Gambar 5 Dua Buah Gunung Tertinggi di Kota Manado.
Tabel 5 Kondisi Topografi Kota Manado Kecamatan
Dataran Landai
Berombak Berombak
Berbukit Bergunung
Total Mapanget
3720,95 1600
200 300
5820,95 Sario
175,25 175,25
Malalayang 496,41
530,64 684,7
1711,75 Wanea
200 585,25
785,25 Tikala
250 1261,8
1511,80 Bunaken
300 1900
669,3 1589
4458,30 Tuminting
391 40
431,00 Singkil
417,75 50
467,75 Wenang
363,95 363,95
Total Kota Manado
6315,31 5967,69
1554 1889
15726,00
Sumber : Manado dalam Angka 2006.
4.2.2. Morfologis Secara umum kondisi morfologis Kota Manado terbentuk karena kondisi
karakteristik alam Kota Manado itu sendiri yang unik dan berbeda dari kebanyakan Kota di Indonesia pada umumnya. Kota Manado memiliki bentang alam dengan unsur trimatra
yaitu pantai, daratan dan perbukitan, yang terbentang dengan jarak yang relatif sempit diantara ketiga matra tersebut. Selain itu, di wilayah Kota Manado terdapat lima buah
sungai yang pada umumnya mengalir dari daerah perbukitan dan bermuara ke pantai di Teluk Manado.
Gunung Tumpa Gunung Manado Tua
Gambar 6 Lanskap Kota Manado.
4.2.3. Geologis Menurut derajat kekuatan geologi teknik, maka di Kota Manado terdapat empat
jenis derajat kekuatan geologi teknik berdasarkan data yang diperoleh dari ”Atlas Sumber Daya Wilayah Pesisir : Minahasa
– Manado – Bitung Tahun 2002, yaitu : Pertama, zona derajat kekuatan geologi teknik sangat rendah dibentuk oleh endapan alluvium Qal
berupa lanau pasiran dan endapan pantai. Di Kota Manado zona ini terdapat di Pantai Tumumpa dan pantai bagian utara Manado yang berhubungan dengan pantai di
Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Kedua, zona derajat kekuatan geologi teknik rendah dibentuk dari endapan sungai Qs terdapat di daerah sepanjang sungai
DAS Tondano dari Kairagi sampai ke muara. Ketiga, zona derajat kekuatan geologi teknik menengah dibentuk oleh batuan dasar tufa Qtv, batu pasir Tps, dan batu
gamping Ql. Terdapat di kawasan Pantai Bahu sampai Singkil. Keempat, zona derajat kekuatan geologi teknik tinggi dibentuk oleh batuan gunung api muda Qv, lava Qtvl,
batuan gunung api Tersier Tmv. Terdapat di sepanjang pantai Bahu sampai ke Tanawangko termasuk di dalamnya Pantai Malalayang, serta dari pantai Molas sampai ke
Wori.
4.2.4. Klimatologi Sebagai daerah yang terletak di garis katulistiwa, Kota Manado hanya mengenal
dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Iklim adalah salah satu sumber daya yang pemanfaatannya sangat luas dalam berbagai bidang kegiatan. Untuk memanfaatkan data
iklim di suatu wilayah, hal yang perlu diperhatikan adalah pola iklim wilayah tersebut. a. Curah Hujan
Data curah hujan yang dianalisis adalah data 20 tahun terakhir yaitu periode 1985 sampai dengan 2004. Pola curah hujan Kota Manado dari data yang diperoleh dimana
rataan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari yakni 446,8 mm sedangkan terendah pada bulan Agustus yakni 84,2 mm. Hasil analisis curah hujan dengan
menggunakan pendekatan tipe iklim Oldeman untuk Wilayah Manado termasuk tipe iklim B1 8 bulan basah berturut-turut dan 1 bulan kering.
100 200
300 400
500
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Bulan R
at aa
n C
u rah H
u jan B
u lanan
mm
Gambar 7 Rataan Curah Hujan bulanan Periode 1985 – 2004
di Wilayah Kota Manado.
b. Suhu Udara Pola rataan suhu udara Wilayah Manado dipaparkan dalam bentuk rataan suhu
udara bulanan sepanjang tahun yang mana menunjukkan variasi yang sangat kecil. Rataan suhu udara dari bulan ke bulan sepanjang tahun relatif konstan dengan kisaran
bulanan sekitar 1
o
C.
21.0 21.5
22.0 22.5
23.0 23.5
24.0
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Bulan R
at aa
n S
u h
u U
d ar
a B
u lanan
o
C
Gambar 8 Suhu Udara Kota Manado Periode 1985 – 2004.
c. Kecepatan dan Arah Angin Peubah angin meliputi kecepatan dan arah. Pola kecepatan dan arah angin Kota
Manado sesuai data yang diperoleh menunjukkan rataan kecepatan angin tertinggi terjadi pada bulan Agustus yakni sekitar 5,4 kmjam sedangkan terendah pada bulan
April yakni 1,6 kmjam. Arah pergerakan angin terbanyak yakni dari Barat hingga Barat Laut terjadi pada
bulan November, Desember dan Januari dengan kisaran 60-70. Untuk bulan Pebruari, Maret dan April angin berhembus terbanyak dari Utara dengan kisaran
sekitar 50-60. Bulan Mei sebagian Utara sebagian lagi dari arah Selatan masing- masing sekitar 40. Bulan Juni sampai September arah angin terbanyak dari Selatan.
