Kapabilitas Analisis Internal PT. Floribunda

64 produksi menerima gaji tiap dua minggu. Bonus diberikan pada tenaga kerja produksi yang bekerja penuh selama satu minggu, yakni berupa gaji sebesar 2 hari kerja. Selain itu, terdapat beberapa tunjangan yang diberikan pemilik terhadap tenaga kerja produksi, antara lain tunjangan berupa sembako yang diberikan tiap bulan, tunjangan pendidikan bagi karyawan yang memiliki anak usia sekolah hanya satu orang anak yang diberikan tunjangan, tunjangan kesehatan bila karyawan sakit, tunjangan hari raya pada saat Lebaran, dan penyelenggaraan lomba saat hari kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan khusus bagi tenaga kerja. Prinsip kerja yang dianut oleh PT. Floribunda adalah kekeluargaan dan keakraban. Situasi tersebut kemudian menciptakan suasana kerja yang kondusif sehingga para pekerja dapat bekerja secara optimal dan dapat mendukung pengembangan usaha. Komunikasi terjalin baik antara level pemilik, kepala bidang, dan anggotanya. Setiap dua minggu diadakan pertemuan pada lokasi bidang produksi, dan diadakan lomba-lomba pada 17 Agustus untuk mengakrabkan tiap pekerja. Komunikasi baik terkait dengan penyampaian informasi dari level atas pada tiap level di bawahnya. Saat informasi diterima dengan sempurna, maka organisasi bergerak pada arah yang disepakati bersama, sehingga dapat meminimalkan kesalahan pekerjaan.

6.1.2 Kapabilitas

Analisis kapabilitas perusahaan dilakukan dengan pendekatan fungsional, yakni analisis terhadap fungsi-fungsi manajemen utama perusahaan, antara lain produksi, pemasaran, SDM dan keuangan. Fungsi manajemen PT. Floribunda terbagi menjadi tiga bidang, yakni produksi, keuangan dan pemasaran. Pembagian tiga bidang fungsional tersebut didasarkan atas pandangan pemilik mengenai apa yang paling dibutuhkan PT. Floribunda. 6.1.2.1 Produksi Kegiatan budidaya Pakis dilaksanakan secara sederhana tanpa menggunakan teknologi tertentu. Unsur-unsur yang terdapat dalam manajemen produksi antara lain: 65 a. Bahan baku dan peralatan Budidaya tanaman Pakis membutuhkan input berupa media tanam, benih Pakis, pupuk dan obat-obatan. Selain itu diperlukan peralatan pertanian sederhana cangkul, arit dan penyemprot obat-obatan, pot, dan kantong tanam. 1. Media tanam Media tanam untuk budidaya tanaman Pakis merupakan campuran antara kompos bambu, humus andam, limbah jamur, sekam dan cacahan sisa tanaman Pakis. Kompos bambu, humus andam dan sekam diperoleh melalui satu pemasok langganan di wilayah Cianjur. Sedangkan limbah jamur diperoleh melalui satu pemasok langganan wilayah Cipanas. Media tanam berupa cacahan sisa tanaman Pakis dihasilkan sendiri, dari limbah panen Pakis yang tidak dijual. Cacahan tanaman Pakis terdiri atas batang dan daun Pakis. Dengan demikian seluruh bagian tanaman Pakis dapat dimanfaatkan konsep zero waste. Pembuatan media tanam dilakukan sendiri oleh PT. Floribunda. Bahan- bahan pembuatan media tanam dicampur dan disterilkan pada ruangan khusus yang dikerjakan oleh satu orang. Pembuatan media tanam secara mandiri akan menghemat biaya bahan baku dan menjamin media dalam keadaan baik sesuai kebutuhan produksi. Gambar 10. Ruang Pembuatan Media Pemasok input PT. Floribunda berjumlah banyak dan tersebar di wilayah yang berdekatan, namun demikian terdapat satu pemasok langganan untuk tiap input yang diperlukan. Selama ini kebutuhan input dapat dipenuhi melalui pemasok langganan. Bila jumlahnya kurang mencukupi, maka perusahaan dapat 66 beralih pemasok dengan mudah. Biaya beralih pemasok murah karena tidak ada sistem perjanjian khusus antara PT. Floribunda dan pemasok. Karena telah menjadi langganan, maka PT. Floribunda mendapat beberapa kemudahan, antara lain potongan harga untuk pembelian dan prioritas pemenuhan permintaan oleh pemasok. 