Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA 2.1

19 potensial diterima pasar. Produsen juga harus mengetahui saat-saat tertentu dimana kebutuhan akan bunga meningkat. Hal tersebut penting diketahui, agar produksi dapat diserap pasar dengan baik. Saat-saat tersebut antara lain hari raya Lebaran, Natal, tahun baru, Imlek, 17 Agustus, Valentine dan bulan-bulan ramai pernikahan seperti bulan haji menurut kalender Islam.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai tanaman Pakis dan produk substitusinya telah banyak dilakukan. Penelitian tersebut dilakukan pada waktu yang berbeda dan mengkaji berbagai topik. Kajian mengenai strategi pemasaran tanaman hias daun potong telah dilakukan oleh Rositasari 2006. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, SWOT dan AHP. Industri florikultura memiliki karakteristik tren dan selera konsumen yang selalu berubah. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan strategi pemasaran yang tepat dalam kegiatan bisnisnya. Strategi yang diprioritaskan sebagai strategi pemasaran antara lain menetapkan harga yang fleksibel dan melakukan diversifikasi serta pengembangan produk. Tanaman hias daun potong merupakan produk substitusi dari tanaman Pakis. Keduanya mempunyai fungsi yang sama dalam membentuk rangkaian tanaman hias. Usaha tanaman hias daun potong membutuhkan strategi pemasaran mengingat tren pasar yang selalu berubah. Sayangnya, target usaha perusahaan hanya berada pada lingkup dalam negeri, sehingga menutup kemungkinan perusahaan untuk meraih peluang ekspor yang terbuka lebar. Penelitian mengenai tanaman hias Pakis yang terdapat pada PT. Floribunda bertujuan untuk meraih peluang dalam memenuhi permintaan dari dalam dan luar negeri. Strategi pengembangan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan perusahaan sejenis guna menggali potensi dalam negeri serta meraih peluang ekspor. Kajian penelitian risiko produksi tanaman hias daun potong telah dilakukan oleh Safitri 2009. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa komoditas daun potong potensial untuk dikembangkan. Namun, pengusahaannya tidak mudah karena menghadapi risiko dalam kegiatan produksinya. Risiko tersebut antara lain menurunnya jumlah produksi, serangan hama dan penyakit serta 20 ketidakpastian iklim. Perusahaan perlu menerapkan strategi untuk meminimalkan produksi, yakni dengan menetapkan pola penanaman terpadu, dan menjalankan kemitraan. Usaha tanaman hias Pakis pada PF Floribunda juga menghadapi risiko produksi dalam kegiatan bisnisnya. Adanya risiko produksi sangat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan untuk meraih peluang pasar. Penelitian mengenai risiko produksi dapat membantu dalam proses merumuskan strategi, yakni dengan mengoptimalkan budidaya dengan mempertimbangkan risiko produksi yang dihadapi. Fauziah 2009 melakukan penelitian dalam skripsinya yang berjudul Formulasi Strategi Bersaing Usaha Tanaman Hias pada PT Istana Alam Dewi Tara, Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total skor matriks EFE 3,364 dan total skor matrix IFE 3,198 menempatkan posisi perusahaan pada kuadran 1 matrix IE tumbuh dan kembangkan. Perusahaan memiliki posisi internal dan eksternal yang kuat, sehingga cocok untuk menerapkan strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk, dan strategi integrasi integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. Berdasarkan matriks SWOT dan QSPM, maka strategi beserta prioritasnya adalah: 1 melakukan diferensiasi produk, 2 mengembangkan usaha dengan intensifikasi lahan, 3 melakukan ekspektasi pasar dengan riset pemasaran, 4 melakukan diversifikasi usaha, 5 mengusahakan pasokan bibit lokal berkualitas, 6 pengembangan pasar dengan membuka pasar baru, 7 merestukturisasi perusahaan untuk memperjelas spesialisasi pekerjaan dan otoritas kerja. Usaha tanaman hias berada pada struktur pasar persaingan sempurna. Dengan demikian, terdapat banyak perusahaan sejenis yang saling berkompetisi untuk mendapatkan market share. Menghadapi kondisi ini, maka dibutuhkan strategi bersaing bagi perusahaan guna mempertahankan dan meningkatkan posisinya di pasar. PT. Floribunda telah memilih untuk mengusahakan tanaman hias Pakis yang jarang diusahakan perusahaan lain. Pemilihan ini tepat, terlihat dari banyaknya permintaan untuk tanaman hias Pakis dari dalam dan luar negeri. Menghadapi situasi ini, maka strategi pengembangan usaha perlu dirumuskan 21 untuk meraih peluang dan mempertahankan posisi sebagai market leader. Kajian mengenai strategi pengembangan tanaman usaha hias Pakis yang minim pesaing dapat menjadi acuan bagi perusahaan lain tentang pentingnya melihat peluang usaha dan cara meraih peluang tersebut. Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha tanaman hias dilakukan oleh Tambunan 2005 dalam skripsinya yang berjudul Strategi pengembangan usaha tanaman hias pada PT. Bina Usaha Flora di Cipanas, Cianjur. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, Matriks IE, SWOT, dan Matriks QSP. Total skor pada matriks IFE dan EFE kemudian dipetakan ke dalam matriks IE. Hasilnya adalah perusahaan berada pada sel IV growt and built. Hasil analisis SWOT dan prioritas dengan matriks QSP adalah strategi yang paling relevan berupa: 1 mendirikan floris atau retail di Jakarta, 2, menjalin kerjasama dengan pelanggan potensial, 3 melakukan segmentasi dan diferensiasi harga, dan 4 melakukan ekspansi pemasaran. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lestari 2008 dalam skripsi yang berjudul Analisis Formulasi Strategi Pengembangan Tanaman Hias pada Galeri Tanaman Hias Kebun Raya Cibodas. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, matriks EFE, Matriks IE, SWOT, dan Matriks QSP. Galeri Kebun Raya Cibodas berada pada sel V matriks IE hold and maintain. Hasil analisis SWOT dan matriks QSP menunjukkan prioritas strategi yang dijalankan perusahaan, antara lain: 1 berusaha meraih share lebih besar dari segmen pasar pengunjung Kebun Raya Cibodas, 2 memperbaiki kualitas produk, 3 melakukan pemasaran secara intensif dan terintegrasi, dan 4 mengembangkan penyediaan produk komplemen. Galeri Kebun Raya Cibodas memiliki latar belakang yang sama seperti PT. Floribunda. Galeri Kebun Raya membutuhkan strategi pengembangan usaha dalam rangka meraih pendapatan penjualan yang lebih besar terhadap pengunjung Taman Wisata Cibodas. Kajian mengenai strategi pengembangan usaha Pakis diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan lain dalam mengembangkan usahanya untuk membuka pasar baru, yakni dengan terlebih dahulu mencari informasi pasar, kemudian menerapkan strategi yang tepat untuk dapat meraih peluang. 22

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1