mewujudkan tata Kota Manado yang indah, alami, berkarakteristik, dan juga berkelanjutan.
Kajian RTH pada penelitian ini terdiri atas aspek fisik dengan topografi sebagai peubah utama yang membentuk pola lanskap; aspek ekonomi dengan Produk Domestik
Regional Bruto PDRB sebagai peubah yang berperan penting pada penggunaan lahan ; aspek sosial dengan jumlah penduduk sebagai peubah yang juga berperan pada
pembentukan land use penggunaan lahan. Ketiga parameter fisik, sosial, dan ekonomi dengan masing-masing peubah diolah dengan simulasi komputer yang menggunakan alat
bantu software Stella versi 8.0 untuk mendapatkan nilai acuan besaran RTH.
1.2. Perumusan Permasalahan
Peningkatan aktivitas ekonomi di Kota Manado cenderung telah meningkatkan konversi penggunaan lahan terutama konversi penggunaan lahan bervegetasi pertanian
menjadi penggunaan lahan non vegetasi pemukiman, industri, dan infrastruktur. Konversi lahan ini telah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti banjir,
longsor, erosi, suhu yang meningkat, serta pencemaran. Permasalahan ini sangat terkait dengan RTH. Padahal RTH harus terus dijaga dan dipertahankan sesuai fungsi ekologis.
Pokok yang terkait dengan peningkatan ekonomi, kualitas fisik dan pertambahan jumlah penduduk adalah mempelajari kebutuhan ruang khususnya RTH dengan pendekatan
model sistem dinamik. Dengan adanya bentuk keterkaitan tersebut serta upaya untuk memecahkan permasalahan yang ada, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah ;
a. Berapa ketersediaan RTH yang dibutuhkan dan distribusinya pada tiap wilayah kecamatan di Kota Manado saat ini?
b. Bagaimana bentuk pengelolaan tata ruang terutama RTH secara spasial sesuai dengan lahan layak mukim dan hubungannya dengan distribusi penduduk dan
PDRB ?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Penelitian bertujuan mengetahui ketersediaan RTH Kota Manado dengan cara menganalisis dan mengestimasi dinamika spasiotemporal RTH dan keterkaitannya
dengan faktor sosial, ekonomi, pemanfaatan lahan, jumlah serta distribusi. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :
a. Menyusun dan mensimulasi model dinamis yang mengkaitkan faktor fisik, sosial, ekonomi, dan ketersediaan RTH.
b. Menyusun arahan pengelolaan RTH yang berkelanjutan berdasarkan lahan layak mukim.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain : 1 memberikan informasi yang dapat menjadi pertimbangan dalam mengatur tata ruang dengan pokok
pertimbangan RTH dan pemukiman terkait dengan pertumbuhan penduduk ; 2 mendorong pemerintah dan masyarakat untuk memperhatikan kualitas lingkungan
perkotaan.
1.4. Kerangka Pemikiran
Di beberapa kota dewasa ini RTH dianggap sebagai lahan tidak efisien, atau sebagai tanah cadangan untuk membangun struktur kota. Hal ini terjadi karena tingginya
nilai tanah di daerah perkotaan, sehingga setiap bidang tanah di daerah perkotaan, diupayakan seproduktif mungkin untuk mencapai optimalisasi ekonomi. Keadaan
demikian mengakibatkan fungsi-fungsi lahan yang dinilai kurang produktif, kurang diperhitungkan keberadaannya sebagai suatu subsistem dalam sistem ruang perkotaan
secara keseluruhan, sehingga banyak lahan perkotaan yang telah ditetapkan sebagai RTH berubah fungsinya menjadi penggunaan lain.
Di sisi lain kita ketahui bahwa cukup banyak manfaat yang diperoleh dari keberadaan RTH yakni antara lain : keindahan dan kesejukan kota, suasana alami di
tengah hiruk pikuknya kota, terkendalinya polusi udara, bertambahnya persediaan air tanah, tersedianya tempat rekreasi dan olahraga bagi warga kota, dan tempat
bersosialisasinya masyarakat perkotaan. Dengan fungsi kota yang beranekaragam dan kepadatan yang semakin tinggi,
maka kualitas lingkungan kota menjadi amat rawan. Padahal kenyamanan kota yang mendukung produktivitas dan fungsi kota tersebut amat ditentukan oleh kualitas
lingkungannya seperti temperatur dan kelembaban, kandungan debu dan bahan kimia di udara dan di perairan, bentuk visual seperti warna dan keanekaragaman bentang alam.