2. Benih Benih Pakis pertama didapatkan dari habitat asli tanaman melalui kegiatan observasi dari habitat asli di lapangan. Selanjutnya benih dihasilkan sendiri oleh PT. Floribunda dari indukan tanaman Pakis melalui anakanspora, sehingga tidak ada ketergantungan terhadap pemasok. Benih yang diproduksi sendiri bertujuan mengurangi biaya pembelian benih. Selain itu, panen dilakukan secara bertahap tanpa membuat tanaman mati dan tanaman dapat terus berproduksi. Sistem tersebut membuat kebutuhan benih untuk lahan yang saat ini ada tidak terlalu besar. Dalam pengembangan usaha, benih dibutuhkan dalam jumlah besar, terutama memenuhi permintaan ekspor dan potensi permintaan dalam negeri. Kegiatan pembenihan dilakukan dengan cara sederhana tanpa menggunakan teknologi perbanyakan benih. Ketiadaan teknologi merupakan akibat dari rendahnya SDM level pelaksana produksi serta keterbatasan modal yang dimiliki pemilik. Saat ini telah ada lembaga yang menangani kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hias, di dekat lokasi produksi PT. Floribunda. Hal ini menjadi peluang bagi PT. Floribunda untuk menjalin kemitraan yang menguntungkan kedua belah pihak. Gambar 11. Pembenihan Melalui Spora 67 Teknologi pembenihan yang ada saat ini memungkinkan bagi perbanyakan benih secara masal, yakni kultur jaringan. Tanaman baru dapat dihasilkan dengan mengisolasi bagian tanaman seperti daun dan mata tunas yang ditumbuhkan dalam media buatan aseptik dan kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh sehingga dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Melalui teknik ini bibit dihasilkan dengan jumlah banyak, mutu yang seragam dalam waktu yang singkat. Teknik ini sesuai dengan kondisi PT. Floribunda yang memerlukan perbanyakan tanaman secara masal untuk meraih peluang permintaan ekspor dan potensi permintaan dalam negeri. 3. Pupuk dan Obat-obatan Budidaya tanaman Pakis membutuhkan pupuk dan obat-obatan. Pupuk yang digunakan antara lain pupuk kompos, NPK, Uragron dan Decis. Pupuk kompos merupakan hasil produksi sendiri. Bahan baku kotoran sapi berasal dari satu pemasok langganan di wilayah Cipanas. Bahan baku lainnya, yakni cacahan bahan Pakis didapat dari kebun Floribunda sendiri. Selain menggunakan pupuk kompos, budidaya Pakis pada PT. Floribunda juga menggunakan pupuk sintetis, yakni NPK dan obat-obatan berupa Uragron dan Decis. Pupuk sintesis dan obat-obatan merupakan tanggung jawab bagian pengadaan yang berada di daerah Jakarta. Pemasok untuk pupuk dan obat-obatan merupakan langganan dan hanya berjumlah satu pemasok, namun tidak ada perjanjian khusus dengan pemasok tersebut. Pengiriman pupuk dan obat-obatan dilakukan secara berkala setiap dua minggu sekali atau apabila bagian produksi memerlukan. 