Impuls Response Function IRF

pada Tabel 8 berikut ini dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 14. Tabel 8. Hasil Uji Stabilitas Model Root Modulus 0.979010 0.979010 0.823481 - 0.280355i 0.869896 0.823481 + 0.280355i 0.869896 -0.253100 - 0.440467i 0.508007 -0.253100 + 0.440467i 0.508007 0.195365 0.195365 Hasil uji stabilitas model yang terlihat pada Tabel 8 di atas, bahwa nilai akar karakteristik atau modulus semuanya menunjukan nilai kurang dari satu, sehingga dapat disimpulkan bahwa model VECM yang digunakan memiliki stabilitas model.

4.2.7 Impuls Response Function IRF

Impuls respon dapat diartikan bahwa adanya suatu respon dari suatu peubah endogen ketika peubah endogen yang lainnya di shock atau diguncangkan dalam peubah itu sendiri atau peubah endogen lainnya. Impuls Respon Function IRF digunakan untuk menelusuri atau mengetahui pengaruh suatu standar deviasi shock atau guncangan terhadap perubahan yang terjadi pada nilai peubah endogen pada saat ini dan di masa yang akan datang. Nilai IRF memberikan arah besarnya pengaruh antar peubah atau variabel yang diteliti, dalam hal ini yaitu komoditas sayuran kembang kol, lettuce head, dan tomat beef. Gambar 3 menunjukkan ketika Kembang kol diimpuls atau diguncangkan. -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of KKOL to Nonfactorized One Unit KKOL Innovation -.6 -.4 -.2 .0 .2 .4 .6 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of LH to Nonfactorized One Unit KKOL Innovation .0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of TR to Nonfactorized One Unit KKOL Innovation a b c Gambar 3. Impuls Response of Kembang Kol Respon komoditas pertama Gambar 3a yang dianalisis adalah respon variabel kembang kol yang diimpuls atau diguncang. Gambar 3a menunjukkan respon kembang kol terhadap guncangan dari variabel kembang kol itu sendiri. Terlihat pada gambar tersebut bahwa respon yang diberikan oleh kembang kol terhadap variabel dirinya sendiri pada perubahan standar deviasi sudah bernilai positif. Tren pergerakan respon kembang kol dari tiap periode cenderung untuk bergerak cukup stabil, walaupun terjadi fluktuasi yang terlihat signifikan pada periode awal. Namun, periode pertama setelah berada diposisi puncak ada penurunan yang signifikan sampai periode ketiga. Periode pertama respon bernilai 100 persen, pada periode kedua sudah terlihat penurunan yang signifikan dengan nilai responnya 45 persen sampai periode ketiga dengan titik respon terendah dengan nilai sebesar -4 persen. Setelah pada respon titik terendah periode ketiga mulai meningkat kembali, terlihat pada periode keempat dengan nilai respon 61 persen, selanjutnya terjadi fluktuasi ringan sampai periode ke 36. Periode ke 36 sampai dengan periode ke 50 dengan nilai respon yang stabil dan bertahan pada angka 47 persen. Terlihat dari Gambar 3a dapat disimpulkan bahwa peningkatan permintaan secara signifikan pada komoditas kembang kol yang disebabkan oleh adanya guncangan seperti promosi atau lainnya sehingga mengakibatkan peningkatan permintaan akan berpengaruh positif pada peningkatan permintaan komoditas sayuran kembang kol itu sendiri. Gambar selanjutnya yaitu Gambar 3b menunjukkan respon variabel lettuce head terhadap guncangan dari variabel kembang kol. Terlihat pada gambar, respon yang diberikan variabel lettuce head pada perubahan standar deviasi kembang kol bernilai positif. Periode pertama responnya hanya nol persen, tetapi kemudian meningkat secara signifikan hingga 56 persen. Periode pertama sampai dengan periode ke 33 terjadi fluktuasi yang signifikan dengan puncak fluktuasi respon bernilai 56 persen dan nilai respon terendah pada periode ke 4 yaitu sebesar -40 persen. Nilai respon mulai stabil mulai dari periode ke 34 sampai dengan periode 50 yaitu berada pada nilai yang bertahan di angka 3 persen. Nilai respon yang positif dari Gambar 3b ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan permintaan secara signifikan pada komoditas kembang kol yang disebabkan oleh adanya guncangan seperti promosi atau lainnya sehingga mengakibatkan meningkatnya permintaan akan berpengaruh positif pada peningkatan permintaan komoditas sayuran lettuce head. Gambar berikutnya yaitu Gambar 3c menunjukkan respon variabel tomat beef terhadap guncangan dari variabel kembang kol. Respon yang diberikan oleh tomat beef pada perubahan standar deviasi kembang kol cenderung bernilai positif. Walaupun pada periode pertama respon yang diberikan bernilai nol persen, tetapi periode berikutnya meningkat secara signifikan hingga nilai responnya sebesar 30 persen. Nilai respon pada periode pertama