Sumberdaya resource Analisis Internal PT. Floribunda

59

VI. IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PT. FLORIBUNDA

Lingkungan bisnis perusahaan akan mempengaruhi bisnis yang dijalankan perusahaan. Perubahan lingkungan, baik lingkungan makro seperti adanya globalisasi, perkembangan teknologi, dan kepedulian masyarakat maupun lingkungan persaingan turut menentukan dalam pengambilan kebijakan. Keselarasan antara kompetensi perusahaan dengan lingkungan diperlukan dalam menjalankan kegiatan bisnis. Bentuk keselarasan tersebut akan terlihat dalam pengambilan keputusan strategis. Analisis terhadap lingkungan bisnis tanaman Pakis PT. Floribunda akan menghasilkan faktor-faktor strategis yang digunakan dalam menyusun strategi pengembangan usaha. Analisis tersebut terbagi menjadi dua aspek, yakni lingkungan bisnis internal dan eksternal. Faktor-faktor tersebut terdiri atas kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman.

6.1 Analisis Internal PT. Floribunda

Lingkungan internal merupakan lingkungan organisasi yang berada di dalam organisasi itu sendiri dan secara formal memiliki implikasi yang langsung dan khusus pada perusahaan. Kajian mengenai lingkungan internal PT. Floribunda meliputi analisis mengenai sumberdaya, kapabilitas dan kompetensi inti yang dimiliki perusahaan.

6.1.1 Sumberdaya resource

Sumberdaya PT. Floribunda dapat diklasifikasikn menjadi 3 jenis, yakni sumber daya terukur tangible, sumber daya yang tidak dapat terukur intangible, dan sumberdaya manusia SDM. 6.1.1.1 Sumberdaya Terukur Tangible Sumberdaya terukur merupakan sumberdaya yang terlihat atau berwujud serta mudah diidentifikasi dan dievaluasi. Sebagai sebuah perusahaan, PT. Floribunda memiliki sumberdaya untuk menunjang kegiatan usaha. Sumberdaya tersebut antara lain: 60 a. Lahan Lahan didefinisikan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan usaha. Saat ini PT. Floribunda mengusahakan total lahan seluas 2 ha yang keseluruhannya telah dimanfaatkan. Dari total luas lahan tersebut, luasan lahan yang digunakan untuk kegiatan budidaya 82 jenis tanaman hias adalah 70 persen atau seluas 1,4 Ha. Lahan seluas 0,6 Ha atau sebesar 30 persen luas total digunakan untuk budidaya enam jenis Pakis saja. Bila dibandingkan dengan total luas lahan budidaya 76 jenis tanaman hias lain, maka tanaman Pakis mendapat proporsi yang lebih besar untuk luas lahan. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengembangkan bisnis Pakis, terutama untuk meraih peluang permintaan ekspor dan potensi permintaan dalam negeri. Lahan seluas 0,6 Ha yang digunakan untuk budidaya Pakis dirasakan tidak mendukung pengembangan bisnis perusahaan. Keterbatasan lahan merupakan salah satu penyebab terbatasnya kapasitas produksi enam jenis Pakis yang diusahakan PT. Floribunda. Selain itu, lahan juga salah satu penghambat bagi pengembangan produksi varietas Pakis potensial lainnya. Tabel 16 . Pemanfaatan Lahan Pada PT. Floribunda No Keterangan Luas Lahan Ha Persentase 1 Lahan Budidaya Tanaman Hias Selain Pakis 0,8 40 2 Lahan Budidaya Tanaman Pakis 0,6 30 3 Penyimpanan Koleksi Plasma Nutfah 0,1 5 4 Lahan Kegiatan Agrowisata 0,4 20 5 Show Room dan Administrasi 0,1 5 TOTAL 2 100 b. Sarana dan Prasarana Untuk menunjang usaha, PT. Floribunda memiliki beberapa sarana dan prasarana. Berdasarkan fungsinya, maka sarana dan prasarana yang dimiliki PT. Floribunda dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain sarana dan prasarana produksi, distribusi dan administrasi. Sarana dan Prasarana yang dimiliki PT. Floribunda terlihat pada Tabel 17. 61 Kegiatan produksi didukung oleh sarana dan prasarana yang berkondisi baik. Namun demikian, sarana dan prasarana yang ada saat ini belum menunjang bagi pengembangan usaha. Pertama, untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memenuhi permintaan ekspor yang berjumlah besar, dibutuhkan sarana dan prasarana dengan jumlah besar. Ketidakmampuan PT. Floribunda dalam berproduksi sejumlah permintaan juga disebabkan jumlah sarana dan prasarana yang kurang menunjang. Kedua, kegiatan produksi masih menggunakan peralatan sederhana yang kurang menunjang perbanyakan bibit secara masal dan menjadi penghambat bagi PT. Floribunda mengembangkan jenis baru tanaman Pakis yang potensial diterima pasar. Ketiga, perusahaan perlu mengetahui kondisi tumbuh yang paling sesuai untuk Pakis. Pakis tumbuh opimal dengan 45 persen cahaya masuk, namun saat ini perusahaan menggunakan paranet yang menutup 60 persen cahaya masuk. Tabel 17 . Sarana dan Prasarana yang Dimiliki PT. Floribunda Tahun 2010 No Bidang Jenis 1. Produksi  Spesialisasi Ruang Produksi ruang pembuatan pupuk dan media, ruang pembibitan, ruang pembesaran kantong 10 cm  20 unit saung dengan paranet 60 persen  Peralatan pertanian sederhana cangkul, arit, ember  Instalasi listik dan irigasi 2. Usaha Non produksi  Ruang pelatihan dan seminar  Penginapan  Perlengkapan bisnis agrowisata meja, kursi, white board , dan alat tulis  Dapur 3. Distribusi  1 unit mobil dengan cold storage 4. Administrasi  Bangunan kantor  Peralatan dan perlengkapan kantor  Instalasi listrik, telepon dan faximile Kegiatan administrasi dan keuangan terpusat pada kantor PT. Floribunda yang terletak di wilayah Jakarta. Pemilihan lokasi kantor dilakukan secara sengaja untuk memudahkan transaksi dan komunikasi dengan konsumen yang mayoritas berasal dari Jakarta dan daerah sekitarnya. Sarana dan Prasarana administrasi 62 berada pada kondisi baik dan mampu menunjang pengembangan bisnis Pakisnya. Sarana dan prasarana distribusi berada dalam kondisi baik dan mampu menunjang usaha. Mobil yang dilengkapi cool storage dapat menjaga kesegaran dan kualitas tanaman hingga sampai ke tangan konsumen. 