4. Pot dan Kantong Input untuk tanaman Pakis berupa pot dan kantong juga didatangkan dari wilayah Jakarta. Pemasok untuk pot dan kantong berjumlah satu pemasok dan bersifat langganan. Pot digunakan untuk menghasilkan Pakis dalam pemanfaatannya sebagai tanaman pot. Kantong 10 cm digunakan dalam tahap pembesaran hingga umur tanaman 6 bulan. Setelah itu, tanaman Pakis untuk daun potong dipindahkan ke lahan, sedangkan tanaman Pakis untuk tanaman pot dipindahkan ke pot. 68 b. Tenaga Kerja Tenaga kerja bidang produksi adalah masyarakat asli daerah Cibodas. Rata-rata pekerja telah mengenal kegiatan pertanian, mengingat mayoritas penduduk Cibodas bekerja pada sektor pertanian, khususnya pertanian sayur dan tanaman hias. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi berjumlah 20 orang. Masing-masing tenaga kerja telah memiliki spesialisasi kerja yang disesuaikan dengan keahlian yang dimiliki pekerja. Spesialisasi kerja PT. Floribunda terlihat pada Tabel 18. Adanya spesialisasi kerja dapat meningkatkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas berkali-kali lipat. Pembagian spesialisasi pekerjaan didasari oleh kemampuan yang dimiliki masing-masing pekerja. Pada kasus PT. Floribunda, meskipun terdapat spesialisasi kerja, namun pada kenyataannya sistem kerja bersifat fleksibel. Pekerja dapat membantu pos lain bila tanggung jawabnya telah dikerjakan. Tabel 18. Tenaga Kerja Bidang Produksi PT. Floribunda Orang No Spesialisasi Kerja Bidang Produksi Jumlah Pekerja Orang 1. Pembibitan dan Ruang Koleksi 3 2. Perbanyakan Tanaman 2 3. Penjaga Show Area 2 4. Pengatur Taman 2 5. Penanggung Jawab Villa 2 6. Pemotongan dan Panen 8 7. Pembakaran dan Sterilisasi Media 1 c. Proses Produksi Proses produksi Pakis Kadaka membutuhkan waktu 6-7 bulan hingga tanaman siap dipanen. Waktu tanam yang lama menyebabkan pentingnya kuantitas dan perawatan secara berkala untuk menjaga pasokan dan kualitas. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menjaga pasokan. Pertama, panen dibatasi hanya 3-4 daun per minggu, sedangkan sisanya dibiarkan tumbuh. Tiap rumpun Pakis terdiri atas 20 daun. Daun yang belum siap panen akan terus berproduksi untuk menghasilkan daun baru, dan dipanen dalam waktu yang bertahap. Tiap 69 minggu terdapat tiga kali waktu panen, yakni Selasa, Kamis, dan Minggu. Tahapan dalam budidaya Pakis Kadaka terlihat dalam Tabel 19. Tanaman Pakis dapat terus tumbuh dan dipanen. Meskipun demikian, media tanam perlu diganti setiap 3-6 bulan sekali, hal ini untuk menjaga tanaman dapat tumbuh optimal sehingga menghasilkan kualitas yang baik. Pakis Kadaka ditaman pada jarak tanam 30-40 cm. Pada tiap bedengan lahan seluas 1,2 m terdapat 9 tanaman Pakis. Tiap bedengan menghasilkan 18 tangkai Pakis per minggu. Dengan demikian, total kapasitas produksi dari lahan seluas 6000 m 2 yang ditanami Pakis akan menghasilkan 9000 tangkai 900 ikat tanaman per minggu. Tabel 19. Tahapan Siklus Produksi Tanaman Pakis Kadaka Bulan Tahap Siklus Produksi Waktu yang Dibutuhkan Bulan 1. Penyemaian spora hingga menjadi tanaman muda 1 2. Pertumbuhan tanaman muda hingga siap dipindahkan pada kantong ukuran 10 cm 1 3. Pertumbuhan pada kantong 10 cm hingga tanaman dipindahkan ke lahan 1 4. Pemindahan tanaman ke lahan hingga tanaman siap panen 6 5. Panen - Tanaman Pakis merupakan jenis tanaman perenial, dengan kata lain tanaman dapat terus tumbuh dan dipanen tiap waktu tanpa harus mematikan tanaman. Risiko produksi rendah, karena kondisi tanah, iklim dan air hampir sesuai standar, kecuali penggunaan paranet yang yang membiarkan 40 persen cahaya masuk, sementara literatur menyebutkan cahaya masuk 45 persen. Perusahaan juga dapat memproduksi benih secara mandiri, meskipun jumlahnya terbatas karena teknologi sederhana sehingga tidak ada ketergantungan benih terhadap pemasok. Hama dan penyakit jarang menyerang tanaman karena pertahanan alami Pakis yang berdaun tebal dan adaptif terhadap lingkungan. 