deret waktu yang tidak berfluktuasi disekitar rataan
yang konstan atau tidak berfluktuasi dengan ragam yang konstan mengindikasikan bahwa data deret waktu tersebut tidak stasioner.
Apabila data deret waktu tersebut sudah stasioner maka metode peramalan yang digunakan adalah VAR, sedangkan bila data deret
waktu tersebut semua atau salah satu tidak stasioner pada level nol 0 dan dilakukan pembedaan maka model yang dipilih adalah VECM.
Artinya data stasioner harus pada pembedaan yang sama, karena seluruh variabel harus berada pada derajat yang sama. Uji
kestasioneritasan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller ADF. Pemeriksaan kestasioneran data deret
waktu pada setiap variabel dalam tingkat level dengan menggunakan uji ADF dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Stasioneritas pada Level Variability
Test Critical Value 5
t-statistic Probability
KKOL -2.967.767
-1.653.915 0.4432
LH -2.967.767
-1.106.343 0.6995
TR -2.971.853
-1.813.444 0.3666
Keterangan: KKOL = Kembang kol
LH = Lettuce head
TR = Tomat rianto Beef Tomato
Tabel 1 terlihat bahwa uji stasioneritas pada level atau derajat nol I0 untuk komoditas kembang kol, lettuce head, dan tomat beef tidak
stasioner. Hal ini terlihat dari nilai Test Critical Value pada derajat kepercayaan 5 persen. Jika nilai mutlak Test Critical Value lebih besar
dari nilai mutlak t-statistic maka data tidak stasioner, sebaliknya jika nilai mutlak Test Critical Value lebih kecil dari nilai mutlak t-statistic
maka data tersebut stasioner. Tabel 1 hasil uji stasioneritas di atas
menunjukkan bahwa semua peubah atau variabel data yang digunakan dalam penelitian ini tidak stasioner, maka data perlu dilakukan uji
stasioneritas lebih lanjut yaitu pada pembedaan pertama atau first difference. Hasil uji first difference dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Hasil Uji Stasioner First Difference
Variability Test Critical Value
5 t-statistic
Probability KKOL
-2.976.263 -5.241.454
0.0005
LH -2.976.263
-4.921.974 0.0002
TR -2.971.853
-2.644.743 0.0963
Pembedaan pertama kembang kol dan lettuce head sudah stasioner, tetapi tomat beef masih tidak stasioner yang terlihat pada Tabel 2, maka
harus dilakukan uji stasioner lebih lanjut yaitu pada pembedaan kedua atau second difference. Hasil second difference untuk tomat beef dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Hasil Uji Stasioner Second Difference
Variability Test Critical Value
5 t-statistic
Probability TR
-2.976.263 -6.759.467
0.0000 Pembedaan kedua tomat beef sudah stasioner yang terlihat pada Tabel
3. Artinya data stasioner pada pembedaan kedua, karena seluruh peubah atau variabel harus berada pada derajat yang sama, pada penelitian ini
yaitu pada derajat pembedaan kedua. Dari uji stasioneritas yang dilakukan sudah dapat menentukan model peramalan yang akan dipilih
yaitu model VECM. Hasil uji stasioneritas pada setiap level dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 7, 8, dan 9.
4.2.2 Uji Kausalitas Granger