92 9. Lingkungan kerja yang kondusif dalam mengembangkan usaha tanaman Pakis
Lingkungan kerja yang kondusif akan mengoptimalkan produktivitas masing-masing tenaga kerja sehingga mendukung pengembangan usaha. PT.
Floribunda memiliki lingkungan kerja yang kondusif, sebagai hasil dari hubungan tiap pegawai yang dekat satu sama lain. Lingkungan kerja yang kondusif juga
berasal dari insentif yang diberikan kepada tenaga kerjanya, berupa tunjangan kesehatan, pendidikan dan sembako.
10. Reputasi yang baik sebagai produsen tanaman tropis asli Indonesia PT. Floribunda memiliki reputasi yang baik di mata konsumen. Hal ini
dibuktikan dari hasil wawancara dengan konsumen, baik pelanggan loyal maupun yang tidak. Reputasi terkait dengan kepercayaan konsumen, sehingga
mempengaruhi keputusan pembelian. Pada industri tanaman hias, nama PT. Floribunda telah terkenal. Pertama, PT. Floribunda merupakan salah satu pioneer
bisnis daun potong Pakis Kadaka di Indonesia. Strategi perusahaan untuk hanya menjual produk yang berkualitas menimbulkan kepercayaan konsumen.
Konsistensi PT. Floribunda juga terlihat, dari segi kontinuitas produksi, pelayanan yang diberikan dan harga yang ditetapkan.
11. Memiliki koleksi berbagai plasma nutfah tanaman hias tropis yang potensial dikembangkan sebagai komoditas unggulan
Plasma nutfah yang dimiliki PT. Floribunda merupakan hasil eksplorasi dari berbagai daerah di Indonesia. Karena keterbatasan PT. Floribunda, tidak
semua plasma nutfah tersebut dapat dikembangkan. Tiap plasma nutfah memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi komoditas unggulan. Hal ini menjadi
kekuatan PT. Floribunda yang mendukung bisnis ekowisata tanaman hias dan kejelian melihat potensi jenis baru Pakis menciptakan permintaan.
6.3.2 Kelemahan
1. Keterbatasan modal usaha Selama ini pemilik membiayai kegiatan bisnisnya dengan uang sendiri
dengan jumlah yang terbatas. Pemilik enggan untuk menambah permodalan dengan meminjam kepada lembaga keuangan. Sistem kredit yang ada saat ini
dianggap memberatkan bagi usaha yang dijalankan. Selain berasal dari pinjaman,
93 modal dapat ditingkatkan melalui investasi pihak luar. Dalam hal ini PT.
Floribunda dapat memanfaatkan kekuatan memiliki jaringan kerja yang luas untuk mendapat investor dan jenis investasi yang sesuai. Investasi yang dimaksud antara
lain investasi keuangan untuk meningkatkan modal, investasi lahan untuk mengatasi keterbatasan lahan dan sarana produksi, serta investasi teknologi untuk
meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi. 2. Belum menerapkan kegiatan penelitian dan pengembangan, terutama untuk
tanaman Pakis Kadaka Kegiatan penelitian dan pengembangan dibutuhkan untuk menciptakan
inovasi jenis-jenis tanaman hias baru yang mampu menmbus pasar domestik dan ekspor. Inovasi juga dibutuhkan dalam menciptakan Pakis dengan kriteria ekspor,
yakni tanpa spora. Sayangnya, PT. Floribunda belum mampu menjalankan kegiatan penelitian dan pengembangan. Modal dan sumber daya manusia
merupakan penghambat utama kegiatan penelitian dan pengembangan. Perusahaan juga belum memanfaatkan adanya peluang kerjasama dengan pihak
peneliti yang ada di daerah Cipanas. Guna mengatasi kelemahan ini, maka kemitraan dapat menjadi pilihan bagi perusahaan.
3. Kurang efektifnya kegiatan promosi untuk pasar domestik tanaman Pakis Kegiatan promosi yang dilakukan belum efektif dan belum menjangkau
semua kalangan masyarakat domestik. Hal ini terlihat dari jumlah permintaan dan penjualan domestik PT. Floribunda pada bulan Juni 2009 hingga April 2010 yang
fluktuatif. Selain itu belum ada kecenderungan peningkatan penjualan. Pada bulan yang diramalkan terjadi peningkatan permintaan Desember 2009 dan Februari
2010 justru peningkatan penjualan tidak signifikan. Tanaman Pakis Kadaka adalah tanaman jenis baru di pasar tanaman hias
daun potong nasional. Guna mengenalkan jenis ini ke pasar, maka diperlukan kegiatan promosi yang efektif. Saat ini kegiatan promosi hanya melalui brosur dan
pameran-pameran serta mengandalkan word of mouth dari pelanggan loyal. Kegiatan promosi bertujuan untuk mengenalkan produk baru kepada masyarakat
yang kemudian akan beimbas pada perluasan daerah pemasaran. Keberhasilan promosi terlihat dari peningkatan jumlah penjualan daun potong Pakis Kadaka PT.