70 d. Standar Mutu Grading dan Sortasi dilakukan dengan standar kualitas. Produk yang dijual harus memiliki kualitas yang sama. Produk dijual berdasarkan ukuran yang seragam, Tingkat ketegaran dan kesegaran daun potong juga lebih tahan lama. Susunan daun terlihat kompak dan serasi. Selain itu, daun Pakis berwarna cerah dan tidak terdapat noda akibat hama ataupun penyakit yang menyerang tanaman. Trade off yang terjadi adalah bahwa harga produk yang ditetapkan lebih mahal bila dibandingkan produk substitusi Pakis Kadaka. PT. Floribunda menerapkan konsistensi dalam penetapan harga untuk menjaga harga produk agar tidak jatuh. Hal ini berbeda dengan pesaing yang menurunkan harga produknya saat tanaman hampir layu namun belum laku terjual. Pemilik PT. Floribunda mengaku hanya akan memproduksi tanaman yang belumjarang ada di pasaran. Hal ini adalah salah satu siasat Floribunda untuk menghindari persaingan dengan produsen lain. Salah satunya adalah dengan menjual tanaman Pakis daun potong jenis Kadaka. Karena jarang ada di pasaran, harga ditentukan oleh keunikan tanaman, sehingga harganya tinggi. Keunikan yang dimaksud adalah dari bentuk serta motif yang terdapat pada daun yang tidak dimiliki daun potong jenis lain. Selain itu permintaan untuk keenam jenis Pakis Kadaka hanya dapat dipenuhi oleh PT. Floribunda, sehingga harga tanaman dapat ditentukan perusahaan. 6.1.2.2 Pemasaran Pemasaran marketing merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder. Aspek pemasaran untuk usaha Pakis mengenal empat aspek yang perlu dikaji, antara lain produk, harga, tempat, dan promosi. a. Produk Sebagai produsen tanaman hias, PT. Floribunda memiliki ratusan koleksi tanaman hias. Varietas tanaman hias yang dikomersialkan adalah 82 jenis yang terdiri atas 56 jenis tanaman hias daun dan 25 jenis tanaman hias bunga. Koleksi tanaman Pakis berjumlah lebih kurang 20 jenis yang dikumpulkan dari berbagai 71 wilayah Indonesia. Dari 20 koleksi tanaman Pakis, hanya 6 jenis yang dimanfaatkan sebagai daun potong. Daun potong digunakan sebagai pelengkap maupun inti elemen rangkaian bunga. Permintaan daun potong terus meningkat seiring perubahan tren rangkaian bunga yang berubah. Daun kini tak hanya dipandang sebagai pelengkap rangkaian. Daun yang berwarna-warni juga telah digunakan sebagai pengganti warna bunga. Gambar 12. Pakis yang Diproduksi PT. Floribunda Kadaka Keriting Microsorum Puntatum Kadaka Udang Drynaria Ridigula Kadaka Ular Microsorum Musifolium Kadaka Tegak Microsorum Scolopendrium Kadaka Silver Phlebodium Pseudoaureum Kadaka Prisklet Asplenium Nidus Plicatum 72 Tanaman Pakis daun potong dijual per ikat, dimana satu ikat terdiri atas 10 tangkai daun. Jenis tanaman Pakis daun potong yang diproduksi antara lain: 1. Kadaka Keriting Microsorum Puntatum 2. Kadaka Tegak Microsorum Scolopendrium 3. Kadaka Silver Phlebodium Pseudoaureum 4. Kadaka Ular Microsorum Musifolium 5. Kadaka Udang Drynaria Ridigula 6. Kadaka Prisklet Asplenium Nidus Plicatum Tiap jenis daun potong yang dijual dikelompokkan ke dalam kategori ukuran yang sama. Daun dengan ukuran S memiliki tinggi 30-35 cm. Daun yang dikategorikan berukuran M memiliki tinggi 36-45 cm. Ukuran L merupakan ukuran terbesar dengan tinggi 46-60 cm. Tiap ukuran tanaman dibedakan atas harga yang