Tahap Pengambilan Keputusan Decision Stage

122 strategi. Kondisi perusahaan yang perlu dipertahankan yaitu dengan hanya memproduksi produk dengan standar kualitas dan keunggulan service terhadap konsumen. Konsistensi ini diharapkan dapat meningkatkan pelanggan loyal dan meraih konsumen potensial. Meminimalkan risiko produksi juga merupakan salah satu cara untuk meraih laba optimal. Pertama, kondisi lingkungan tumbuh perlu dimodifikasi sehingga ada dalam kondisi optimal, dengan tingkat keasaman tanah yang sesuai, kelembaban udara yang tepat serta kecukupan air bagi produksi Pakis. Kedua, berdasarkan literatur, cahaya optimal yang masuk adalah 45 persen, sedangkan saat ini PT. Floribunda menggunakan paranet 60 persen sehingga cahaya yang masuk 40 persen. Kualitas produk yang optimal tercapai saat budidaya Pakis telah dilakukan sesuai standar produksi, yakni pencahayaan 45 persen. Ketiga, tindakan pasca panen dan distribusi perlu dilakukan secara baik untuk menjaga kesegaran daun potong. Misalnya dengan segera menyimpan daun potong pada cold storage. Perusahaan perlu memperhatikan standar budidaya Pakis yang ada untuk menjamin produksi Pakis berkualitas.

7.3 Tahap Pengambilan Keputusan Decision Stage

Tahap pengambilan keputusan atau menentukan prioritas strategi pengembangan usaha bagi PT. Floribunda dicapai dengan menggunakan proses hirarki analitik AHP. Pada hakikatnya AHP merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal- hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. AHP memungkinkan struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka menjadi pilihan yang paling optimal. Input dari AHP merupakan strategi yang dihasilkan dari matriks IE dan analisis SWOT. Peralatan utama model AHP adalah sebuah hirarki fungsional yang dibandingkan berdasarkan persepsi manusia Saaty 2001. 7.3.1 Hirarki Permasalahan PT. Floribunda Hirarki untuk merumuskan prioritas strategi pengembangan usaha pada PT. Floribunda terdiri atas empat level. Level pertama merupakan pokok permasalahan utama dalam penyusunan hirarki, yakni merumuskan strategi 123 terbaik bagi pengembangan usaha tanaman Pakis PT. Floribunda. Level kedua adalah tujuan yang ingin dicapai melalui strategi pengembangan usaha PT. Floribunda, yakni memenuhi permintaan dan peluang yang datang dari dalam dan luar negeri. Level ketiga adalah faktor-faktor yang diperlukan dalam rangka pengembangan usaha, yakni meningkatkan kapasitas produksi, modal, promosi, serta penelitian dan pengembangan. Level terakhir merupakan alternatif strategi yang menjadi prioritas dalam pengembangan usaha tanaman Pakis. Gambar 18. Hirarki Penentuan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Pakis PT. Floribunda Keterangan Gambar: Goal : Memilih strategi pengembangan usaha terbaik bagi PT. Floribunda Tujuan T1: Memenuhi permintaan dalam negeri T2: Memenuhi permintaan ekspor Faktor yang diperlukan F1: Kapasitas produksi F3: Promosi F2: Modal F4: Penelitian dan pengembangan Alternatif SO1: Menggunakan daya kreatifitas perusahaan untuk menciptakan produk inovatif berbasis komoditas lokal Indonesia khususnya Pakis untuk meraih peluang lingkungan usaha yang kondusif dan adanya pelanggan loyal S1 SO2: Mengkonsolidasikan kekuatan manajerial dan keunggulan yang dimiliki dalam rangka memperluas jaringan untuk menjangkau konsumen potensial dan mempertahankan pelanggan loyal S2 WO1: Mensinergikan seluruh potensi sumber daya dan mengembangkan jaringan kerja dengan memanfaatkan lingkungan usaha yang kondusif untuk meraih peluang ekspor Pakis S3 WO2: Mengatasi permasalahan modal dan kapasitas produksi Pakis untuk meraih peluang peningkatan tren tanaman hias, khususnya Pakis dan maraknya bisnis ekowisata melalui kegiatan investasi S4 ST: Mengkombinasikan jejaring kerja dan reputasi yang dimiliki untuk menghindari persaingan industri S5 WT: Mengefektifkan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan saat ini untuk meraih laba optimal S6 Memilih prioritas strategi pengembangan usaha bagi PT. Floribunda Level 1: GOAL Level 2: TUJUAN Level 3: FAKTOR Level 4: ALTERNATIF T2 T1 F1 F3 F4 F2 SO2 WO1 WO2 ST WT SO1 124 7.3.2 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Kuesioner penilaian bobot tiap kriteria dan alternatif diisi oleh Pemilik PT. Floribunda selaku pemegang kekuasaan tunggal PT. Floribunda. Hasil pengisian kuesioner kemudian diolah menggunakan software Expert Choice 2000. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Lampiran 10. Tabel 27 . Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan No Tujuan PT. Floribunda Bobot Peringkat T1 Memenuhi permintaan dalam negeri 0.750 1 T2 Memenuhi permintaan ekspor 0.250 2 Rasio Inkonsistensi 0.00 Hasil pengolahan menunjukkan bahwa PT. Floribunda saat ini lebih memprioritaskan untuk mengembangkan usaha guna meraih peluang yang ada di dalam negeri. Hasil analisis lingkungan internal dan eksternal yang kemudian dipetakan dalam matriks IFE dan EFE menunjukkan masih banyaknya peluang di dalam negeri yang masih belum diraih. Peluang tersebut antara lain adanya pelanggan loyal PT. Floribunda, banyaknya konsumen Pakis potensial di dalam negeri serta maraknya bisnis ekowisata. PT. Floribunda juga menganggap tujuan ekspor saat ini belum tepat untuk dilakukan, meskipun telah ada permintaan dari luar negeri untuk ekspor Pakis Kadaka. Hal ini terkait dengan banyaknya ancaman yang dihadapi PT. Floribunda jika melakukan ekspor, antara lain rumitnya persyaratan ekspor dan penguasaan paten oleh negara lain. Rasio inkonsistensi sebesar 0.00 menunjukkan pengisian keusioner oleh pemilik telah konsisten. 7.3.3 Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Faktor Pengolahan horizontal elemen alternatif faktor bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dianggap penting untuk meraih tujuan dan menentukan prioritas strategi pengembangan usaha tanaman Pakis pada PT. Floribunda. Tiap faktor tersebut dibandingkan berdasarkan kriteria tujuan memenuhi permintaan dalam negeri dan ekspor untuk mendapatkan bobot rata- rata tiap faktor. Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terlihat pada Tabel 28. 125 Tabel 28 . Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Faktor Terhadap Tujuan Memenuhi Permintaan Dalam Negeri Tujuan Faktor Rasio Inkonsistensi F1 F2 F3 F4 T1 0.165 0.094 0.433 0.308 0,08 T2 0.255 0.114 0.050 0.581 0,03 Keterangan: T1 : Memenuhi permintaan dalam negeri F2 : Modal T2 : Memenuhi permintaan ekspor F3 : Promosi F1 : Kapasitas produksi F4 : Penelitian dan Pengembangan Hasil pengolahan menunjukkan bahwa promosi merupakan faktor terpenting untuk mencapai tujuan memenuhi permintaan dalam negeri. Promosi diperlukan terutama untuk mengenalkan jenis produk baru pada masyarakat. Pakis Kadaka belum banyak ada di pasaran. Selain itu, beberapa jenis Pakis baru diluncurkan pada Maret 2010 sehingga belum banyak diketahui masyarakat terutama di dalam negeri. Promosi berpengaruh terhadap pengenalan kebutuhan konsumen dan goal akhirnya adalah tindakan pembelian. Setelah promosi, maka berturut-turut faktor yang dianggap penting untuk meraih tujuan memenuhi permintaan dalam negeri adalah penelitian dan pengembangan, kapasitas produksi serta modal. Penelitian dan pengembangan dalam kaitannya dengan tujuan dalam negeri adalah menghasilkan jenis-jenis Pakis baru untuk menciptakan permintaan di pasar domestik. Kapasitas produksi dan modal dinilai tidak terlalu penting, karena untuk memenuhi permintaan dalam negeri, tidak diperlukan produksi masal seperti tujuan ekspor. Pada tujuan ekspor, pengiriman dilakukan dengan jumlah besar untuk meminimalisasi biaya kirim dan mengefisienkan waktu. Jumlah permintaan dalam negeri lebih rendah dibanding ekspor. Namun demikian, jumlah transaksi pembelian lebih banyak terjadi di dalam negeri. Rasio inkonsistensi pengolahan horizontal elemen faktor untuk tujuan memenuhi permintaan dalam negeri kurang dari 10 persen, sehingga dapat disimpulkan