Batasan dan Asumsi Model serta Skenario Hasil

pengaturan RTH pada setiap kecamatan di wilayah Kota Manado dan tetap mengakomodir jumlah penduduk dan ekonomi mengalami pertumbuhan. Model yang dibuat dibatasi dalam ruang lingkup wilayah kota Manado yang terdiri dari sembilan kecamatan, enam klasifikasi lahan pada empat kategori topografi, empat klasifikasi RTH diluar pertanian dan hutan dan sembilan sektor PDRB. Model dibatasi dan difokuskan pada tujuan memprediksi perubahan lahan akibat perkembangan penduduk dan dampaknya kepada perekomian daerah. Alternatif pemilihan langkah dalam pengelolaan tata ruang dibatasi pada penataan konversi lahan pertanian dan kehutanan yang layak mukim berdasarkan topografi dan dampaknya pada kondisi lingkungan. Beberapa koefisien dan peubah yang diasumsikan dibuat pada skala nilai dari nilai minimal sampai maksimal. Asumsi skala pelaksanaan tata ruang diimplementasikan kedalam tiga model skenario penataan ruang yaitu : Skenario bebas : pembangunan berjalan tanpa memperhatikan rasio tata ruang dan RTH, konversi lahan pertanian menjadi pemukiman dan alokasi penduduk tidak diatur. Pada skenario ini semua tidak diperhatikan sehingga hasilnya adalah yang buruk. Skenario agak konservatif : pembangunan berjalan dengan memperhatikan tata ruang dan RTH, konversi lahan pertanian menjadi pemukiman hanya dilakukan pada lahan yang layak mukim menurut topografi dan alokasi penduduk tidak diatur. Pada skenario ini RTH sudah diperhatikan namun hasilnya belum optimal. Skenario konservatif : pembangunan berjalan dengan memperhatikan tata ruang dan RTH, konversi lahan pertanian menjadi pemukiman dilakukan mengikuti proporsi lahan pertanian yang belum terbangun di setiap kecamatan menurut topografi dan alokasi penduduk diatur agar proporsi kepadatan penduduk lebih merata antar kecamatan. 4 KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografi dan Administrasi

Kota Manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara berkembang selain sebagai kota jasa juga sebagai pusat bisnis dan perdagangan. Pentingnya fungsi kota terhadap peningkatan dan pengembangan berbagai kegiatan telah memberikan peluang pertumbuhan ekonomi dan menempatkan Kota Manado pada peran yang lebih luas sebagai Pusat Kegiatan Nasional dan khususnya sebagai pusat pembangunan dan pelayanan bagi kawasan Indonesia bagian timur. Visi Kota Manado yakni sebagai ‘Kota Pariwisata Dunia 2010’, dengan Misi ‘Menciptakan Lingkungan Perkotaan yang Menyenangkan dimana setiap orang dapat mewujudkan potensi dan impiannya’. Dalam upaya Pemerintah mewujudkan Visi dan Misi maka program ‘Penghijauan dan Penanaman Pohon Peneduh’ merupakan salah satu usaha pengisian RTH guna mewujudkan lingkungan perkotaan yang bersih, sehat, nyaman, indah dan lestari. Program ini sudah berjalan dari tahun 2007 hingga 2010 dan hal ini pula bertujuan untuk mempersiapkan momentum pelaksanaaan World Ocean Summit WOS di Kota Manado pada tahun 2009. Secara geografis, Kota Manado terletak di antara 1 o 30’ – 1 o 40’ lintang utara ; 124 o 40’ – 126 o 50’ bujur timur. Kota Manado berbatasan dengan : - Sebelah Utara dengan : Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara dan Teluk Manado - Sebelah Timur dengan : Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara - Sebelah Selatan dengan : Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa - Sebelah Barat dengan : Teluk Manado Laut Sulawesi Secara administratif Kota Manado terbagi atas sembilan kecamatan dan 87 kelurahan desa sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1988 luas Kota Manado adalah 15726 Ha dengan luas masing-masing kecamatan berbeda. Terdapat tiga kecamatan di Kota Manado yang memiliki wilayah lebih luas yaitu, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Bunaken dan Kecamatan Malalayang. Kecamatan Mapanget adalah Kecamatan terluas dan Kecamatan Sario adalah Kecamatan yang terkecil. Kecamatan Bunaken mempunyai dua wilayah yang berbeda yaitu wilayah daratan dan kepulauan. Luas wilayah Kota Manado per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Luas Wilayah Kota Manado Per Kecamatan Kecamatan Luas Ha Malalayang 1720,75 10,94 Sario 193,25 1,23 Wanea 785,25 4,99 Wenang 336,95 2,14 Tikala 1511,80 9,61 Mapanget 5820,95 37,02 Singkil 467,75 2,98 Tuminting 431,00 2,74 Bunaken 4458,30 28,35 Total 15726,00 100 Sumber : RTRW Kota Manado 2006 – 2016.

4.2. Kondisi Biofisik

4.2.1. Topografis Kota Manado memiliki topografi tanah yang bervariasi untuk tiap kecamatan. Secara keseluruhan, Kota Manado memiliki keadaan tanah yang berombak sebesar 44 dan dataran landai sebesar 38 dari luas wilayah. Sisanya 18 dalam keadaan tanah bergelombang, berbukit dan bergunung. Ketinggian dari permukaan laut pada tiap-tiap kecamatan di Kota Manado bervariasi. Secara keseluruhan, sebesar 94,53 dari luas wilayah Kota Manado terletak pada ketinggian 0 – 240 m dpl. Terdapat dua gunung di Kota Manado, keduanya terletak di Kelurahan Bunaken. Gunung tertinggi adalah Manado Tua dengan ketinggian sekitar 655 meter dan Gunung Tumpa dengan ketinggian sekitar 610 meter.