Bulan Oktober arah angin berubah-ubah. Secara umum kecepatan angin tinggi terjadi pada pukul 10.00
– 15.00 dan pada pukul 22.00 – 24.00.
Gambar...Rataan Kecepatan Angin Kota Manado
1 2
3 4
5 6
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Bulan
K e
c e
p a
ta n
A n
g in
K m
j a
m
Gambar 9 Rataan Kecepatan Angin Kota Manado Periode 1985 – 2004.
4.2.5. Ruang Terbuka Hijau Di Kota Manado ruang terbuka yang berfungsi sebagai taman kota belum
maksimal. Seperti lapangan Sparta Tikala yang ada di Kelurahan Tikala Ares merupakan ruang terbuka kota yang multifungsi untuk kegiatan upacara,
perlombaan, dan kampanye bukan murni sebagai taman kota yang mana masyarakat dapat bersantai. Ruang terbuka lainnya di Kota Manado berupa lapangan olahraga
sepakbola atau ruang luar sebagai bagian dari sebuah gedung. Pada kawasan- kawasan yang padat permukimannya belum ada ruang terbuka yang terencana tetapi
merupakan lahan-lahan kosong yang belum terbangun yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat berolahraga. Beberapa bentuk RTH juga terdapat pada
lokasi-lokasi Taman Pemakaman yang tersebar secara merata diseluruh wilayah Kota Manado.
Gambar 10 Beberapa Bentuk RTH Kota Manado ; a. Taman Pemakaman b. Lapangan Olahraga, c. Daerah Bantaran Sungai dan d. Jalur
Hijau Jalan.
Tabel 6 Luas Ha Nilai Initial RTH pada setiap Kecamatan di Kota Manado
Kecamatan Hutan
Kota Taman
Kota Jalur
Hijau Jalan
Jalur Hijau
Sungai Pertanian Hutan Total
RTH Mapanget
0,3 2,4
0,03 0,13
5024,2 87,5
5112,17 Sario
1,4 0,02
0,2 0,3
0,52 Malalayang
3,7 1,28
0,03 0,06
1126,15 14,5
1144,43 Wanea
0,16 0,02
0,12 225,35
6,05 231,53
Tikala 0.5
0,34 0,02
0,15 770,2
20,75 791,62
Bunaken 219,5
0,25 0,02
3817,7 171,75 4208,98
Tuminting 0,02
0,2 136
0,8 137,02
Singkil 0,08
0,02 0,03
199 4,2
203,26 Wenang
0,47 0,03
0,2 3
5,6 8,83
Total Kota Manado
224 6,38
0,21 1,09
11301,6 311,45 11838,36
Sumber : Manado Dalam Angka 2006.
4.3.5. Penggunaan Lahan Penggunaan
lahan di
Kota Manado
masih didominasi
RTH pertanianperkebunan, hutan, alang-alang yaitu seluas 11800 Ha atau 75,04,
sedangkan area terbangun seperti perumahanpemukiman, usaha dan jasa seluas 3324,65 Ha atau 21,14 Tabel 7.
Tabel 7 Luas dan Persentase Penggunaan Lahan di Kota Manado Tahun 2005 Penggunaan Lahan
Luas Ha Persentase
PertanianPerkebunan 11267,35
71,65 Hutan dan Hutan Bakau
433,65 2,76
Alang-alang 99,00
0,63 Jalan dan Sungai
412,30 2,62
Industri 4,95
0,03 Perumahan
2610,50 16,60
Ruang Terbuka 160,95
1,02 Usaha dan Jasa
714,15 4,54
Tanah Kosong 23,50
0,15 J u m l a h
15726,00 100,00
Sumber : Manado Dalam Angka 2006.
4.3. Pemerintahan
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat, Pemerintah Kota Manado melalui Peraturan Daerah Nomor 4 dan 5 Tahun
2000 telah melakukan perubahan status Desa menjadi Kelurahan sehingga jumlah kelurahan bertambah dari 68 menjadi 87 kelurahan Tabel 8.
Tabel 8 Jumlah Kecamatan dan Kelurahan di Kota Manado Kecamatan
Jumlah Kelurahan Bunaken
8 Tuminting
10 Singkil
9 Tikala
12 Wenang
12 Wanea
9 Sario
7 Mapanget
11 Malalayang
9
Sumber :Manado Dalam Angka 2006
4.4. Kependudukan
Data pertambahan penduduk Kota Manado memperlihatkan bahwa pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan yang fluktuatif, yang mana
angka pertumbuhan penduduk Kota Manado tahun 2001 sebesar 1,57, namun pada tahun 2002 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 3,03 pada tahun
2003 angka pertumbuhan ini menurun menjadi 1,49.
Tabel 9 Jumlah Penduduk Kota Manado 2001- 2003 Tahun
Jumlah Penduduk 2000
369723 2001
383882 2002
395515 2003
405582
Sumber :Manado Dalam Angka 2006