hingga periode ke 40 menunjukkan fluktuasi yang signifikan dan periode selanjutnya pergerakkannya cenderung untuk stabil. Nilai respon tertinggi terjadi pada periode ke 8 dengan nilai respon sebesar 78 persen, kemudian nilai respon menurun dan berfluktuasi sampai periode ke 40 dan mulai stabil responnya pada nilai rata-rata respon 53 persen. Terlihat dari Gambar 3c dapat disimpulkan bahwa peningkatan permintaan secara signifikan pada komoditas kembang kol yang disebabkan oleh adanya guncangan seperti promosi atau lainnya yang mengakibatkan meningkatnya permintaan akan berpengaruh positif pada peningkatan permintaan komoditas sayuran tomat beef. Nilai dari hasil Impuls Response Function IRF untuk ketiga komoditas ketika kembang kol diguncang dapat dilihat pada Lampiran 15. Gambar 4 menunjukkan ketika Lettuce head diimpuls atau diguncangkan. 0.60 0.65 0.70 0.75 0.80 0.85 0.90 0.95 1.00 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of LH to Nonfactorized One Unit LH Innovation -.05 .00 .05 .10 .15 .20 .25 .30 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of KKOL to Nonfactorized One Unit LH Innovation -.9 -.8 -.7 -.6 -.5 -.4 -.3 -.2 -.1 .0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of TR to Nonfactorized One Unit LH Innovation a b c Gambar 4. Impuls Response of Lettuce Head Respon kedua yang dianalisis adalah apabila variabel komoditas lettuce head diimpuls. Terlihat pada gambar yang pertama yaitu Gambar 4a menunjukkan respon dari variabel lettuce head terhadap guncangan dari variabel lettuce head itu sendiri. Respon yang diberikan variabel lettuce head pada perubahan standar deviasi terhadap variabel lettuce head itu sendiri bernilai positif. Pergerakan respon variabel lettuce head terhadap dirinya sendiri di setiap periode mengalami fluktuasi kemudian cenderung untuk bergerak stabil. Ketika variabel diguncangkan terjadi fluktuasi yang signifikan dari periode pertama sampai dengan periode ke 24, dengan nilai respon tertinggi yang diberikan bernilai 100 persen, kemudian menurun secara signifikan pada periode berikutnya hingga nilai 71 persen dan nilai respon terendah pada periode ke 5 dengan nilai sebesar 63 persen. Pada periode ke 25 sampai dengan periode 50 respon yang diberikan mulai stabil dengan nilai respon rata-rata 72 persen. Terlihat dari Gambar 4a dapat disimpulkan bahwa peningkatan permintaan secara signifikan pada komoditas lettuce head yang disebabkan oleh adanya guncangan seperti promosi atau lainnya yang mengakibatkan meningkatnya permintaan akan berpengaruh positif pada peningkatan permintaan lettuce head itu sendiri. Gambar selanjutnya pada respon kedua yaitu Gambar 4b menunjukkan respon yang diberikan oleh variabel kembang kol terhadap guncangan dari variabel lettuce head. Respon yang diberikan oleh kembang kol terhadap perubahan standar deviasi lettuce head bernilai positif. Gambar 4b yang ditunjukkan terlihat bahwa respon dari kembang kol terhadap variabel lettuce head sangat berfluktuatif dari periode pertama hingga periode ke 38. Periode pertama respon yang diberikan kembang kol bernilai nol persen, kemudian meningkat secara signifikan hingga 21 persen. Nilai respon tertinggi yang diberikan oleh kembang kol terhadap lettuce head berada pada periode ke 3 dengan respon sebesar 29 persen, dan nilai terendah pada periode ke 10 dengan nilai sebesar -0,6 persen. Nilai respon mulai stabil mulai dari periode ke 39 sampai dengan periode ke 50 dengan nilai respon rata-rata berada pada angka 5 persen. Terlihat dari Gambar 4b dapat disimpulkan bahwa peningkatan permintaan pada komoditas lettuce head yang disebabkan oleh adanya guncangan seperti promosi atau lainnya yang mengakibatkan meningkatnya permintaan akan berpengaruh positif pada peningkatan permintaan komoditas sayuran kembang kol. Gambar selanjutnya yaitu Gambar 4c menunjukkan respon variabel tomat beef terhadap guncangan dari variabel lettuce head. Jika dilihat dari grafik, respon yang diberikan oleh tomat beef terhadap perubahan standar deviasi variabel lettuce head cenderung bernilai negatif. Periode pertama respon bernilai nol persen, ini adalah respon nilai tertinggi, kemudian respon menurun sampai dengan periode ke 6 dengan nilai terendah sebesar -80 persen. Nilai respon mulai dari periode ke 36 sampai dengan periode ke 50 nilainya cenderung stabil dengan nilai rata-rata sebesar -50 persen. Terlihat dari Gambar 4c ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan permintaan secara signifikan pada lettuce head yang disebabkan oleh adanya guncangan seperti promosi atau lainnya yang mengakibatkan meningkatnya