64
4. Darah
setampuk pinang, umur
setahun jagung d.
berbohong sehingga
memperbesar kesalahan
5. Gajah mati
meninggalkan gading
e. orang baik jika
mati akan dikenang
6. Membasuh
muka dengan air liur
f. ada yang baik,
tetapi ada yang buruk juga
1. sangat
kecewa
2. kemenangan
yang tak terduga-duga
3. mendapat nasib
baik
4. tidak dengan
sungguh- sungguh
5. melakukan
dengan nekat
6. pintar
a. setengah mati
b. naik daun
c. membabi buta
d. kuda hitam
e. panjang akal
f. tarik muka dua
belas
2. Bagai aur
dengan tebing b.
persahabatan yang saling
teguh setia
3. Cupak
sepanjang betung, adat
sepanjang jalan
c. bertindak
menurut adat dan kebiasaan
BERBICARA
2. Jodohkanlah antara peribahasa atau ungkapan yang ada di sebelah kanan dan
artinya di sebelah kiri dengan tepat
5.2 Bercerita dengan Urutan yang Baik, Suara, Lafal,
Intonasi, Gestur, dan Mimik yang Tepat
Di bab 1 kalian telah mempelajari materi ber- cerita dengan bahan yang diceritakan adalah
dongeng. Sekarang kalian akan kembali mem- pelajari materi bercerita, tetapi dengan bahan
yang diceritakan bukan dongeng. Kalian dapat bercerita tentang pengalaman pribadi, peristiwa
yang terjadi di lingkungan sekitarmu, tentang cita-citamu, tentang keluargamu, tentang
liburan, dan sebagainya.
5.2.1 Suara, Lafal, Intonasi, Gestur,
dan Mimik
Bercerita dengan baik haruslah menam- pilkan suara, lafal, intonasi, dan mimik yang tepat.
Ketika kalian bercerita, lafal menjadi hal yang sangat penting. Pelafalan yang jelas akan mem-
buat pendengar nyaman mendengarkan cerita kalian.
Intonasi juga harus diperhatikan dengan benar. Intonasi berkaitan dengan tekanan
keras-lembut, nada tinggi-rendah, durasi panjang-pendek, dan jeda perhentian. Jika
keempat hal tersebut dilaksanakan dengan baik, kalian akan menampilkan intonasi yang baik
dalam bercerita.
Ketika bercerita kalian juga bisa meng- gunakan gerak tubuh atau biasa disebut gestur.
Gestur juga menjadi penting dalam bercerita, supaya kalian dapat melakukan penekanan-
penekanan pada bagian cerita tertentu. a.
masih muda dan bodoh
1. Ada sirih
hendak makan sepah
65
1
Raut muka atau mimik juga perlu diperhati- kan. Mimik yang kalian tampilkan dapat mewakili
suasana yang dalam bercerita. Ketika sampai pada bagian cerita yang senang, tampilkan mimik
yang senang. Ketika sampai pada bagian cerita yang sedih, tampilkan mimik yang sedih.
5.2.2 Teks Cerita
Berikut ini contoh teks cerita. Berlatihlah ber- cerita dengan baik menggunakan teks tersebut
Telepon TV
Suatu hari keluargaku sedang menonton TV. Terdengar deringan telepon yang cukup
lama, tetapi tidak ada yang mengangkat. Aku yang sedang tidur merasa terusik oleh dering
telepon tersebut. Dengan setengah berlari, aku marah pada kakak-kakakku. “Kenapa
sih, tidak ada yang mengangkat. Malas benar”. Lalu aku mengangkat telepon. “Halo
... halo ...”. Berulang kali aku ucapkan “halo”, tetapi tidak ada yang menjawab. Aku kesal
dan kututup teleponnya. Keluargaku tertawa melihat tingkahku. Kakakku menjelaskan
bahwa suara telepon tadi berasal dari TV, bukan telepon di rumah. Kakak-kakakku pun
menertawakanku. Fitri Mutiah
2
Nyontek
Namaku Widyan. Dulu waktu SMA, ya na- manya anak muda, aku juga nyontek waktu
ulangan. Alasanku nyontek karena bahan ulangan banyak dan ada bab-bab dalam
pelajaran yang aku enggak ngerti. Mau tanya pada guru, takut dimarahi. Ya sudah pasrah
saja. Nyontek jadi salah satu cara. Sumpah Dulu aku jago banget menyontek dengan
berbagai cara.
Tetapi, lama-lama aku ngerasa nyesel juga. Nilai yang kudapat bukan hasil usaha
sendiri. Waktu kuliah, tobat deh Ujian sesulit apa pun, aku coba enggak menyontek. Aku
mau tahu kelemahan dan kekuranganku. Pernah sih, aku harus mengulang ujian
sampai empat kali.
At least, nyontek sebenarnya enggak salah. Tetapi lebih baik kalau kamu belajar
jujur dengan diri sendiri. Mana pelajaran yang kamu enggak bisa, pelajari pelan-pelan.
Kalau tetap enggak bisa, jangan malu tanya pada guru atau teman-teman yang pintar. Ja-
ngan lupa perbanyak latihan dan yakin kalau “AKU PASTI BISA”. Where there is a will, there
is a way.
Kompas Muda, 20 Oktober 2007 dengan sedikit perubahan
Dua cerita di atas merupakan contoh cerita pengalaman yang pernah dialami seseorang.
Dalam cerita pertama terdapat unsur kelucuan. Ketika hendak menceritakan sebuah cerita lucu,
perhatikan lafal, intonasi, gestur, dan mimik. Keempat hal tersebut sangat berpengaruh pada
diterima dan dipahaminya cerita kalian.
Cerita kedua merupakan cerita pengalaman masa lalu yang saat ini tidak dilakukan lagi, yaitu
menyontek. Dalam cerita itu terdapat bagian- bagian yang memerlukan penekanan-pene-
kanan. Misalnya pada kalimat berikut: “Jangan lupa perbanyak latihan dan yakin kalau “AKU
PASTI BISA”.” Pada kalimat ini pencerita harus memberikan penekanan karena berisi ajakan
yang positf pada pendengar.
1. Persiapkan sebuah cerita pengalaman untuk diceritakan di depan kelas Jika
kalian kesulitan membuat cerita, ikutilah langkah-langkah berikut ini
2. Salinlah tabel yang terdapat di halaman 66 untuk menilai penampilan teman-
teman kalian dalam bercerita. Lalu secara bergilran, kalian bercerita di depan kelas.
Yang belum mendapat giliran memberi- kan penilaian dengan mengisi tabel.
☺ Mengingat-ingat pengalaman yang paling mengesankan.
☺ Menentukan pengalaman mengesankan yang akan ditulis.
☺ Menentukan urutan peristiwa sesuai dengan urutan waktu dan
peristiwanya. ☺ Menulis atau mengarang
pengalaman berdasarkan urutan peristiwa.