Suara, Lafal, Intonasi, Gestur,

65 1 Raut muka atau mimik juga perlu diperhati- kan. Mimik yang kalian tampilkan dapat mewakili suasana yang dalam bercerita. Ketika sampai pada bagian cerita yang senang, tampilkan mimik yang senang. Ketika sampai pada bagian cerita yang sedih, tampilkan mimik yang sedih.

5.2.2 Teks Cerita

Berikut ini contoh teks cerita. Berlatihlah ber- cerita dengan baik menggunakan teks tersebut Telepon TV Suatu hari keluargaku sedang menonton TV. Terdengar deringan telepon yang cukup lama, tetapi tidak ada yang mengangkat. Aku yang sedang tidur merasa terusik oleh dering telepon tersebut. Dengan setengah berlari, aku marah pada kakak-kakakku. “Kenapa sih, tidak ada yang mengangkat. Malas benar”. Lalu aku mengangkat telepon. “Halo ... halo ...”. Berulang kali aku ucapkan “halo”, tetapi tidak ada yang menjawab. Aku kesal dan kututup teleponnya. Keluargaku tertawa melihat tingkahku. Kakakku menjelaskan bahwa suara telepon tadi berasal dari TV, bukan telepon di rumah. Kakak-kakakku pun menertawakanku. Fitri Mutiah 2 Nyontek Namaku Widyan. Dulu waktu SMA, ya na- manya anak muda, aku juga nyontek waktu ulangan. Alasanku nyontek karena bahan ulangan banyak dan ada bab-bab dalam pelajaran yang aku enggak ngerti. Mau tanya pada guru, takut dimarahi. Ya sudah pasrah saja. Nyontek jadi salah satu cara. Sumpah Dulu aku jago banget menyontek dengan berbagai cara. Tetapi, lama-lama aku ngerasa nyesel juga. Nilai yang kudapat bukan hasil usaha sendiri. Waktu kuliah, tobat deh Ujian sesulit apa pun, aku coba enggak menyontek. Aku mau tahu kelemahan dan kekuranganku. Pernah sih, aku harus mengulang ujian sampai empat kali. At least, nyontek sebenarnya enggak salah. Tetapi lebih baik kalau kamu belajar jujur dengan diri sendiri. Mana pelajaran yang kamu enggak bisa, pelajari pelan-pelan. Kalau tetap enggak bisa, jangan malu tanya pada guru atau teman-teman yang pintar. Ja- ngan lupa perbanyak latihan dan yakin kalau “AKU PASTI BISA”. Where there is a will, there is a way. Kompas Muda, 20 Oktober 2007 dengan sedikit perubahan Dua cerita di atas merupakan contoh cerita pengalaman yang pernah dialami seseorang. Dalam cerita pertama terdapat unsur kelucuan. Ketika hendak menceritakan sebuah cerita lucu, perhatikan lafal, intonasi, gestur, dan mimik. Keempat hal tersebut sangat berpengaruh pada diterima dan dipahaminya cerita kalian. Cerita kedua merupakan cerita pengalaman masa lalu yang saat ini tidak dilakukan lagi, yaitu menyontek. Dalam cerita itu terdapat bagian- bagian yang memerlukan penekanan-pene- kanan. Misalnya pada kalimat berikut: “Jangan lupa perbanyak latihan dan yakin kalau “AKU PASTI BISA”.” Pada kalimat ini pencerita harus memberikan penekanan karena berisi ajakan yang positf pada pendengar. 1. Persiapkan sebuah cerita pengalaman untuk diceritakan di depan kelas Jika kalian kesulitan membuat cerita, ikutilah langkah-langkah berikut ini 2. Salinlah tabel yang terdapat di halaman 66 untuk menilai penampilan teman- teman kalian dalam bercerita. Lalu secara bergilran, kalian bercerita di depan kelas. Yang belum mendapat giliran memberi- kan penilaian dengan mengisi tabel. ☺ Mengingat-ingat pengalaman yang paling mengesankan. ☺ Menentukan pengalaman mengesankan yang akan ditulis. ☺ Menentukan urutan peristiwa sesuai dengan urutan waktu dan peristiwanya. ☺ Menulis atau mengarang pengalaman berdasarkan urutan peristiwa. 66

5.3 Menyimpulkan Isi Bacaan Setelah Membaca Cepat 200

Kata per Menit Membaca cepat adalah membaca dengan kecepatan yang tinggi, waktu yang singkat, tetapi juga memahami isi bacaan tersebut. Ada bebe- rapa hal yang perlu kalian perhatikan bila ingin membaca cepat. 1. Dalam membaca hendaknya tidak bersuara, karena dengan bersuara kita terpaksa menggerakkan bibir. Dengan menggerak- kan bibir, mengganggu kecepatan mem- baca. 2. Tidak perlu menunjuk teks dengan jari pensil. 3. Kepala tidak perlu mengikuti baris-baris dalam teks, cukup bola matanya saja. 4. Tidak mengulang kembali teks yang sudah dibaca. Oleh karena itu, dalam membaca cepat diha- rapkan kalian membaca dengan: 1. konsentrasi secara penuh; 2. membaca dalam hati; 3. luaskan pandangan mata untuk menjangkau baris-baris pada teks bacaan tersebut; dan No. Lafal Intonasi 1. 2. 3. 4. dst. Nama Gestur Mimik Komentar MEMBACA Tabel Penilaian 4. tidak mengulang kata yang terlewatkan.

5.3.1 Rumus Kemampuan Membaca

Rumus yang bisa digunakan untuk meng- hitung kemampuan membaca cepat adalah: Keterangan: Angka 60 yang ada pada rumus tersebut dipergunakan sebagai indeks untuk mengubah waktu-baca dalam sekon menjadi menit, karena kemampuan membaca umumnya dinyatakan dengan jumlah kata per menit. Untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan dapat dipergunakan cara berikut: 1. hitunglah jumlah kata yang terdapat dalam satu garis penuh, 2. hitunglah jumlah baris pada tiap kolom halaman yang bersangkutan, dan Jumlah kata-kata yang dibaca Jumlah waktu : 60 x Persentase jawaban