jumlah MCHC setelah masa pemulihan belum diketahui secara pasti, kemungkinan terjadi gangguan penyerapan zat besi pada mencit atau ada zat pada
rosela yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan penyerapan sehingga jumlah MCHC menurun. Penurunan nilai MCHC menunjukkan penurunan konsentrasi
hemoglobin dan di dalam sintesis hemoglobin diperlukan zat besi Weiss dan Wardrop 2010. Zat besi nonheme dalam tumbuhan tidak mudah diserap oleh usus
karena tumbuhan mengandung oksalat, fitat, tanin, dan senyawa fenolik lainnya. Senyawa tersebut akan membentuk kelat atau presipitat dengan besi yang tidak
dapat larut sehingga mencegah proses penyerapan nutrisi. Kandungan tannin pada rosela dapat mengikat zat besi sehingga penyerapan zat besi terganggu Besral et
al. 2007, namun kandungan vitamin C asam askorbat pada rosela dapat
meningkatkan jumlah penyerapan zat besi nonheme dari saluran cerna Kasiyati 2007.
Menurut Macfarlane et al. 2000 efek anemia karena kekurangan hemoglobin akan berakibat pada hipoxia jaringan dan beberapa perubahan pada
sirkulasi, biokimia, dan sumsum tulang. Pada sirkulasi terjadi peningkatan laju jantung dan dilatasi arteriol. Perubahan secara biokimia terjadi peningkatan 2.3
diphosphoglycerate DPG pada sel darah merah, hemoglobin pada sirkulasi
perifer berkurang. Pada sumsum tulang terjadi hyperplasia karena terjadi produksi eritrosit yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan sel darah
merah.
4.4 Howell Jolly Bodies
Nilai rata rata persentase Howell Jolly bodies sel darah merah perifer mencit kelompok perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8. Total radiasi 2.9 mSv pada
minggu ke-4 menyebabkan munculnya Howell Jolly bodies sebesar 0.10 pada kelompok K+ sedangkan pada kelompok R+ tidak terlihat Howell Jolly bodies
yang muncul. Hal ini juga terlihat pada total radiasi 5.3 mSv minggu ke-8 pada kelompok K+ sebesar 0.13 namun pada kelompok R+ juga tidak terlihat adanya
Howell Jolly bodies Tabel 8 dan Gambar 14A. Howell Jolly bodies tidak
terdapat pada kelompok K-dan R-.
‐0.07 0.00
0.07 0.14
0.21
Persentasi Howell
Jo lly
Bodi e
s
Waktu minggu
Dosis Radiasi mSv
‐2 2
‐4 4
‐6 4
‐8 6
‐8 8
‐12 1.7
2.9 4.1
5.3
Tabel 8 Nilai Howell Jolly bodies perifer mencit pada setiap kelompok total radiasi radiodiagnostik berulang dan setelah pemulihan selama 30 hari
.
Waktu minggu
Total Radiasi
mSv n
Jumlah Kelompok Perlakuan
K- K+
R- R+
Howell Jolly bodies p=0.002 0 0
3 ∑Ra 0.00±0.00
a
0.00±0.00
a
0.00±0.00
a
0.00±0.00
a
0-2 1.7 3
∑Ra 0.00±0.00
a
0.04±0.08
ab
0.00±0.00
a
0.09±0.09
abc
2-4 2.9 3
∑Ra 0.00±0.00
a
0.10±0.05
abc
0.00±0.00
a
0.00±0.00
a
∆Ra 0.00 100.00 0.00
0.00 4-8
Rec 2.9 3
∑Ro 0.00±0.00
a
0.04±0.04
ab
0.00±0.00
a
0.02±0.03
a
∆Ro 0.00
-39.60 0.00
100.00 4-6 4.1
3 ∑Ra 0.00±0.00
a
0.15±0.22
c
0.00±0.00
a
0.06±0.06
abc
6-8 5.3 3
∑Ra 0.00±0.00
a
0.13±0.14
bc
0.00±0.00
a
0.00±0.00
a
∆Ra 0.00 100.00 0.00
0.00 8-12
Rec 5.3 3
∑Ro 0.00±0.00
a
0.10±0.03
abc
0.00±0.00
a
0.03±0.02
a
∆Ro 0.00
-15.82 0.00
100.00
Keterangan: huruf yang sama pada baris dan kolom yang berbeda menunjukkan perbedaan yang tidak nyata p0.05. K- = pemberian NaCl fisiologis 0.9 tanpa paparan radiasi;
K+ = pemberian NaCl fisiologis 0.9 dengan paparan radiasi; R- = pemberian ekstrak rosela tanpa paparan radiasi; R+ = pemberian ekstrak rosela dengan paparan
radiasi; ∑Ra = nilai parameter setelah perlakuan; ∑Ro = nilai parameter setelah
pemulihan; ∆Ro = perubahan setelah pemulihan; ∆Ra = perubahan setelah radiasi;
n= jumlah mencit; Rec 2.9= masa pemulihan 2.9 mSv; Rec 5.3= masa pemulihan 5.3 mSv.