ditetapkan. Seluruh jenis produk Pakis dan ukurannya memiliki standar kualitas yang sama. Grading dan sortasi dilakukan atas dasar ukuran, dan bukan berdasarkan kualitas. b. Harga Harga tiap jenis Pakis Kadaka berbeda, tergantung dari lama waktu jenis tersebut ada di pasar. Kadaka tegak yang cukup lama ada di pasar dan telah memiliki pesaing yakni PT Kebun Ciputri dijual dengan harga yang lebih murah dibanding harga Pakis Kadaka yang lain. Kadaka Ular dijual dengan harga paling mahal dari Pakis lain yang diproduksi PT. Floribunda. Hal ini disebabkan produk tersebut masih baru sehingga belum banyak ada di pasaran. Selain itu permintaan untuk produk ini tinggi, dan masih belum dapat dipenuhi PT. Floribunda. Saat ini belum ada standar harga pasar untuk enam jenis Pakis Kadaka yang diproduksi PT. Floribunda. Penetapan harga ditentukan oleh pemilik berdasarkan nilai produk tersebut di mata konsumen. 73 Tabel 20. Harga Daun Potong Pakis Kadaka PT. Floribunda Rp Produk Harga Per Ikat Produk Rp Ukuran S Ukuran M Ukuran L Kadaka Keriting Microsorum Puntatum 12.500 15.000 17.500 Kadaka Tegak Microsorum Scolopendrium 7.500 10.000 12.500 Kadaka Silver Phlebodium Pseudoaureum 12.500 15.000 17.500 Kadaka Ular Microsorum Musifolium 22.500 25.000 17.500 Kadaka Udang Drynaria Ridigula 17.500 20.000 22.500 Kadaka Prisklet Asplenium Nidus Plicatum 17.500 20.000 22.500 c. Distribusi Permintaan daun potong Pakis yang diproduksi PT. Floribunda datang dari dalam negeri dan mancanegara. Namun, keterbatasan kapasitas produksi membuat PT. Floribunda saat ini hanya mampu memenuhi sebagian dari permintaan Pakis dari dalam negeri. Perusahaan mendistribusikan sendiri produknya ke tangan konsumen. Kegiatan penjualan dilakukan secara langsung tanpa melalui distributor. Cara ini dipandang lebih efisien oleh perusahaan dan dapat menjaga harga produknya di pasar. Konsumen PT. Floribunda yang ada saat ini terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok yang rutin membeli Pakis Kadaka, dengan frekuensi pembelian tiap minggu 1-3 kali pembelian dan rutin tiap minggunya. Konsumen ini terdiri atas 17 pelanggan atau 77,2 persen dari total pembeli yang terdiri atas floris, perangkai bunga, hotel maupun tempat pelatihan merangkai bunga. Rata- rata konsumen melakukan pembelian secara rutin. Namun demikian, juga terdapat beberapa konsumen yang tidak rutin melakukan pembelian. Konsumen berasal dari daerah Jakarta dan Bandung. Pengiriman barang untuk konsumen di daerah Jakarta dilakukan sendiri oleh PT. Floribunda, sedangkan untuk konsumen di daerah Bandung, pengiriman dilakukan melalui jasa pengiriman paket. Sebanyak 17 pelanggan PT. Floribunda memenuhi kriteria sebagai pelanggan loyal. Pelanggan tersebut melakukan pembelian secara teratur, minimal sekali tiap minggunya, dan berulang tiap waktu. Konsumen ini menyadari daya tarik yang dimiliki Pakis Kadaka dibandingkan daun potong jenis lain, sehingga 74 timbul loyalitas pelanggan terhadap PT. Floribunda. Jumlah pembelian konsumen loyal adalah 94,5 persen dari total penjualan atau rata-rata senilai Rp 32.640.000,00 per bulan pada periode April-Juni 2010. Adanya pelanggan loyal dapat menurunkan biaya dalam mempertahankan pelanggan atau meraih pelanggan baru. Selain itu, perusahaan mendapat peluang yang lebih tinggi untuk kepastian penjualan dan meraih konsumen baru berdasarkan informasi positif yang disebarkan pelanggan loyal. Daftar konsumen serta jumlah