Lingkup dan Batasan Penelitian

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian RTH

Dari berbagai referensi pengertian tentang eksistensi nyata sehari-hari, maka ruang terbuka hijau adalah : 1 suatu lapangan yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon tanaman tinggi berkayu; 2 ”Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk, dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang di dalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan perennial woody plants, dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya, sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2006. Menurut Nurisjah 2005, ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka yang ditanami dengan tanaman, mulai dari yang bersifat alami rumput, jalur hijau, taman bermain dan taman lingkungan di daerah pemukiman. Sedangkan menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengartikan Ruang Terbuka Hijau sebagai area memanjangjalur danatau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Pakpahan 2006, menyatakan ruang terbuka hijau merupakan elemen fisik yang menyatupadukan tata bangunan dengan lingkungannya, termasuk mengisi ruang antar bangunan, agar dapat tercipta suatu lingkungan binaan yang lebih fungsional, lebih berkualitas serta lebih layak dihuni dan berjati diri. Adapun Fungsi RTH antara lain sebagai ; 2.1.1. Fungsi Ekologi Secara ekologis fungsi RTH antara lain : 1 Ameliorasi iklim; elemen dasar iklim antara lain penyinaran matahari, suhu udara, aliran udara dan kelembaban yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Beberapa proses yang berkaitan dengan ameliorasi iklim yaitu : a. Modifikasi suhu; pada siang hari daun-daun tanaman menyerap sinar matahari dalam proses asimilasi, yang mengubah gas CO 2 dan air menjadi karbohidrat dan O 2 . Bersama vegetasi lain menguapkan uap air melalui proses evapotranspirasi, oleh karena itu suhu dibawah tegakan pohon menjadi rendah dibandingkan diluar tegakan pohon. b. Pelindung terhadap angin; kecepatan angin dapat dikurangi 75-85 oleh kelompok vegetasi windbreak yang efektifitasnya tergantung dari tinggi pohon dan lebarnya windbreak, perlindungan terbaik yang diberikan adalah sejauh 20 kali tinggi pohon. Jenis tanaman mengatur angin dengan menghalangi, menyalurkan, membelokkan dan menyaring, pengaruhnya tergantung dari ukuran daun, jenis daun, kepadatan daun, bentuk tajuk, ketahanan serta penempatan tanaman. c. Curah hujan dan kelembaban; vegetasi dapat menahan butir-butir air hujan dengan intersepsi dan memperlambat kecepatan jatuhnya air hujan sehingga mengurangi kekuatan hempasan butir-butir tanah, sehinggga daya infiltrasi tanah meningkat, aliran permukaan berkurang dan erosi menjadi kecil. 2 Konservasi tanah dan air; pada umumnya lahan di perkotaan banyak yang tidak tertutup oleh vegetasi dan banyak dipergunakan sebagai lahan terbangun dan ditutup oleh perkerasan, sehingga peresapan air ke dalam tanah menjadi terganggu. Salah satu fungsi RTH di perkotaan adalah untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan dengan meningkatkan peresapan air melalui vegetasi dan disimpan di dalam tanah berupa air tanah, kemudian dipergunakan kembali sehingga terjadi siklus hidrologi. 3 Rekayasa lingkungan: a. Pengendalian erosi dan aliran permukaan erotion and surface flow. Penanaman vegetasi dan sistem perakaran dapat mengurangi aliran permukaan dan erosi. b. Aliran bawah permukaan sub surface flow; air yang masuk ke dalam lapisan tanah tidak dapat diserap oleh akar tanaman karena perkolasi arus air vertikal atau mendekati vertikal di bawah lapisan tanah, akibat perkolasi nutrisi yang dibutuhkan tanaman tidak bisa dijerap oleh akar tanaman, karena porositas yang tinggi. c. Mengatasi penggenangan; kawasan yang sering tergenang dapat dikendalikan dengan penanaman vegetasi dari jenis yang mempunyai daya evapotranspirasi yang tinggi,