Kerangka Pemikiran Studi Ruang Terbuka Hijau Kota Manado dengan Pendekatan Sistem Dinamik

Dalam hal ini RTH amat penting fungsinya untuk mengatur temperatur kota, mengatur kandungan oksigen dan mengurangi karbon-dioksida, menjadi perangkap bahan pencemar baik debu maupun gas, meningkatkan peresapan air, memberi bentuk visual yang menarik dan sehat untuk rekreasi, menjadi habitat bagi semua mahluk hidup dan meningkatkan keanekaragaman kehidupan di lingkungan kota. Khusus Kota Manado yang memiliki karakteristik lanskap alami yang indah, visualisasi yang menarik, namun juga rawan akan bahaya lingkungan banjir, erosi, longsor dan pencemaran hendaknya dilestarikan dengan Sistem RTH Kota Green Open Space System yang tetap mempertimbangkan unsur-unsur bentang alam alami dan pengembangan sistem lingkungan buatan dalam sistem RTH. Keberadaan sistem ini akan mengatur koordinasi antar instansi dan model yang ada, sehingga peran serta masyarakat dapat pula dikembangkan. Model ini membutuhkan suatu studi yang tidak sama pada setiap kota. Penelitian pemodelan ini diarahkan pada studi RTH di Kota Manado dengan pendekatan sistem dinamik yakni suatu cara berpikir menyeluruh dari kekompleksan yang terjadi dengan kajian aspek fisik, ekonomi, dan sosial. Ketiga aspek tersebut digunakan pada pembuatan model sistem dinamik dengan di dukung data kuantitatif yang berubah menurut waktu dan yang nantinya akan menghasilkan pendugaan ke masa depan mengenai kebutuhan RTH, dengan memperhatikan pertambahan penduduk, peningkatan tingkat kesejahteraan ekonomi dan perbaikan kualitas lingkungan. Gambar 1 Bagan Alir Kerangka Pemikiran. Memodelkan RTH Kota Manado dengan Pendekatan Sistem Dinamik Manado dan Lanskap yang indah berkarakter Rentan terhadap perubahan Mudah berdampak banjir, erosi longsor Perlu perbaikan Tata Ruang Pertimbangan aspek fisik, sosial, ekonomi ; Pengembangan model RTH sesuai kebutuhan kota Tata Ruang yang kurang baik Konsep Penataan Tata Ruang RTH ; Estimasi dan Distribusi

1.5. Lingkup dan Batasan Penelitian

Lingkup dari penelitian ini adalah wilayah administrasi Kota Manado dengan sembilan kecamatan, diantaranya : Kecamatan Bunaken, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Singkil, Kecamatan Wenang, Kecamatan Tikala, Kecamatan Sario, Kecamatan Wanea, Kecamatan Malalayang. Sebagai acuan referensi digunakan Rencana Umum Tata Ruang Kota Manado 2006- 2016. Gambar 2 Peta Administrasi Kota Manado. 6 9 0 0 0 0 6 9 0 0 0 0 6 9 5 0 0 0 6 9 5 0 0 0 70 0 0 0 0 70 0 0 0 0 70 5 0 0 0 70 5 0 0 0 710 0 0 0 710 0 0 0 7150 0 0 7150 0 0 1 6 1 6 1 6 5 1 6 5 1 7 1 7 1 7 5 1 7 5 1 8 1 8 Kota Manado Kab. Minahasa Utara Kota Bitung Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kota Tomohon D an a u T o n da n o Inset Lokasi Peta Peta Administrasi Kota Manado U 1 1 2 K m 1:100000 Legenda : Sumber : - Peta Dasar RBI Bakosurtanal Skala 1 : 50.000. - Bappeko Manado 2004 P. MANADO TU A P. BU NAKEN P. SILADEN T e l u k M a n a d o KEC. BUNAKEN KEC. MAPANGET KEC. TUMINTING KEC. SINGKIL KEC. TIKALA KEC. WENANG KEC. WANEA KEC. MALALAYANG KEC. SARIO KEC. BUNAKEN Bunaken Malalayang Mapanget Sario Singkil Tikala Tuminting Wanea Wenang Batas Kota Batas Kecam atan Garis Pantai Wilayah Kecamatan Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Manado Gambar 3.1 Peta Administrasi Kota Manado 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian RTH

Dari berbagai referensi pengertian tentang eksistensi nyata sehari-hari, maka ruang terbuka hijau adalah : 1 suatu lapangan yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon tanaman tinggi berkayu; 2 ”Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk, dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang di dalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan perennial woody plants, dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya, sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2006. Menurut Nurisjah 2005, ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka yang ditanami dengan tanaman, mulai dari yang bersifat alami rumput, jalur hijau, taman bermain dan taman lingkungan di daerah pemukiman. Sedangkan menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengartikan Ruang Terbuka Hijau sebagai area memanjangjalur danatau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Pakpahan 2006, menyatakan ruang terbuka hijau merupakan elemen fisik yang menyatupadukan tata bangunan dengan lingkungannya, termasuk mengisi ruang antar bangunan, agar dapat tercipta suatu lingkungan binaan yang lebih fungsional, lebih berkualitas serta lebih layak dihuni dan berjati diri. Adapun Fungsi RTH antara lain sebagai ; 2.1.1. Fungsi Ekologi Secara ekologis fungsi RTH antara lain : 1 Ameliorasi iklim; elemen dasar iklim antara lain penyinaran matahari, suhu udara, aliran udara dan kelembaban yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Beberapa proses yang berkaitan dengan ameliorasi iklim yaitu : a. Modifikasi suhu; pada siang hari daun-daun tanaman menyerap sinar matahari dalam proses asimilasi, yang mengubah gas CO 2 dan air menjadi karbohidrat dan O 2 .