dengan pada skenario agak konservatif dimana luas RTH pada awalnya mengalami penurunan tetapi dalam jangka lama terjadi peningkatan akibat kebijakan tata ruang yang
menyisihkan sebagian tambahan lahan pemukiman untuk ruang terbuka hijau. Pada skenario konservatif terjadi penambahan RTH dari setiap penambahan lahan pemukiman.
Pada gambar 15 terlihat bahwa lahan pertanian semakin menurun dari waktu ke waktu karena konversi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman yang lajunya tidak dibarengi
dengan konversi hutan menjadi lahan pertanian. Selain itu pertumbuhan penduduk dan peningkatan PDRB relatif sama pada ketiga skenario karena kedua sub model tersebut
merupakan fungsi dari perubahan jumlah penduduk yang dalam model ini tidak dipengaruhi oleh perubahan lahan yang signifikan.
a
b
c Gambar 15 Perubahan Jumlah Penduduk, RTH, PDRB, Lahan Pemukiman dan Lahan
Pertanian berdasarkan hasil simulasi Skenario bebas a ; Skenario agak konservatif b ; Skenario konservatif c selama 20 tahun.
Seperti Gambar 15 diatas, terlihat bahwa RTH pada skenario bebas terus mengalami penurunan karena tata ruang berjalan bebas. Pertambahan luas pemukiman
akibat pertumbuhan penduduk berdampak ke konversi lahan pertanian menyebabkan perbedaan luas RTH berdasarkan skenario sebagai fungsi dari tambahan lahan
pemukiman. Pada skenario bebas tidak ada penambahan sebaliknya pada skenario konservatif yang mana tata ruang berjalan dengan optimal akibat dukungan yang cukup
menyebabkan peningkatan luas RTH terutama pada empat komponen utama yaitu ; hutan kota, taman kota, jalur hijau sungai dan jalur hijau jalan dari setiap tambahan lahan
pemukiman. Gambaran umum hasil simulasi setiap skenario dapat dijelaskan lebih detail dengan melihat perubahan yang terjadi pada setiap komponen termasuk faktor-faktor
yang mempengaruhi peningkatan dan penurunannya. Oleh karena itu akan dibahas pada setiap komponen yang meliputi : a Penduduk, b Penggunaan Lahan c RTH, dan d
PDRB.
5.4. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Model Dinamis RTH Kota Manado
a. Penduduk
Penduduk merupakan
kompartemen yang
menggambarkan dinamika
kependudukan yang diakibatkan oleh perubahan pertambahan penduduk dan pengurangan penduduk. Pertumbuhan penduduk merupakan input yang dipengaruhi oleh
laju pertumbuhan dan imigrasi sedangkan pengurangan penduduk merupakan faktor- faktor yang mempengaruhi pengurangan penduduk seperti mortalitas, emigrasi dan faktor
lain yang dibuat atau secara proporsional dengan jumlah penduduk. Penduduk mempengaruhi jumlah angkatan kerja, jumlah rumah tangga, dan perubahan produk
domestik regional bruto PDRB. Nilai awal yang digunakan dalam model ini merupakan nilai jumlah penduduk Kota Manado per kecamatan pada tahun 2005. Seperti
komposisinya yang disajikan dalam Tabel 10. Nilai inisial ini dibuat dalam bentuk tersusun pada model dinamik array menurut wilayah kecamatan dan total Kota
Manado. Faktor laju pertumbuhan penduduk dihitung berdasarkan perubahan jumlah penduduk total Kota Manado dari tahun 1996 sampai tahun 2005 seperti pada distribusi
dalam Tabel 11. Hasil regresi antar jumlah penduduk y dengan tahunwaktu x
mengikuti persamaan y = -22360 + 11365x R
2
= 0.996. Oleh karena itu digunakan koefisien laju pertumbuhan penduduk sebesar 11365. Angka kematian atau mortalitas
diasumsikan secara acak dari satu sampai dua persen sedangkan angka imigrasi dan emigrasi dibuat berimbang dalam model ini dengan perubahan acak dari satu sampai lima
persen. Pengaruh jumlah penduduk ke perubahan jumlah rumah tangga dihitung berdasarkan hasil regresi antara jumlah rumah tangga dengan jumlah penduduk pada
sembilan kecamatan. Sehingga diperoleh nilai perubahan jumlah rumah tangga setiap penambahan jumlah penduduk sebesar 0,2318 dengan nilai intercept sebesar 643,23.
Dampak perubahan penduduk terhadap angkatan kerja dihitung berdasarkan regresi angkatan kerja dengan jumlah penduduk dengan koefisien sebesar 1,2152 x jumlah
pendudukkecamatan – 273877. Sesuai perubahan pertumbuhan dan pengurangan
penduduk, selisihnya setiap tahun merupakan pertambahan jumlah penduduk. Hasil simulasi model menujukkan bahwa perbedaan tidak signifikan antar ketiga skenario. Hal
tersebut disebabkan karena dalam model ini tidak difungsikan kembali dampak dari setiap skenario terhadap perubahan jumlah penduduk. Meskipun demikian diketahui
bahwa dampak itu mungkin saja terjadi melalui perubahan angka mortalitas mengikuti perubahan kualitas lingkungan dan perbedaan rasio imigrasi dan emigrasi berdasarkan
perubahan ekonomi. Oleh karena itu hasil simulasi model memperlihatkan variasi trend pertumbuhan penduduk antar wilayah kecamatan dibanding antar skenario dengan tujuan
untuk mengetahui perbedaan distribusi spasial dan pemerataan penduduk Kota Manado.