permintaan akan berpengaruh negatif pada penurunan permintaan komoditas sayuran tomat beef. Nilai dari hasil Impuls Response Function IRF untuk ketiga komoditas ketika lettuce head diguncang dapat dilihat pada Lampiran 16. Gambar 5 menunjukkan ketika tomat beef diimpuls atau diguncangkan. -0.4 0.0 0.4 0.8 1.2 1.6 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of TR to Nonfactorized One Unit TR Innovation .0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of KKOL to Nonfactorized One Unit TR Innovation -.05 .00 .05 .10 .15 .20 .25 .30 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Response of LH to Nonfactorized One Unit TR Innovation a b c Gambar 5. Impuls Response of Beef Tomato Respon ketiga yang dianalisis adalah apabila variabel tomat beef diimpuls atau diberi guncangan. Gambar 5a menunjukkan respon yang diberikan oleh variabel tomat beef terhadap guncangan dari variabel tomat beef itu sendiri. Respon yang diberikan oleh tomat beef terhadap perubahan standar deviasi variabel tomat itu sendiri cenderung bernilai positif. Ketika variabel diguncangkan terjadi fluktuasi yang signifikan dari periode pertama hingga periode ke 40. Periode pertama nilai respon yang diberikan oleh tomat sebesar 100 persen, kemudian meningkat hingga 149 persen, ini adalah nilai respon tertinggi. Setelah itu menurun secara drastis hingga periode ke 11 dengan nilai terendah yaitu sebesar -24 persen, kemudian mengalami peningkatan kembali. Nilai respon yang diberikan pada periode ke 41 sampai dengan periode ke 50 sudah mulai stabil dengan nilai rata-rata respon berada pada angka 25 persen. Terlihat dari Gambar 5a ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan permintaan secara signifikan pada komoditas tomat beef yang disebabkan oleh adanya guncangan seperti promosi atau lainnya akan mengakibatkan meningkatnya permintaan akan berpengaruh positif pada permintaan komoditas sayuran tomat beef itu sendiri. Gambar selanjutnya untuk respon yang ketiga pada Gambar 5b menunjukkan respon dari variabel kembang kol terhadap guncangan dari variabel tomat beef. Jika dilihat pada grafik di atas, respon yang diberikan oleh kembang kol terhadap perubahan standar deviasi variabel tomat beef cenderung bernilai positif dengan fluktuasi yang cukup signifikan. Periode pertama nilai respon yang diberikan bernilai nol persen, kemudian meningkat secara signifikan hingga periode ke 6 dengan nilai tertinggi sebesar 56 persen, selanjutnya mengalami penurunan hingga periode ke 14 dengan nilai terendah sebesar 24 persen. Nilai respon yang diberikan pada periode ke 42 sampai dengan periode ke 50 mulai stabil dengan nilai respon rata-rata yang berada di angka 33 persen. Terlihat dari Gambar 5b ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan permintaan secara signifikan pada komoditas tomat beef yang disebabkan oleh adanya guncangan seperti promosi atau lainnya akan mengakibatkan meningkatnya permintaan akan berpengaruh positif pada peningkatan permintaan komoditas sayuran kembang kol. Gambar selanjutnya yaitu Gambar 5c menunjukkan respon yang diberikan oleh variabel lettuce head terhadap guncangan dari variabel tomat beef. Jika dilihat dari grafik, respon yang diberikan oleh lettuce head terhadap perubahan standar deviasi variabel tomat beef cenderung bernilai positif. Terlihat respon yang diberikan oleh lettuce head berfluktuatif secara signifikan dan cenderung untuk bergerak stabil hingga periode ke 50. Periode pertama nilai respon yang diberikan bernilai nol persen, kemudian menurun pada periode berikutnya denga nilai sebesar -0,2 persen. Selanjutnya mengalami peningkatan secara signifikan hingga periode ke 4 dengan nilai respon sebesar 25 persen. Nilai respon yang diberikan berfluktuasi dari periode pertama sampai dengan periode 32. Nilai respon tertinggi pada periode ke 7 dengan nilai respon sebesar 29 persen dan nilai respon terendah pada periode ke 2 dengan nilai respon yang diberikan sebesar -0,2 persen. Pada periode ke 33 sampai dengan periode ke 50 nilai respon mulai stabil dengan nilai respon rata-rata sebesar 16 persen. Terlihat dari Gambar 5c ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan permintaan secara signifikan pada komoditas tomat beef yang disebabkan oleh adanya guncangan seperti promosi atau lainnya yang mengakibatkan peningkatan permintaan yang akan berpengaruh positif pada peningkatan permintaan komoditas sayuran lettuce head. Nilai dari hasil Impuls Response Function IRF untuk ketiga komoditas ketika tomat beef diguncang dapat dilihat pada Lampiran 17.

4.2.8 Forecast Error Variance Decomposition FEVD