pembelian Pakis Kadaka terlihat pada Tabel 21. Tabel 21. Daftar Konsumen dan Jumlah Pembelian Pakis Kadaka PT. Floribunda Selama Periode April-Juni 2010 No Pembeli Kapasitas Frekuensi Pembelian Per Bulan Total Pembelian Per Bulan Rp Persen Pembelian 1 Floe Perangkai bunga 12 3.600.000 10,4 2 Kemang Orchid Perangkai bunga 12 5.400.000 15,6 3 Alamanda Floris 12 1.920.000 5,56 4 Puksia Perangkai bunga 12 1.920.000 5,56 5 Ira Sukses Perangkai bunga 12 3.600.000 10,4 6 Pondok Lily Floris 8 1.600.000 4,63 7 Eldadi Floris 4 2.000.000 5,79 8 Lima Benua Floris 12 1.920.000 5,56 9 Trisadika Perangkai bunga 12 480.000 1,39 10 Yansi Floris 8 1.200.000 3,47 11 Sekar Asri Cipete Floris 4 600.000 1,74 12 Sekar Asri Barito Floris 12 1.200.000 3,47 13 Sagita Flora Floris 4 600.000 1,74 14 Cineraria Lotus Floris 12 2.400.000 6,95 15 Daman Floris Floris 12 1.200.000 3,47 16 Newline Kursus Merangkai Bunga 12 1.800.000 5,21 17 Blossom Hotel 12 1.200.000 3,47 18 Ny. Teted Perangkai bunga 1 200.000 0,58 19 Ny. Tanti Perangkai bunga 3 600.000 1,74 20 Ny. Maya Perangkai bunga 2 400.000 1,16 21 Ny. Santi Perangkai bunga 2 300.000 0,87 22 Ny. Yanti Perangkai bunga 2 400.000 1,16 Total Nilai Pembelian Per Bulan 34.540.000 75 Proses pengiriman dilakukan sendiri oleh perusahaan. Sarana yang digunakan adalah mobil pengangkut dan cold storage yang akan membawa produk menuju konsumen. Sebelum dikirim, daun potong Pakis Kadaka mengalami tindakan pengawetan, yakni dengan menyemprotkan campuran 10 liter air, satu sendok makan gula dan satu sendok makan pemutih pakaian. Hal ini akan menjaga kesegaran tanaman selama perjalanan. d. Promosi Kegiatan promosi tanaman Pakis bertujuan mengenalkan tanaman Pakis jenis baru pada konsumen. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti pameran tanaman hias di berbagai daerah dan negara. Selain itu, guna mengenalkan produk Pakis Kadaka, PT. Floribunda menyebarkan brosur mengenai tanaman hias Pakis yang diroduksi ke konsumen potensial, yakni hotel, event organizer, floris dll. Tabel 22. Penjualan Pakis Kadaka PT. Floribunda Ikat Tahun Bulan Jenis Tanaman Kadaka Udang Kadaka Ular 2 Kadaka Tegak Kadaka Keriting Kadaka Silver Kadaka Prisklet 3 2009 Juni 460 - 700 1810 260 - 2009 Juli 150 - 1060 950 100 - 2009 Agust 1250 - 150 4300 460 - 2009 Sep 420 - 310 916 220 - 2009 Okt 551 - 431 2611 164 - 2009 Nov 61 - 402 2041 212 - 2009 Des 50 - 460 700 430 - 2010 Jan 130 - 560 910 210 - 2010 Feb 564 - 440 1330 474 80 2010 Mar 540 30 110 590 100 150 2010 Apr 1 200 - 200 - - 50 Keterangan : 1. Data Penjualan Bulan April Sampai dengan Tanggal 4 April 2. Kadaka Ular Mulai dikomersialkan bulan Maret 2010 3. Kadaka Prisklet mulai dikomersialkan bulan Februari 2010 Sebagai tanaman hias yang masih baru di pasar tanaman hias nasional dan internasional, kegiatan promosi sangat menentukan kesuksesan. Sayangnya, kegiatan promosi masih kurang efektif. Brosur dan kegiatan mengikuti pameran belum dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Ketidakefektifan promosi 76 terlihat dari jumlah penjualan perusahaan yang tidak meningkat. Hal ini menjadi kelemahan perusahaan yang perlu diperbaiki, terutama terkait dengan tujuan meraih peluang permintaan yang ada. Minimnya kegiatan publikasi juga menjadi penghambat bagi perusahaan untuk mencapai visi, yakni menjadi perusahaan tanaman hias tropis terdepan di Indonesia. e. Segmenting, Targeting, Positioning PT. Floribunda Pasar PT. Floribunda