Setelah masa pemulihan dari radiasi 2.9 mSv menyebabkan penurunan persentase Howell Jolly bodies sebesar 39.60 pada kelompok K+, sedangkan
pada kelompok R+ mengalami peningkatan sebesar 100. Pemulihan setelah radiasi yang lebih tinggi 5.3 mSv menyebabkan penurunan persentase Howell
Jolly bodies sebanyak 15.82 pada kelompok K+ dan peningkatan 100 pada
kelompok R+. Persentase Howell Jolly bodies setelah masa pemulihan minggu ke- 4 dan minggu ke-8 tidak mengalami peningkatan ataupun penurunan baik pada
kelompok K- dan R- sebagaimana dalam Tabel 8 dan Gambar 14C. Nilai Howell Jolly bodies
terhadap kelompok perlakuan dan waktu berbeda nyata p0.05.
A
‐60.00 0.00
60.00 120.00
180.00
Persentase Howell
Jo lly
Bodi e
s
Waktu minggu
Dosis Radiasi mSv
2 ‐4
6 ‐8
2.9 5.3
‐60.00 0.00
60.00 120.00
180.00
Persentase Howell
Jo lly
Bodi e
s
Waktu minggu
Dosis Radiasi mSv
2.9 5.3
2 ‐4
6 ‐8
Gambar 14 A. Persentase Howell Jolly bodies darah perifer mencit terhadap radiodiagnostik
berulang; B. Persentase Howell Jolly bodies setelah perlakuan; C. Persentase setelah pemulihan 30 hari. K- = pemberian NaCl fisiologis tanpa paparan radiasi;
K+ = pemberian NaCl fisiologis dengan paparan radiasi; R- = pemberian ekstrak rosela tanpa paparan radiasi; R+ = pemberian ekstrak rosela dengan
paparan radiasi.
Ekstrak etanol rosela dapat mengurangi kemunculan Howell Jolly bodies pada sel darah merah pada total dosis radiasi 2.9 mSv, demikian juga pada total
dosis radiasi 5.3 mSv. Jumlah radikal bebas yang terbentuk olah radiasi ionisasi dapat mempengaruhi kemampuan antioksidan untuk menetralkannya. Jika jumlah
radikal bebas yang terbentuk terlalu banyak, maka dibutuhkan antioksidan yang lebih banyak pula Evans et al. 2004
Kehadiran Howell Jolly bodies pada sel darah merah perifer Gambar 15 menandakan sel darah merah meninggalkan sumsum tulang dalam keadaan belum
dewasa mature karena tingginya kebutuhan jaringan dan proses eritropoiesis meningkat Wang dan Glasser 2002; Meyer dan Harvey 2004. Pelepasan eritrosit
yang belum dewasa ke jaringan merupakan respon yang normal dari sumsum tulang untuk meningkatkan produksi sel darah merah Thrall 2004. Kehadiran
B
C
Howell Jolly bodies menandakan tidak berfungsinya limpa atau atropy limpa
karena seharusnya Howell Jolly bodies dieliminasi di limpa Kovtunovych et al. 2010. Pada banyak kasus splenectomi terlihat peningkatan kehadiran Howell
Jolly bodies Smith et al.1990. Howell Jolly bodies berhubungan dengan anemia
regeneratif. Anemia regeneratif disebabkan oleh kehilangan darah atau kerusakan eritrosit hemolisis dan dapat terlihat pada fase pemulihan disfungsi sumsum
tulang. Hemolisis dapat terjadi di dalam pembuluh darah intravaskular dan di luar pembuluh darah ekstravaskular. Hemolisis ekstravaskular terjadi ketika
eritrosit abnormal difagosit oleh makrofag di dalam limpa atau hati Thrall 2004.