Floribunda.
94 Adapun untuk ekspor, promosi PT. Floribunda tidak menjadi masalah. Hal
ini ditunjukkan dengan tingginya tingkat permintaan yang datang pada perusahaan, sehingga belum dapat dipenuhi. Pengembangan usaha Pakis dengan tujuan ekspor
diprioritaskan setelah pasar domestik telah tergali dengan baik. Hal ini terkait dengan kapasitas dan kelemahan yang dimiliki perusahaan.
4. Terbatasnya kapasitas produksi tanaman Pakis Keterbatasan produksi merupakan penghambat utama perusahaan untuk
meraih peluang ekspor. Keterbatasan produksi diakibatkan oleh ketersediaan lahan dan sarana produksi tanaman Pakis. Lahan dan saran serta prasarana
produksi dibutuhkan dalam budidaya tanaman. Lahan dan sarana serta prasarana yang dimiliki PT. Floribunda tidak mencukupi untuk dapat memenuhi seluruh
permintaan ekspor. Hal ini menjadi kelemahan PT. Floribunda. Produk pertanian termasuk tanaman hias bersifat makan tempat. Lahan bagi tanaman Pakis seluas
0,6 Ha tidak mencukupi untuk produksi Pakis Kadaka dalam jumlah besar. Kapasitas produksi terbukti juga menjadi masalah dalam pemenuhan
kebutuhan domestik meski bukan prioritas faktor yang pertama untuk meraih potensi domestik. Hal ini terlihat dari jumlah permintaan domestik yang belum
seluruhnya dapat dicukupi perusahaan. Selain itu, pasar domestik masih menjanjikan peluang-peluang bagi PT. Floribunda untuk meningkatkan penjualan.
Masih terdapat konsumen potensial Pakis yang belum dijangkau akibat kurang efektifnya promosi Pakis di dalam negeri.
5. Rendahnya kompetensi tenaga kerja di level pelaksana Tenaga kerja dengan tingkat kompetensi yang sesuai merupakan salah satu
syarat keberhasilan suatu bisnis. Untuk meningkatkan kompetensi, diadakan pelatihan guna meningkatkan produktivitas karyawan. Tenaga kerja bidang
produksi merupakan penduduk asli daerah Cibodas. Perekrutan karyawan didasarkan atas sikap dan kelakuan pekerja. Pada saat pertama kali menjadi
karyawan, hanya ada sedikit saja yang paham mengenai budidaya tanaman hias. Pelatihan tidak diberikan secara khusus, namun berjalan seiring kerja dengan
adanya arahan dan bimbingan pekerja senior.
95 6. Teknologi sederhana
Teknologi yang digunakan dalam produksi merupakan teknologi sederhana dan padat karya. Hal ini menjadi kelemahan saat perusahaan berusaha
mengembangkan usahanya. Rendahnya penggunaan teknologi berkorelasi positif dengan rendahnya produktivitas dan daya saing. Selain itu, efisiensi dan
efektivitas usaha juga masih rendah. Saat ini banyak tersedia teknologi untuk produksi, namun demikian PT. Floribunda belum menemukan strategi tepat yang
sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Rendahnya penggunaan teknologi juga menimbulkan risiko. Risiko pertama adalah saat pesaing
menggunakan teknologi, maka produktivitas dan efisiensi kerja akan meningkat. Pesaing kemudian memiliki kemampuan untuk dapat merebut pasar dan meraih
peluang pasar yang ada. Guna meraih peluang domestik dan ekspor, maka teknologi perlu
digunakan dalam produksi. Teknologi yang potensial digunakan adalah teknologi kultur jaringan untuk pembenihan, sistem irigasi terkendali untuk menjaga
kelembaban, serta teknologi untuk mengetahui aspek tumbuh mikro seperti kadar keasaman tanah dan kelembaban udara.
6.3.3 Peluang