mencakup pasar domestik dan ekspor. Permintaan Pakis Kadaka untuk ekspor telah ada, namun belum dapat dipenuhi. Selain permasalahan kapasitas produksi, PT. Floribunda juga menghadapi ancaman berupa penguasaan paten Pakis oleh negara lain, dan rumitnya persyaratan ekspor mulai dari kualifikasi produk ekspor hingga masalah perizinan yang rumit. Permintaan di pasar domestik saat ini lebih rendah daripada permintaan ekspor. Meskipun demikian, pasar domestik masih menyimpan potensi, terutama terkait dengan pelanggan loyal dan konsumen Pakis potensial. Untuk menciptakan permintaan dalam negeri, diperlukan perbaikan sistem promosi perusahaan, dan kegiatan penelitian serta pengembangan untuk menciptakan jenis Pakis baru. Pasar yang menjadi prioritas dalam jangka waktu dekat adalah pasar domestik. Setelah perusahaan mapan dan mampu, maka PT. Floribunda juga akan berfokus pada pemenuhan permintaan ekspor. 1. Segmentasi Segmentasi PT. Floribunda adalah konsumen tanaman tropis nasional dan internasional, khususnya Pakis dalam pemanfaatannya sebagai daun potong. Segmentasi ini dipilih berdasarkan cakupan wilayah konsumen. 2. Targeting Target konsumen tanaman Pakis untuk pemanfaatan sebagai daun potong PT. Floribunda adalah pembeli dengan jumlah pembelian besar, yakni keperluan ekspor, pihak hotel, floris dan perangkai bunga. Daun potong digunakan sebagai unsur dalam rangkaian. Selain itu, daun potong juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan ruangan. 77 3. Positioning PT. Floribunda memposisikan dirinya sebagai perusahaan penghasil tanaman hias tropis, khususnya Pakis berbasis sumberdaya genetik nasional yang selalu memproduksi jenis baru untuk menciptakan pasar dan mengatasi kejenuhan terhadap produk yang telah ada. f. Penentuan grading dan sortasi Grading dan sortasi dilakukan berdasarkan ukuran produk. Produk yang dijual memiliki variasi berdasarkan ukuran, yakni ukuran S, M, dan L. Perusahaan menetapkan manajemen mutu untuk menciptakan produk yang berkualitas dan seragam mutunya, sehingga perusahaan tidak menetapkan grading berdasarkan kualitas. Tiap ukuran produk dibedakan berdasarkan harga. Untuk tanaman Pakis, harga yang ditetapkan berbeda, yaitu dengan selisih Rp 2.500,00 pada tiap ukuran. 6.1.2.3 Keuangan dan Akuntansi a. Modal Modal yang digunakan sepenuhnya merupakan dana pribadi dan bukan merupakan pinjaman pada lembaga keuangan. Suku bunga pinjaman saat ini dirasakan sangat memberatkan sehingga pemilik memutuskan tidak melakukan pinjaman untuk mengembangkan usahanya. Modal tersebut digunakan untuk beberapa keperluan. Pertama, keperluan investasi awal berupa lahan, bangunan, perlengkapan dan peralatan. Sebagian penerimaan yang didapat tiap bulannya dikeluarkan kembali tiap kali masa produksi, meliputi bahan baku dan gaji karyawan. Pemilik juga mengeluarkan biaya untuk regulasi dan perpajakan. b. Sistem administrasi dan pembukuan perusahaan Perusahaan memiliki sistem pembukuan dan keuangan pada masing- masing bagian. Tahap pertama pembukuan dilakukan pada bidang produksi. Pembukuan yang dilakukan antara lain stok tanaman, jumlah penjualan dan pembuatan bon penjualan. Pembukuan tersebut kemudian diserahkan ke bagian keuangan perusahaan yang akan merekapitulasi data penjualan serta mengukur posisi kemampulabaan PT. Floribunda saat ini. 78 c. Kemampulabaan usaha tanaman Pakis Kajian kelayakan ekonomi yang telah dilakukan PT. Floribunda menunjukkan posisi laba