Gambar 15 Howell Jolly bodies pada sel darah merah perifer mencit. A = kelompok K+; B = kelompok R+.
Sel hematopoietik adalah sel yang sensitif terhadap radiasi ionisasi sinar-X. Sel yang mengalami kerusakan akibat radiasi secara alami mempunyai
kemampuan adaptasi dan respon perbaikan untuk kembali normal, akan tetapi dosis radiasi sangat berpengaruh terhadap kerusakan biologi yang ditimbulkannya.
Semakin besar dosis radiasi, akan semakin besar pula kerusakan yang ditimbulkan Mitchell et al. 2009.
Howell Jolly bodies yang terbentuk akibat radiasi jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok yang diberikan ekstrak rosela. Respon adaptasi terlihat pada radiasi 2.9 dan radiasi 5.3 mSv. Rosela dapat mempertahankan nilai
MCV, MCH dan MCHC sel darah merah karena mengandung antioksidan yaitu vitamin C asam askorbat dan senyawa fenol Maryani dan Kristiana 2009.
Secara umum MCV, MCH, dan MCHC berada dalam kisaran nilai yang normal, namun sebagian nilai MCV lebih tinggi dari nilai normal dan lebih rendah
dari kisaran normal. Kerusakan oksidatif akibat radiasi ionisasi sangat jelas
A B
terlihat pada penurunan MCV, MCH, dan MCHC pada radiasi dosis 5.3 mSv. Nilai MCV yang meningkat dan MCHC normal disebut juga dengan anemia
makrositik normokromik yang ditandai dengan ukuran eritrosit yang besar namun konsentrasi hemoglobin berada dalam kisaran normal. Biasanya jenis anemia ini
disebabkan oleh gangguan metabolisme eritrosit, defisiensi vitamin B
12
, asam folat dan radiasi Rizwi 2010. Nilai MCV normal dan MCHC normal
menunjukkan adanya anemia normositik normokromik. Jenis anemia ini biasanya disebabkan oleh kehilangan darah, gangguan ginjal serta gangguan pada sumsum
tulang Thrall 2004; Meyer dan Harvey 2004. Menurut Nair et al. 2001, Mathew 2005, dan Jagetia 2007 rosela dalam
penelitian ini termasuk dalam agen radioprotektor. Radioprotektor diberikan sebelum radiasi dan memiliki kemampuan mencegah dan mengurangi kerusakan
yang terjadi pada jaringan normal. Rosela memiliki senyawa polifenol terutama flavanoid yang mampu melindungi sel dari kerusakan dengan menetralkan
produksi radikal bebas yang terjadi selama terpapar radiasi ionisasi Jagetia 2007; Josiah et al. 2010.
Flavanoid merupakan senyawa yang mampu melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif Phipps et al. 2007. Hasil penelitian menunjukkan rosela
mampu melindungi sel darah merah dari kerusakan. Antioksidan pada rosela dapat menekan pembentukan radikal bebas Ologundudu et al. 2009. Dosis radiasi
yang kronis adalah dosis radiasi dalam dosis yang kecil dengan waktu paparan yang panjang. Menurut DeMasters et al. 2006
tubuh memiliki kemampuan untuk mengganti sel yang rusak atau mati. Pemulihan jangka pendek terjadi setiap 24
jam setelah radiasi. Pemulihan jangka panjang terjadi setelah paparan radiasi 30 hari. Pemulihan jangka panjang dan jangka pendek memberikan waktu yang
cukup untuk memperbaiki kerusakan akibat radiasi Wambi et al.2008.
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan