Produk Domestik Regional Bruto Kota Manado PDRB
Tabel 23 Koefisien Peningkatan Sektor Penerimaan PDRB berdasarkan Pertambahan Penduduk
Sektor PDRB Koefisien Pertambahan PDRB
10
6
Pertanian 43,5627
Pertambangan dan penggalian 4,9024
Industri pengolahan 70,175
Listrik Gas dan Air 5,4897
Bangunan 0,4129
Perdagangan Hotel dan Restoran 348,0096
Angkutan dan Komunikasi 142,3028
Keuangan Sewa dan Perusahaan 50,529
Jasa-jasa 126,2886
Sumber : BPS Manado dalam Angka 2006
Berdasarkan hasil simulasi dari Gambar 41,42,43 terlihat adanya perbedaan mendasar antara skenario bebas dengan hasil simulasi skenarioagak konservatif dan
konservatif. Pada skenario bebas terlihat jelas bahwa laju peningkatan dari sektor angkutan lebih rendah dibanding sektor lainnya. Sementara pada skenario agak
konservatif dan konservatif PDRB dari sektor industri pengolahan memiliki laju pertumbuhan PDRB yang relatif lebih lambat dibandingkan dengan sektor PDRB
lainnya. Rendahnya laju pertumbuhan PDRB pada skenariobebas disebabkan karena fungsi penerimaan PDRB dalam model ini tidak mengikuti atau tidak signifikan
berkorelasi linear dengan pertumbuhan penduduk. Sementara sektor-sektor lainnya memiliki tendensi meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk. Kemiripan trend
peningkatan PDRB pada skenario agak konservatif dan konservatif disebabkan karena faktor yang paling utama mempengaruhi penerimaan PDRB per sektoral adalah jumlah
penduduk. Oleh karena itu seperti dijelaskan pada sub bahan sebelumnya tidak tergantung dari skenario yang disimulasikan yaitu perbedaan skala pelaksanaan tata ruang
sebagai implikasi dari perbedaan jumlah anggaran yang disediakan.
a
b Gambar 41 Perubahan Penerimaan PDRB berdasarkan Sektor Penerimaan menurut Hasil
Simulasi Model pada Skenario 1,2,3 a Pertanian, Pertambangan dan Galian,
Industri Pengolahan,
Listrik gas
dan air
minum, KonstruksiBangunan ; b Perdagangan hotel dan restoran, angkutan dan
komunikasi, keuangan sewa dan jasa perusahaan, jasa, pada skenario bebas.
a
b Gambar 42 Perubahan Penerimaan PDRB berdasarkan Sektor Penerimaan menurut Hasil
Simulasi Model pada Skenario 1,2,3 a Pertanian, Pertambangan dan Galian,
Industri Pengolahan,
Listrik gas
dan air
minum, KonstruksiBangunan ; b Perdagangan hotel dan restoran, angkutan dan
komunikasi, keuangan sewa dan jasa perusahaan, jasa, pada skenario agak konservatif.
a
b Gambar 43 Perubahan Penerimaan PDRB berdasarkan Sektor Penerimaan menurut Hasil
Simulasi Model pada Skenario 1,2,3 a Pertanian, Pertambangan dan Galian,
Industri Pengolahan,
Listrik gas
dan air
minum, KonstruksiBangunan ; b Perdagangan hotel dan restoran, angkutan dan
komunikasi, keuangan sewa dan jasa perusahaan, jasa pada skenario konservatif.
Analisis hubungan antara penerimaan PDRB per sektoral yang dilakukan sebelum model diverifikasi menunjukkan bahwa hanya sektor pertanian dan angkutan umum yang
signifikan berkorelasi positif dengan luas lahan untuk pertanian. Akibatnya adalah hanya kedua sektor tersebut yang penerimaan PDRBnya terpengaruh dari konversi lahan
pertanian menjadi lahan pemukiman. Di sisi lain, sektor-sektor PDRB lainnya cenderung berkorelasi linear dengan perubahan jumlah penduduk seperti pola dinamika yang
ditunjukkan pada gambar diatas. Estimasi nilai PDRB total Kota Manado setelah 20 tahun mencapai sekitar
3961,67
milyar rupiah meningkat sebanyak 120,89 milyar rupiah dari 3840,78 milyar rupiah pada tahun 2005. Dari beberapa sektor PDRB 4 sektor diantaranya yang
menunjukkan lebih dari 10 milyar rupiah diantaranya ; sektor bangunan, sektor angkutan, sektor perdagangan hotel dan restoran serta sektor jasa. Dengan peningkatan
secara berurut sebesar 41,45 milyar rupiah, 34,94 milyar rupiah 14,29 milyar rupiah dan 12,68 milyar rupiah.
