Variance Decomposition of Cauliflower Kembang kol Forecast Error of Lettuce head

2. Variance Decomposition of Cauliflower Kembang kol

Gambar 7. Variance Decomposition of Cauliflower Kembang kol Jika dilihat dari gambar diagram variance decomposition di atas, dapat diketahui bahwa permintaan komoditas sayuran kembang kol untuk periode 50 periode ke depan pengaruhnya lebih didominasi oleh komoditas kembang kol itu sendiri. Pada periode pertama permintaan komoditas kembang kol dipengaruhi oleh kembang kol itu sendiri hingga mencapai nilai 100 persen. Pada periode berikutnya pengaruh kembang kol mulai melemah hingga terus mengalami penurunan sampai periode ke 20 kemudian stabil hingga periode ke 50 dengan nilai 67,5 persen. Pengaruh dari tomat beef menguat terlihat dari periode ke 2 dengan nilai sebesar 1,3 persen sampai periode ke 50 sebesar 30,8 persen. Sedangkan pengaruh dari komoditas lettuce head melemah terlihat dari periode ke 11 sebesar 1,9 persen sampai dengan periode ke 50 sebesar 0,6 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa variabilitas permintaan komoditas kembang kol selain dipengaruhi oleh permintaan kembang kol itu sendiri juga dipengaruhi oleh permintaan lettuce head dan tomat beef baik dalam jangka waktu yang panjang maupun jangka waktu yang pendek.

3. Forecast Error of Lettuce head

Variabilitas data ramalan dapat diukur dengan dengan peramalan kesalahan standar atau disebut juga forecast standar error ditambah dengan nilai prediksi dari garis persamaan regresi. Persamaan regresi beda kala yang diperoleh dari pemodelan VECM adalah sebagai berikut : LH = - 155 - 0,471 LAGKOL + 1,21 KKOL + 0,612 LAGLH - 0,156 LAGTR + 0,122 TR Hasil dari persamaan regresi tersebut dapat mengetahui nilai prediksi permintaan lettuce head. Setelah mendapatkan persamaan regresinya, dapat menghitung nilai peramalannya. Tabel 10 di bawah ini merupakan hasil peramalan dari komoditas sayuran lettuce head selama satu tahun ke depan dari periode ke 31 Juli 2011 sampai dengan periode ke 42 Juni 2012 dengan satuan kilogram untuk setiap nilainya. Tabel 10. Hasil Peramalan Lettuce Head Periode Forecast SE Nilai Persamaan Nilai Forecast Nilai Aktual Keakuratan 31 ±342 682 340 1024 529 Akurat 32 ±451 797 346 1248 531 Akurat 33 ±554 928 374 1482 537 Akurat 34 ±688 1064 376 1752 90 tidak akurat 35 ±795 1223 428 2018 167 tidak akurat 36 ±893 1371 478 2264 280 tidak akurat 37 ±992 1525 533 2517 38 ±1067 1681 614 2748 39 ±1124 1842 718 2966 40 ±1177 2005 828 3182 41 ±1218 2169 951 3387 42 ±1251 2333 1082 3584 Terlihat pada Tabel 10 di atas, dilihat dari nilai hasil persamaan atau nilai prediksi sementara dari variabel lettuce head yang didapat cenderung mengalami peningkatan dalam permintaan di setiap periodenya. Nilai ramalan cenderung terus meningkat hingga periode ke 42 Juni 2012. Nilai aktual selama tiga periode pertama yaitu dari periode ke 31 sampai dengan periode ke 33 berada pada rentang nilai forecast, sedangkan dari periode ke 34 sampai dengan periode ke 36 nilai aktualnya tidak berada pada rentang nilai forecast. Hal ini menunjukkan bahwa hitungan ramalan yang telah dilakukan menghasilkan nilai ramalan yang akurat dan tidak akurat. Nilai aktual yang tidak berada pada rentang nilai forecast di periode tersebut dan tidak akurat karena ada faktor lain yang mempengaruhi permintaan tersebut yaitu komoditas lettuce head yang dijual oleh perusahaan mengalami kenaikan harga yang sangat tinggi, sehingga permintaan lettuce head menurun secara drastis. Penurunan permintaan juga disebabkan harga jual lettuce head perusahaan yang tidak masuk ke dalam harga yang diminta oleh customer retail, adanya persaingan mengenai harga dengan perusahaan lainnya, dan perusahaan lebih mengutamakan untuk memenuhi permintaan dari customer process yang lebih menguntungkan. Untuk peramalan enam periode berikutnya yaitu periode ke 37 sampai dengan periode ke 42 perusahaan dapat menentukan target permintaan terhadap penjualan komoditas lettuce head pada rentang nilai forecast. Untuk melihat lebih jelas perbandingan nilai aktual dengan nilai hasil peramalan dapat melihat Gambar 8 di bawah ini. Gambar 8. Nilai Aktual dan Nilai Forecast Lettuce head Penelitian ini juga melakukan analisis peramalan dengan teknik dan metode peramalan lain untuk membandingkan hasil ramalan yang didapatkan. Hasil peramalan dengan metode pemulusan eksponensial Winter’s menghasilkan nilai kesalahan yang lebih kecil dibandingkan dengan metode peramalan analisis tren dan time series decomposition. Nilai hasil ramalan dapat dilihat pada Lampiran 21. Hasil ramalan dengan metode pemulusan eksponensial Winter’s untuk satu tahun ke depan pada enam periode pertama nilai aktualnya semua berada pada rentang nilai forecast, sehingga nilai ramalannya akurat. Sedangkan dengan pendekatan kointegrasi pada penelitian ini hanya pada tiga periode pertama saja yang akurat. Metode pemulusan eksponensial Winter’s tersebut lebih sensitif terhadap tren dan pola musiman yang ada pada data lettuce head dari periode Januari 2009 sampai periode Desember 2011. Hasil peramalannya berfluktuatif dan memiliki kecenderungan menurun seiring dengan peningkatan periode ramalan pada penelitian. Hasil ramalan ini hampir sama dengan hasil ramalan untuk komoditas kembang kol yang menghasilkan nilai peramalan yang cenderung semakin menurun karena dipengaruhi data sebelumnya yang dijadikan dasar pada peramalan. Bila dibandingkan dengan hasil peramalan dengan pendekatan kointegrasi pada penelitian ini, peramalan dengan metode pemulusan eksponensial Winter’s lebih sensitif terhadap tren dan pola musiman yang terdapat pada data lettuce head.

4. Variance Decomposition of Lettuce head