6.1.1.2 Sumberdaya Tidak Terukur Intangible Sumberdaya tidak terukur merupakan sumberdaya yang tidak terlihat dan sulit diidentifikasi atau dievaluasi. Sumberdaya tidak terukur yang dimiliki PT. Floribunda, antara lain: a. Daya Kreatifitas Untuk Memproduksi Jenis Pakis Baru Kreatif berkaitan dengan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan yang berbeda dengan produk yang selama ini ada. Kemampuan dan keberanian untuk memfokuskan produksi pada tanaman lokal yang bukan merupakan tren pasar merupakan hasil daya kreatif yang dimiliki PT. Floribunda. Prinsip usaha tanaman hias yang dianut PT. Floribunda adalah menciptakan pangsa pasar baru dengan produk yang selama ini belum ada di pasar, salah satunya adalah tanaman Pakis jenis Kadaka. b. Reputasi Performance Dalam industri tanaman hias nasional, nama PT. Floribunda telah dikenal karena kemampuan dan konsistensinya. PT. Floribunda adalah salah satu pioneer pengembangan daun potong Pakis Kadaka di Indonesia. Reputasi baik yang didapatkan PT. Floribunda merupakan hasil konsistensi dalam produksi, pelayanan dan harga produk. Kegiatan produksi bertujuan mendapatkan produk yang berkualitas untuk menjaga kepercayaan konsumen. Kontinuitas produksi selalu dilakukan untuk dapat memenuhi permintaan. Perusahaan juga selalu menjaga konsistensi harga, untuk menjaga agar harga produk tidak jatuh di pasaran. 6.1.1.3 Sumberdaya Manusia Human Resources Sumberdaya manusia yang dimiliki Floribunda terdiri atas tiga level. Level pertama adalah pemilik sekaligus pengelola. Pemilik adalah pemegang kekuasaan mutlak sekaligus merupakan pengambil keputusan tunggal. Pemilik merupakan 63 memiliki wawasan luas dalam bidang tanaman hias dan memiliki keterampilan dalam bisnis. Pengalaman dalam memimpin juga telah teruji dengan menjadi ketua Asosiasi Pengusaha Bunga Indonesia Asbindo. Level kedua adalah kepala bidang fungsional, yakni orang yang mengkoordinasikan pekerjaan dan bertanggung jawab terhadap bidang tertentu. PT. Floribunda membagi fungsi manajemennya ke dalam tiga bidang, yakni produksi, keuangan dan pemasaran. Tidak ada penunjukkan secara resmi untuk jabatan kepala bidang. Pemilihan dilakukan atas dasar kepercayaan pemilik dan kecakapan yang dimiliki. Ketiadaan supervisi ataupun manajer yang secara resmi memimpin fungsi manajemen merupakan pertimbangan pemilik yang masih sanggup menangani keseluruhan bisnis dan organisasi PT. Floribunda. Struktur perusahaan seperti ini lebih menghemat biaya, terutama terkait keterbatasan modal yang dimiliki oleh pemilik. Level terakhir adalah teknisi pelaksana kegiatan operasional. Teknisi keuangan berjumlah empat orang, dan pemasaran berjumlah empat orang. Bidang produksi membutuhkan paling banyak tenaga kerja, yakni 20 orang karyawan tetap dan enam orang tenaga kerja honorer. Tenaga kerja bidang keuangan dan pemasaran memiliki kualifikasi dalam bidang pertanian dan manajemen. Keseluruhan tenaga kerja keuangan dan pemasaran adalah lulusan perguruan tinggi. Tenaga kerja bidang produksi merupakan penduduk sekitar yang rata-rata merupakan lulusan SD dan SMP. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga kerja produksi masih rendah. Saat perekrutan, tenaga kerja belum memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk bekerja. Keterampilan dan pengetahuan pekerja akan meningkat seiring pengalaman dan latihan selama kerja. Perusahaan tidak memberikan pelatihan khusus kepada karyawan baru. Bentuk pelatihan yang diberikan merupakan pelatihan tidak resmi, berupa arahan dan bimbingan dari karyawan senior kepada karyawan junior. Rendahnya tingkat kompetensi tenaga kerja level teknis produksi menjadi salah satu penyebab mengapa teknologi belum diterapkan pada perusahaan. Tenaga kerja PT. Floribunda mendapatkan beberapa insentif. Tenaga kerja keuangan dan pemasaran mendapat gaji tetap tiap bulan, sedangkan tenaga kerja 64 produksi menerima gaji tiap dua minggu. Bonus diberikan pada tenaga kerja produksi yang bekerja penuh selama satu minggu, yakni berupa gaji sebesar 2 hari kerja. Selain itu, terdapat beberapa tunjangan yang diberikan pemilik terhadap tenaga kerja produksi, antara lain tunjangan berupa sembako yang diberikan tiap bulan, tunjangan pendidikan bagi karyawan yang memiliki anak usia sekolah hanya satu orang anak yang diberikan tunjangan, tunjangan kesehatan bila karyawan sakit, tunjangan hari raya pada saat Lebaran, dan penyelenggaraan lomba saat hari kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan khusus bagi tenaga kerja. Prinsip kerja yang dianut oleh PT. Floribunda adalah kekeluargaan dan keakraban. Situasi tersebut kemudian menciptakan suasana kerja yang kondusif sehingga para pekerja dapat bekerja secara optimal dan dapat mendukung pengembangan usaha. Komunikasi terjalin baik antara level pemilik, kepala bidang, dan anggotanya. Setiap dua minggu diadakan pertemuan pada lokasi bidang produksi, dan diadakan lomba-lomba pada 17 Agustus untuk mengakrabkan tiap pekerja. Komunikasi baik terkait dengan penyampaian informasi dari level atas pada tiap level di bawahnya. Saat informasi diterima dengan sempurna, maka organisasi bergerak pada arah yang disepakati bersama, sehingga dapat meminimalkan kesalahan pekerjaan.

6.1.2 Kapabilitas