Karena model ini menghitung perubahan PDRB berdasarkan penduduk maka hasil simulasi yang ditunjukkan tiga skenario adalah sama. Estimasi ini tentunya sedikit
bias karena tidak mengakomodasi perubahan PDRB dari sektor pertanian yang berubah akibat konversi lahan pertanian menjadi pemukiman. Hal ini disebabkan karena
ketersediaan data yang dapat menghubungkan PDRB dari sektor pertanian dengan luas lahan sangat minim.
Melihat dari hasil simulasi model terlihat bahwa dari tiga skenario yang dijalankan PDRB sektor bangunan semakin meningkat dengan meningkatnya skala
pelaksanaan tata ruang. Peningkatan di sektor ini melebihi jumlah peningkatan di sektor lainnya. Namun kontribusinya terhadap total PDRB masih lebih rendah dari sektor
perdagangan hotel restoran dan sektor jasa. Melihat realita ini prospek pengembangan ekonomi dari sektor bangunan sangat potensial dan sesuai dengan kondisi kota Manado
yang orientasi pengembangan ekonomi bertumpu pada perdagangan dan jasa. Jika dikaitkan dengan masalah penggunaan lahan maka penerimaan pada sektor
bangunankonstruksi ketergantungannya sangat kecil. Disamping itu alternatif pemecahan masalah penggunaan lahan guna mendorong PDRB dalam sektor bangunan ini dapat
ditempuh dengan pengembangan sistem pembangunan hemat lahan.
Tabel 24 Rangkuman hasil simulasi, persentase, dan peningkatan per sektor PDRB pada skenario bebas
Sektor PDRB Estimasi
Hasil Simulasi
setelah 20 Tahun
Persentase Per sektor
Peningkatan Peningkatan
Per Tahun Sektor Pertanian
99,71 2,48
4,37 0,22
Sektor Pertambangan
Galian 0,88
0,01 0,5
0,03 Sektor Industri
Pengolahan 268,07
6,80 7,05
0,35 Sektor Listrik Gas
Air 31,69
0,81 0,55
0,03 Sektor Bangunan
640,77 15,60
41,45 2,07
Sektor Perdagangan Hotel restoran
1089,04 27,44
34,94 1,75
Sektor Angkutan dan Komunikasi
576,7 14,64
14,29 0,71
Sektor Keuangan Sewa Jasa
Perusahaan 324,91
8,33 5,07
0,25 Sektor Jasa
929,91 23,88
12,68 0,63
Total 3961,67
100,00 120,89
6,04
Melihat proporsi konstribusi PDRB dari tiga sektor perdagangan hotel restoran, bangunan, dan jasa yang nilainya dapat mencapai lebih dari 13 67,28 persen dari total
PDRB maka ketiga sektor ini harus diprioritaskan dalam pengembangan ekonomi kota Manado tanpa mengorbankan fungsi-fungsi tata guna lahan. Oleh karena itu agar
penerimaan dari sektor ini tetap dapat meningkat, maka prinsip-prinsip penataan ruang dan pertimbangan kecukupan rasio RTH sangat dibutuhkan. Dengan RTH yang cukup
mekanisme peningkatan penerimaan dari tiga sektor PDRB yang dominan melalui pelaksanaan tata ruang dan penyediaan RTH yang cukup dapat dijelaskan sebagai berikut
a. PDRB dari sektor perdagangan hotel dan restoran sangat ditentukan oleh tingkat hunian yang diasosiasikan dengan jumlah wisatawan baik domestik maupun
mancanegara. Besarnya populasi ini sangat ditentukan oleh tingkat kenyamanan dan estetika sebagai faktor penyerta kompetensi obyek wisata yang ada di Kota
Manado.
b. Sektor jasa sangat berkorelasi dengan kondisi umum yang berkaitan dengan sarana dan fasilitas pendukung untuk kelancaran bisnis dalam bidang jasa.
Keragaman pelayanan jasa dan populasi penggunanya berhubungan kuat dengan populasi yang berdomisili tetap di wilayah kota Manado. Besarnya populasi
tersebut akan menurun ketika kondisi kebutuhan minimal standar kesehatan dan kenyamanan ikut menurun dan hal itu dapat terjadi ketika skala pelaksanaan tata
ruang sangat buruk dan proporsi RTH sangat rendah. c. Sektor bangunan yang berhubungan langsung dengan penggunaan lahan jelas
sangat berdampak pada kondisi tata ruang secara keseluruhan. Penggunaan atau konversi lahan yang tidak mengindahkan kaidah tata ruang dan penyertaan RTH
akan menurunkan nilai dan minat konsumen untuk kepemilikan unit perumahan. Oleh sebab itu korelasi kuat antara tata ruang dengan sektor bangunan atau
konstruksi merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan mengingat masalah ini terkait dengan daya akomodasi suatu wilayah dalam menampung penduduknya.