29
2.4.4 Menentukan Amanat
Pada zaman dulu, ajaran-ajaran hidup, norma kemasyarakatan, tradisi, budaya, dan
lain-lain disampaikan melalui karya sastra. Namun, penyampaian cerita waktu itu masih
bersifat lisan.
Amanat disebut juga pesan cerita. Dalam dongeng, amanat adalah ajaran atau petuah
yang dapat dijadikan pedoman hidup bagi pembaca.
Perhatikan contoh 1. Tulislah hal-hal menarik dari dongeng
“Aria Tangguh” beserta alasannya 2. Tulislah hal-hal yang tidak menarik dari
dongeng “Aria Tangguh” beserta alasan- nya
3. Laporkan hasil pekerjaan kalian di depan kelas untuk ditanggapi teman lain
Kutipan:
... Tetapi sungguhpun gadis itu baik kela-
kuannya serta amat berbakti kepada suami dan mertua perempuannya, mertua itu tidak
menyukainya.
Amanat:
Hendaklah kita selalu menghormati se- seorang walaupun orang itu tidak menghor-
mati kita.
Bentuklah kelompok terdiri dari 4-5 orang, kemudian tentukan amanat-amanat yang
terkandung dalam dongeng “Aria Tangguh” Ceritakan kepada teman dalam kelompok,
pengalaman-pengalaman pribadi yang mirip dengan isi dongeng “Aria Tangguh”
1. Dongeng adalah cerita tentang makhluk
yang diangan-angankan dan bersifat khayalan dan berkisah seputar dewa, raja,
pangeran, dan puteri raja. Tokohnya dapat berwujud apa saja yang memiliki sifat
manusia.
2 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
membacakan teks perangkat upacara, yaitu: a lafal, b jeda, c aksentuasi, d tempo,
dan e intonasi.
3. Kaidah penulisan imbuhan per- :
- imbuhan per- berubah menjadi pe- bila
dilekatkan pada kata dasar yang diawali dengan huruf r, dan
- imbuhan per- berubah menjadi pel- bila
dilekatkan pada kata dasar ajar. 4.
Fungsi imbuhan per-, tetap seperti kata dasarnya atau membentuk kata kerja.
5. Kata sambung untuk digunakan untuk me-
nunjukkan relasi tujuan atau peruntukan. Kata sambung ini bisa diganti dengan kata
bagi, buat, atau guna.
6. Kata sambung bagi atau buat selaku diikuti
kata benda, kata sambung guna diikuti kata kerja, sedangkan kata sambung demi me-
ngandung pengertian lebih tegas atau keras daripada untuk.
7. Kata sambung untuk dan demi tidak selalu
dapat saling menggantikan. 8.
Perbendaharaan kata. a. Aksentuasi : pemberian tekanan suara
pada suku kata atau kata. b. Diftong : bunyi vokal rangkap yang ter-
golong dalam satu suku kata. c. Jeda : waktu berhenti sebentar dalam
ujaran.
30 SI UNYIL
Film boneka Si Unyil adalah film serial yang dipro- duksi oleh Pusat Produksi Film Negara PPFN yang
hadir di layar TVRI setiap hari Minggu pagi, berhasil memberikan hiburan kepada seluruh pemirsa di
seluruh Indonesia, khususnya anak-anak. Film Si Unyil dihadirkan karena TVRI didominasi oleh pena-
yangan film produksi luar negeri, sedangkan anak- anak Indonesia memerlukan film-film pendidikan
yang menghibur.
Teknik memainkan boneka diilhami oleh cara memain-kan Wayang Potehi, sebuah kesenian yang
berasal dari leluhur masyarakat Tionghoa. Latar belakang yang menjadi pertimbangan pembuatan
film ini adalah biaya yang dikeluarkan tidak besar dan proses pembuatan boneka yang sederhana dan
mudah di laksanakan bila dibandingkan dengan cara pembuatan film animasi. Boneka Si Unyil termasuk
katagori
hand puppet. Cara memegang dan memain- kan boneka adalah dengan menggunakan tangan
dan jari-jari tangan. Film Si Unyil, dalam penayangannya, dapat bertahan
lebih dari sepuluh tahun. Hal ini menunjukkan bahwa film ini memiliki daya tarik tersendiri dan pengaruh
yang kuat. Salah satu daya tarik dan kekuatan dari film ini adalah kekuatan ekspresi visual yang di-
dukung oleh kekuatan cerita yang mengandung unsur ketegangan, kelucuan, kesedihan, dan
kejenakaan. Cerita yang dimunculkan adalah peristiwa sehari-hari dalam kehidupan anak-anak.
Penelitian ekspresi boneka memakai kajian wanda. Istilah “wanda” digunakan untuk kupasan boneka saat
boneka tersebut dimainkan oleh dalang atau saat tampil dilayar televisi. Wanda mengandung arti
menyeluruh, yang menunjukkan suasana hati, ke- adaan fisik, dan lingkungan tokoh boneka. Wanda
adalah raut tertentu dalam wayang berdasarkan permintaan dalang untuk mempertunjukkan tokoh
tertentu dalam cerita tertentu.
Penggambaran ekspresi peran dan wanda pada beberapa tokoh tertentu merupakan representasi dari
kondisi manusia Indonesia. Ciri-ciri manusia Indone- sia yang diperankan dalam film Si Unyil sesuai dengan
Bhinneka Tunggal Ika. Dalam menganalisis tampilan visual tokoh-tokoh dalam film itu adalah dari tokoh-
tokoh boneka yang paling sering tampil di layar televisi dan memiliki peran yang cukup menonjol pada
setiap episodenya. Tulisan ini berisi tentang latar belakang kelahiran dan pembuatan film boneka Si
Unyil, dokumentasi, rangkuman, dan perjalanan film boneka Si Unyil selama periode tahun 1981 hingga
tahunl992.
Departemen Seni Murni ITB, libadminart.itb.ac.id