bahwa jawaban responden telah konsisten. Faktor yang dianggap penting untuk tujuan ekspor adalah penelitian dan pengembangan serta kapasitas produksi. Penelitian dan pengembangan diperlukan terkait dengan syarat kondisi tanaman untuk ekspor. Negara pengimpor menginginkan tanaman Pakis yang tidak memiliki spora. Adanya spora 126 merupakan kondisi alami dari Pakis. Penelitian dan pengembangan diperlukan untuk menghasilkan Pakis dengan ciri-ciri seperti yang diinginkan negara pengimpor. Selain itu, penelitian dan pengembangan dibutuhkan untuk menghasilkan jenis-jenis Pakis baru yang potensial disukai negara lain. Hal ini terkait dengan adanya beberapa jenis Pakis asli Indonesia yang dipatenkan negara lain, sehingga menyulitkan bagi perusahaan untuk memproduksi serta memasarkan produk tersebut di mancanegara. Peningkatan kapasitas produksi juga diperlukan, karena permintaan ekspor berjumlah besar dan hingga saat ini belum dapat dipenuhi PT. Floribunda. Pengiriman dalam jumlah besar bertujuan meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga, serta meminimalisasi biaya pengiriman. Kondisi perusahaan saat ini yang menggunakan 0,6 ha lahannya untuk produksi Pakis tidak mencukupi jumlah tanaman yang diminta negara pengimpor. Karenanya kapasitas produksi dianggap merupakan faktor yang krusial bila ingin meraih peluang ekspor tanaman Pakis. Sebaliknya, promosi kurang diprioritaskan dalam tujuan ekspor, karena dalam jangka pendek perusahaan memfokuskan diri untuk memenuhi permintaan ekspor. Promosi diperlukan sebagai tindak lanjut jika peluang ekspor tersebut dapat diraih. Rasio inkonsistensi berdasarkan kriteria tujuan memenuhi permintaan ekspor kurang dari 10 persen. Hal ini menunjukkan perhitungan serta jawaban untuk kuesioner telah konsisten. 7.3.4 Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Alternatif Strategi Tiap Elemen alternatif strategi dibandingkan berdasarkan kriteria faktor, yang dibedakan berdasarkan tujuan untuk memenuhi permintaan dalam dan luar negeri. a. Pengolahan Horizontal Elemen Alternatif Strategi Terhadap Tujuan Memenuhi Permintaan Dalam Negeri Alternatif strategi prioritas untuk faktor kapasitas produksi adalah strategi WO2 atau strategi untuk membagi lokasi usaha menjadi dua, dimana lokasi pertama digunakan untuk ekowisata dan strategi kedua untuk fokus produksi Pakis. Melalui strategi ini, maka peningkatan kapasitas produksi paling mungkin dicapai karena adanya fokus produksi Pakis untuk meraih peluang dalam negeri. Strategi prioritas kedua adalah strategi WO1 atau strategi untuk menjalin 127 kemitraan dengan berbagai pihak terkait. Peningkatan kapasitas produksi diraih melalui kemitraan produksi dengan pihak petani setempat. Berdasarkan kriteria faktor modal, maka strategi prioritas adalah strategi WO1, yakni strategi untuk menjalin kemitraan. Kemitraan penyediaan input dengan pemasok bertujuan mengefisienkan biaya sehingga mengurangi jumlah biaya yang dibutuhkan dalam produksi. Selain itu peningkatan modal dapat diperoleh melalui investasi dari pihak yang tertarik dengan bisnis Pakis. Investasi dapat berupa lahan ataupun teknologi. Kegiatan investasi terangkum dalam strategi WO2 yang menjadi prioritas kedua berdasarkan faktor modal. Strategi yang dibandingkan berdasarkan faktor promosi menempatkan strategi SO2 dan WO1 sebagai prioritas. Pada dasarnya, tujuan dari strategi SO2 memang meningkatkan permintaan melalui promosi, sehingga menempatkan strategi SO2 sebagai prioritas telah tepat. Cara promosi yang paling disukai ialah bekerjasama dengan media televisi. Prioritas kedua adalah strategi WO1. Pemilik menganggap dengan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, maka sekaligus dapat menjadi promosi yang efektif, yakni word of mouth. Berdasarkan alasan tersebut, pemilik memilih strategi untuk menjalin kemitraan WO1 sebagai prioritas kedua. Tabel 29. Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Terhadap Tujuan Memenuhi Permintaan Dalam Negeri Faktor Alternatif Staretgi Rasio Inkonsistensi SO1 SO2 WO1 WO2 ST WT FI 0.075 0.033 0.262 0.445 0.053 0.131 0.09 F2 0.052 0.042 0.349 0.335 0.143 0.079 0.03 F3 0.083 0.409 0.251 0.164 0.059 0.035 0.06 F4 0.275 0.032 0.402 0.155 0.082 0.054 0.07 Kriteria faktor terakhir adalah penelitian dan pengembangan. Strategi prioritas untuk kriteria ini adalah strategi WO1 atau dengan menjalin kemitraan. Strategi ini dinilai paling efektif dan sesuai dengan kondisi PT. Floribunda saat ini. Kemitraan yang dimaksud adalah kemitraan penelitian dan pengembangan dengan pihak Balithi yang ada di wilayah Cipanas. Prioritas strategi kedua adalah diferensiasi produk untuk menciptakan permintaan baru SO1. Keseluruhan 128 pengolahan memiliki rasio inkonsistensi kurang dari 10 persen, sehingga dapat disimpulkan bahwa perhitungan dan kuesioner telah konsisten. b. Pengolahan Horizontal Elemen Alternatif Strategi Terhadap Tujuan Memenuhi Permintaan Ekspor Pengolahan horizontal elemen strategi juga dilakukan berdasarkan tujuan memenuhi permintaan ekspor. Strategi prioritas untuk faktor kapasitas produksi dan modal adalah strategi WO2 atau dengan memfokuskan wilayah untuk bisnis ekowisata dan produksi Pakis. Fokus produksi Pakis dinilai sebagai cara yang paling tepat untuk meningkatkan kapasitas produksi, terutama memenuhi tujuan ekspor. Selain itu, strategi WO2 juga mengatur bahwa perluasan lahan akan diperoleh melalui investasi pihak lain. Hal ini sesuai dengan kondisi PT. Floribunda yang mengalami keterbatasan modal usaha. Nilai Inkonsistensi yang kurang dari 10 persen menunjukkan bahwa perhitungan serta jawaban responden telah konsisten. Tabel 30. Pengolahan Horizontal Elemen Strategi terhadap Tujuan Memenuhi Permintaan Ekspor Faktor Alternatif Staretgi Rasio Inkonsistensi SO1 SO2 WO1 WO2 ST WT FI 0.164 0.029 0.281 0.421 0.048 0.057 0.08 F2 0.148 0.039 0.310 0.348 0.088 0.067 0.07 F3 0.243 0.429 0.162 0.054 0.077 0.034 0.09 F4 0.255 0.045 0.420 0.156 0.048 0.077 0.06 Pengolahan juga dilakukan terhadap faktor promosi, dimana strategi untuk meningkatkan kegiatan promosi melalui kerjasama dengan media televisi menjadi prioritas. Strategi ini disusun dengan memanfaatkan jaringan kerja luas yang dimiliki pemilik PT. Floribunda. Faktor terakhir adalah penelitian dan pengembangan dimana strategi WO1 menjadi prioritas. Kerjasama dengan Balithi memang menjadi pilihan yang disukai PT. Floribunda. Terutama dalam menghasilkan jenis Pakis yang sesuai dengan permintaan negara pengimpor dan menghasilkan jenis baru yang belum dipatenkan oleh negara lain. 129 7.3.4 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun dan melihat prioritas setiap elemen level dua dan level tiga secara menyeluruh terhadap goal hirarki, yakni pemilihan strategi pengembangan usaha tanaman Pakis PT. Floribunda. Keseluruhan hasil pengolahan vertikal telah memenuhi rasio inkonsistensi, yakni kurang dari 10 persen. Prioritas menyeluruh yang ditunjukkan pada Tabel 31 berisi rangkuman hasil penilaian horizontal tujuan dan alternatif serta rata-rata terbobot tiap alternatif strategi yang telah memperhitungkan goal untuk memilih strategi pengembangan usaha tanaman Pakis pada PT. Floribunda. Tabel 31. Hasil Rata-rata Terbobot Total Tujuan Memenuhi Permintaan Dalam Negeri 0.750 Memenuhi Permintaan Ekspor 0.250 Rata- rata terbobot F1 0.165 F2 0.094 F3 0.433 F4 0.308 F1 0.255 F2 0.114 F3 0.050 F4 0.581 Factor evaluation SO1 0.075 0.052 0.083 0.275 0.164 0.148 0.243 0.255 0.158 SO2 0.033 0.042 0.409 0.032 0.029 0.039 0.429 0.045 0.161 WO1 0.262 0.349 0.251 0.402 0.281 0.310 0.162 0.420 0.322 WO2 0.445 0.335 0.164 0.155 0.421 0.348 0.054 0.156 0.227 ST 0.053 0.143 0.059 0.082 0.048 0.088 0.077 0.048 0.070 WT 0.131 0.079 0.035 0.054 0.057 0.067 0.034 0.077 0.062 Overall Inconsistency 0.07 Hasil perhitungan rata-rata terbobot menunjukkan bahwa strategi WO1 atau strategi untuk menjalin kemitraan input, produksi dan penelitian dan pengembangan merupakan strategi