dengan faktor sosial, ekonomi, pemanfaatan lahan, jumlah serta distribusi. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :
a. Menyusun dan mensimulasi model dinamis yang mengkaitkan faktor fisik, sosial, ekonomi, dan ketersediaan RTH.
b. Menyusun arahan pengelolaan RTH yang berkelanjutan berdasarkan lahan layak mukim.
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain : 1 memberikan informasi yang dapat menjadi pertimbangan dalam mengatur tata ruang dengan pokok
pertimbangan RTH dan pemukiman terkait dengan pertumbuhan penduduk ; 2 mendorong pemerintah dan masyarakat untuk memperhatikan kualitas lingkungan
perkotaan.
1.4. Kerangka Pemikiran
Di beberapa kota dewasa ini RTH dianggap sebagai lahan tidak efisien, atau sebagai tanah cadangan untuk membangun struktur kota. Hal ini terjadi karena tingginya
nilai tanah di daerah perkotaan, sehingga setiap bidang tanah di daerah perkotaan, diupayakan seproduktif mungkin untuk mencapai optimalisasi ekonomi. Keadaan
demikian mengakibatkan fungsi-fungsi lahan yang dinilai kurang produktif, kurang diperhitungkan keberadaannya sebagai suatu subsistem dalam sistem ruang perkotaan
secara keseluruhan, sehingga banyak lahan perkotaan yang telah ditetapkan sebagai RTH berubah fungsinya menjadi penggunaan lain.
Di sisi lain kita ketahui bahwa cukup banyak manfaat yang diperoleh dari keberadaan RTH yakni antara lain : keindahan dan kesejukan kota, suasana alami di
tengah hiruk pikuknya kota, terkendalinya polusi udara, bertambahnya persediaan air tanah, tersedianya tempat rekreasi dan olahraga bagi warga kota, dan tempat
bersosialisasinya masyarakat perkotaan. Dengan fungsi kota yang beranekaragam dan kepadatan yang semakin tinggi,
maka kualitas lingkungan kota menjadi amat rawan. Padahal kenyamanan kota yang mendukung produktivitas dan fungsi kota tersebut amat ditentukan oleh kualitas
lingkungannya seperti temperatur dan kelembaban, kandungan debu dan bahan kimia di udara dan di perairan, bentuk visual seperti warna dan keanekaragaman bentang alam.
Dalam hal ini RTH amat penting fungsinya untuk mengatur temperatur kota, mengatur kandungan oksigen dan mengurangi karbon-dioksida, menjadi perangkap bahan
pencemar baik debu maupun gas, meningkatkan peresapan air, memberi bentuk visual yang menarik dan sehat untuk rekreasi, menjadi habitat bagi semua mahluk hidup dan
meningkatkan keanekaragaman kehidupan di lingkungan kota. Khusus Kota Manado yang memiliki karakteristik lanskap alami yang indah,
visualisasi yang menarik, namun juga rawan akan bahaya lingkungan banjir, erosi, longsor dan pencemaran hendaknya dilestarikan dengan Sistem RTH Kota Green Open
Space System yang tetap mempertimbangkan unsur-unsur bentang alam alami dan pengembangan sistem lingkungan buatan dalam sistem RTH. Keberadaan sistem ini
akan mengatur koordinasi antar instansi dan model yang ada, sehingga peran serta masyarakat dapat pula dikembangkan. Model ini membutuhkan suatu studi yang tidak
sama pada setiap kota. Penelitian pemodelan ini diarahkan pada studi RTH di Kota Manado dengan pendekatan sistem dinamik yakni suatu cara berpikir menyeluruh dari
kekompleksan yang terjadi dengan kajian aspek fisik, ekonomi, dan sosial. Ketiga aspek tersebut digunakan pada pembuatan model sistem dinamik dengan di dukung data
kuantitatif yang berubah menurut waktu dan yang nantinya akan menghasilkan pendugaan ke masa depan mengenai kebutuhan RTH, dengan memperhatikan
pertambahan penduduk, peningkatan tingkat kesejahteraan ekonomi dan perbaikan kualitas lingkungan.