positif untuk usaha daun potong Pakis Kadaka. Tiap m 2 lahan yang ditanami Pakis menghasilkan 20 daun potong per bulan. Luas lahan efektif yang ditanami tanaman Pakis pada PT. Floribunda adalah 0,5 ha atau 5000 m 2 , sehingga tiap bulannya tanaman Pakis yang dapat dipanen adalah 100.000 tangkai. Tanaman Pakis dijual dalam bentuk ikatan, dimana satu ikat tanaman terdiri atas 10 tangkai daun potong dengan harga rata-rata tiap ikat Rp 17.500,00. Penerimaan perusahaan untuk lahan seluas 5000 m 2 adalah Rp 175.000.000,00 per bulan. Laba bersih berjumlah 20 persen dari total penerimaan atau senilai Rp 35.000.000,00 per bulan. Berdasarkan kajian kelayakan finansial tersebut, maka usaha tanaman Pakis PT. Floribunda layak dijalankan, karena menghasilkan laba positif tiap tahunnya. 6.1.2.4 Penelitian dan pengembangan Kegiatan penelitian dan pengembangan merupakan sebuah tindakan kreatif yang didasarkan pada sebuah dasar yang sistematis dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, termasuk pengetahuan mengenai manusia, sosial dan budaya. Pengetahuan tersebut kemudian digunakan untuk menemukan dan mengembangkan aplikasi baru. Tujuan kegiatan penelitian dan pengembangan tersebut antara lain untuk mengembangkan produk baru sebelum pesaing memikirkannya, meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan proses manufaktur atau fabrikasi untuk menurunkan biaya. Kegiatan penelitian dan pengembangan bukan merupakan fokus PT. Floribunda. Hingga saat ini perusahaan belum melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan. Perusahaan hanya melakukan kegiatan perbanyakan produk yang telah ada dengan cara sederhana. Kekuatan perusahaan adalah kemampuan melihat potensi tanaman hias untuk dapat diterima pasar. Potensi tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah bisnis. Ketiadaan kegiatan penelitian dan pengembangan menjadi salah satu kelemahan perusahaan. Pencapaian tujuan perusahaan yakni pengembangan berbagai varietas baru tanaman Pakis Indonesia membutuhkan penelitian dan 79 pengembangan. Keterbatasan modal, dan rendahnya kualitas SDM pada tingkat pelaksana produksi menjadi salah satu penyebab mengapa perusahaan belum dapat mengembangkan kegiatan penelitian dan pengembangan. 6.1.3 Kompetensi Inti Core Competence Kompetensi inti PT. Floribunda adalah pengetahuan dan keterampilan bidang tanaman hias tropis. PT. Floribunda memiliki koleksi berbagai macam plasma nutfah untuk dikembangkan. Dari kompetensi inti tersebut, PT. Floribunda mengembangkan beberapa bisnis yang berbasis tanaman hias. Bisnis pertama adalah produksi berbagai jenis tanaman hias, dan berencana memfokuskan bisnis pada tanaman Pakis. Tujuannya adalah meraih peluang ekspor dan menggali potensi permintaan dari dalam negeri. Keterbatasan modal dan lahan menjadi penghambat utama dalam meraih peluang. PT. Floribunda juga mengembangkan koleksi plasma nutfah asli Indonesia. Bisnis kedua adalah agrowisata tanaman hias, dengan kegiatan berupa pengetahuan mengenai plasma nutfah tanaman hias Indonesia, pelatihan budidaya dan pelatihan merangkai bunga. Pengembangan kompetensi inti menjadi beberapa bisnis dimungkinkan karena PT. Floribunda memiliki wawasan dan pengetahuan yang cukup dalam bisnis. Pengembangan bisnis juga ditunjang oleh sarana dan prasarana yang dimiliki. Reputasi baik yang dimiliki PT. Floribunda juga menjadi modal dasar dalam pengembangan bisnis.

6.2 Analisis Eksternal PT. Floribunda