prioritas bagi PT. Floribunda. Strategi ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengembangkan usaha tanaman Pakisnya secara optimal sehingga mampu membuat perusahaan mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Kerjasama dengan pihak Balai Penelitian Tanaman Hias diperlukan dalam rangka mengembangkan produk inovatif dan kegiatan perbanyakan tanaman. Kerjasama dengan pihak petani setempat bertujuan untuk 130 mengatasi keterbatasan kapasitas produksi sehingga memungkinkan bagi perusahaan untuk melakukan ekspor. Strategi WO1 mendapatkan nilai rata-rata terbobot paling tinggi, yakni sebesar 0,322. Prioritas kedua adalah strategi WO2, yakni dengan memfokuskan wilayah saat ini untuk kegiatan ekowisata, serta meraih lahan baru yang difokuskan untuk produksi Pakis melalui kegiatan investasi. Strategi WO2 menjadi prioritas bagi tujuan memenuhi permintaan ekspor. Namun, dalam rangka meraih peluang dalam negeri, maka strategi WO1 menjadi prioritas utama PT. Floribunda. Bobot strategi ini 0.227 dan tidak berbeda jauh dari bobot strategi prioritas pertama. Prioritas pemilihan strategi ketiga adalah strategi SO2, yakni dengan meningkatkan kegiatan promosi untuk meningkatkan market share PT. Floribunda. Bobot untuk strategi SO2 adalah sebesar 0,161. Prioritas keempat adalah melakukan diferensiasi tanaman Pakis, dengan memanfaatkan keragaman genetik Pakis yang saat ini telah dimiliki PT. Floribunda. Daya kreatifitas yang dimiliki PT. Floribunda sangat menunjang untuk dapat menghasilkan jenis baru yang dapat diterima oleh pasar. Prioritas kelima adalah strategi ST yakni dengan menciptakan bisnis baru berbasis komoditas inti PT. Floribunda, tanaman hias tropis. Bisnis yang dapat dirintis antara lain bisnis merangkai bunga dan pelatihan budidaya bagi pengusaha tanaman hias baru. Perusahaan menganggap strategi ST belum saatnya diterapkan perusahaan karena saat ini perusahaan mengalami keterbatasan yang menyebabkan PT. Floribunda tidak dapat meraih peluang permintaan tanaman Pakis. 131 Tabel 32 . Strategi Pengembangan Usaha Prioritas PT. Floribunda Prioritas Jenis Strategi Strategi 1 W-O Mensinergikan seluruh potensi sumber daya dan mengembangkan jaringan kerja dengan memanfaatkan lingkungan usaha yang kondusif untuk meraih peluang ekspor tanaman Pakis WO1 2 W-O Mengatasi permasalahan modal dan kapasitas produksi Pakis untuk meraih peluang peningkatan tren tanaman hias, khususnya Pakis dan maraknya bisnis ekowisata melalui kegiatan investasi WO2 3 S-O Mengkonsolidasikan kekuatan manajerial dan keunggulan yang dimiliki dalam rangka memperluas jaringan untuk menjangkau konsumen potensial dan mempertahankan pelanggan loyal SO2 4 S-O Menggunakan daya kreatifitas perusahaan untuk menciptakan produk inovatif berbasis komoditas lokal Indonesia khususnya Pakis untuk meraih peluang lingkungan usaha yang kondusif dan adanya pelanggan loyal SO1 5 S-T Mengkombinasikan jejaring kerja dan reputasi yang dimiliki untuk menghindari persaingan industri ST 6 W-T Mengefektifkan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan saat ini untuk meraih laba optimal WT Strategi untuk mensinergikan seluruh potensi sumber daya dan mengembangkan jaringan kerja dengan memanfaatkan lingkungan usaha yang kondusif untuk meraih peluang ekspor tanaman Pakis merupakan prioritas perusahaan untuk saat ini. Strategi tersebut merupakan tipe strategi W-O, yakni strategi yang dirancang dengan cara mengatasi kelemahan untuk meraih peluang usaha. PT. Floribunda memilih untuk mengatasi permasalahan rendahnya kapasitas produksi, ketiadaaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta efisiensi modal untuk dijalankan saat ini. Perusahaan memiliki peluang untuk meraih peluang tren permintaan daun potong Pakis yang terus meningkat, serta tidak menutup kemungkinan meraih peluang ekspor, meskipun dalam jangka waktu dekat, fokus PT. Floribunda adalah pasar di dalam negeri. 132

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1