14 Tanaman Pakis dapat dimanfaatkan untuk beberapa fungsi, antara lain
sebagai daun potong, tanaman lanskap dan tanaman pot. Pakis sebagai daun potong digunakan sebagai elemen rangkaian bunga. Jenis Pakis yang umum
dimanfaatkan sebagai daun potong adalah Leather Leaf. Dalam pemanfaatannya sebagai tanaman pot, jenis Pakis yang umum digunakan adalah Dicksonia
Antartica Pakis Monyet. Sebagai tanaman lanskap, beberapa jenis Pakis yang
umum digunakan adalah jenis Pakis Haji. Potensi penggunaan tanaman Pakis masih terus dapat digali mengingat banyak jenisnya yang masih ada di habitat
aslinya.
7
2.2 Agribisnis Tanaman Hias Pakis
Tanaman Pakis merupakan tanaman daerah tropis dan sebagian wilayah subtropis. Wilayah penyebaran Pakis antara lain Asia Tenggara, Afrika Selatan,
Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Total keragaman Pakis dunia sebanyak 10.000 varietas dan Indonesia memiliki lebih kurang 3000 varietas Khoiriyah
2008. Penyebaran varietas Pakis merata di seluruh Indonesia, dengan pusat penyebaran terdapat di Papua. Penyebaran tanaman Pakis di Pulau Sumatera
tercatat sebanyak 500 spesies, Pulau Kalimantan 1.000 spesies, Pulau Jawa- BaliNTBNTT 500 spesies, Pulau Sulawesi 500 spesies, Kepulauan Maluku 690
spesies dan Papua 2.000 spesies. Dalam menentukan jumlah perkiraan total spesies di setiap wilayah penyebaran tersebut boleh jadi ada tumpang tindih antara
satu pulau dengan lainnya, namun ada juga spesies endemik yang ada pada satu pulau saja
8
. Penyebaran Pakis dunia terlihat pada Gambar 1.
7
Dr. Ir. Budi Marwoto MS, Peneliti Balai Penelitian Tanaman Hias. Pemanfaatan dan Potensi Pakis. [10 Juni 2010]
8
Anonim. 2010. Tumbuhan Pakis. www.wikipedia.com. 2010 [5 Juli 2010]
15
Gambar 1. Peta Penyebaran Pakis Dunia
Sumber: www.cycadsforafrica.com
Menurut Wibowo dan Prasetya 1994, pengertian agribisnis mengacu pada semua aktivitas mulai dari pengadaan, prosessing, penyaluran sampai pada
pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Saragih 1998 mengemukakan bahwa pada sistem
agribisnis terdiri atas empat subsistem, yaitu: a subsistem agribisnis hulu downstream agribusiness, b subsistem agribisnis usahatani on-farm
agribusiness , c subsistem agribisnis hilir upstream agribusiness, dan d
subsistem jasa layanan pendukung agribisnis supporting institution. Subsistem agribisnis hulu downstream agribusiness berhubungan dengan
pengadaan sarana produksi pertanian, yaitu memproduksi dan mendistribusikan bahan, alat, dan mesin yang dibutuhkan usahatani. Pada agribisnis tanaman hias,
khususnya Pakis, input yang dibutuhkan berupa bibit, pupuk, pestisida dan obat- obatan, serta peralatan penunjang pertanian. Terdapat teknologi terkait dengan
perbanyakan benih secara masal, yakni teknik kultur jaringan tissue culture. Kultur jaringan merupakan
suatu teknik untuk mengisolasi sel, protoplasma, jaringan, dan organ serta kemudian menumbuhkan bagian tersebut
pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman sempurna kembali. Manfaat utama dari kultur jaringan adalah untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu relatif
singkat dengan sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya. Selain itu, melalui teknik kultur jaringan dapat diperoleh tanaman baru yang bersifat
16 unggul atau sifat yang dikehendaki. Metabolit sekunder tanaman segera didapat
tanpa perlu menunggu tanaman dewasa Departemen Kehutanan 2009. Subsistem agribisnis usahatani on-farm agribusiness mencakup kegiatan
produksi yang menggunakan barang-barang modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan produk primer. Kegiatan usahatani juga perlu menerapkan SOP
budidaya, manajemen produksi dan pengendalian mutu. Hal ini bertujuan menjaga kualitas dan standarisasi produk agar perusahaan mencapai hasil yang optimal.
Kualitas tanaman Pakis akan optimal jika proses produksi telah menggunakan teknik dan teknologi budidaya. Tanaman Pakis tumbuh optimal
pada kondisi pencahayaan 45 persen, kondisi udara yang lembab serta pada kondisi tanah yang mengandung Fosfor dan bersifat agak masam. Untuk itu
diperlukan modifikasi lingkungan tumbuh mikro bagi Pakis. Pertama, produsen perlu mengatur pencahayaan dengan menggunakan paranet 55 persen, artinya
cahaya yang masuk adalah 45 persen. Kedua, diperlukan teknologi yang mengatur kelembaban udara, yakni melalui sistem irigasi terkendali. Ketiga, untuk
membangun kondisi tanah yang sesuai, maka diperlukan asupan hara Nitrogen N dan Kalium K dalam dosis yang tepat.
9
Subsistem agribisnis hilir upstream agribusiness terdiri dari kegiatan pengolahan dan pemasaran komoditas primer dan produk turunannya. Misalnya
saja merangkai daun dan bunga potong menjadi karangan bunga serta memasarkannya dengan kemasan menarik hingga ke tangan konsumen. Agribisnis
tanaman Pakis mengenal beberapa kegiatan dalam subsistem hilirnya, dimulai dari aktivitas pasca panen meliputi sortasi, grading, pengawetan dan pengemasan.
Tanaman Pakis kemudian dipasarkan hingga sampai ke tangan konsumen. Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis supporting institution
bertugas mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan ketiga subsistem agribisnis lainnya, misalnya penyuluhan, konsultan, keuangan, dan
penelitian research and development. Selain itu, hal yang harus diperhatikan dalam subsistem jasa pelayanan penunjang adalah sistem regulasi yang mengatur
bisnis dan indormasi yang diperlukan dalam rangka usaha.
9
Budi Marwoto, Balai Penelitian Tanaman Hias. 2010 [1 Juli 2010]
17
2.3 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Usahatani Tanaman Pakis