Analisis Data Efek Radioprotektif Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang: Studi Gambaran Eritrosit Darah Perifer Mencit (Mus musculus).
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00
Nilai MCV
fL
Waktu minggu
Dosis Radiasi mSv
1.7 2.9
4.1 5.3
‐2 2
‐4 4
‐6 4
‐8 6
‐8 8
‐12
‐10.00 ‐5.00
0.00 5.00
10.00
Persentase MCV
Waktu minggu
Dosis Radiasi mSv
2.9 5.3
2 ‐4
6 ‐8
‐30.00 ‐20.00
‐10.00 0.00
10.00
Persentase MCV
Waktu minggu
Dosis Radiasi mSv
2 ‐4
6 ‐8
2.9 5.3
Gambar 11 A. Persentase MCV darah perifer mencit terhadap radiodiagnostik berulang; B.
Persentase MCV setelah perlakuan; C. Persentase MCV setelah pemulihan 30 hari. K- = pemberian NaCl fisiologis tanpa paparan radiasi; K+ = pemberian
NaCl fisiologis dengan paparan radiasi; R- = pemberian ekstrak rosela tanpa paparan radiasi; R+ = pemberian ekstrak rosela dengan paparan radiasi; =
nilai normal MCV 42.3-55.15 fL Thrall 2004.
Nilai MCV kelompok R- dengan pemberian ekstrak rosela mengalami peningkatan sebesar 61.10 fL, sedangkan pada kelompok K- mengalami
peningkatan sebesar 60.98 fL pada minggu ke-4 dibandingkan dengan nilai MCV sebelum perlakuan. Nilai MCV pada minggu ke-8 mengalami peningkatan pada
A
C B
kelompok R- hingga 66.10 fL, sedangkan pada kelompok K- hanya mengalami peningkatan sebesar 63.04 fL.
Nilai MCV setelah masa pemulihan dari total radiasi 2.9 mSv menyebabkan penurunan sebanyak 1.28 pada kelompok K+ dan peningkatan 2.06 pada
kelompok R+. Setelah pemulihan total radiasi 5.3 mSv menyebabkan penurunan nilai MCV sebanyak 1.50 pada kelompok K+ dan penurunan 9.33 pada
kelompok R+. Hasil analisa secara statistik menunjukkan nilai MCV terhadap kelompok perlakuan dan waktu berbeda nyata p0.05.
Paparan radiasi dosis total 2.9 mSv menyebabkan nilai MCV K+ menurun dari sebelum perlakuan, akan tetapi nilai ini masih berada dalam kisaran normal
sedangkan nilai kelompok R+ meningkat dari sebelum perlakuan dan hal ini melebihi kisaran nilai normal MCV Gambar 11A. Total radiasi 5.3 mSv nilai
MCV pada kelompok K+ dan R+ mengalami peningkatan, namun nilai MCV kelompok R+ melebihi kelompok K+, nilai ini melebihi kisaran normal 42.3-
55.15 fL. Setelah pumulihan 30 hari dari radiasi total 5.3 mSv nilai MCV kelompok R+ dapat kembali normal akan tetapi nilai MCV kelompok K+ masih
berada di atas nilai normal. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol rosela dapat mengurangi kerusakan akibat radiasi ionisasi sinar-X.
Nilai MCV di atas normal pada kelompok K+ dan R+ disebut juga dengan anemia makrositik. Hal ini terjadi karena hasil dari penghambatan sintesis DNA
dalam produksi sel darah merah. Ketika sintesis DNA terganggu, maka siklus sel tidak dapat berkembang dari tahap pertumbuhan G2 ke tahap mitosis M
Rumsey et al. 2007. Hal ini menyebabkan pertumbuhan sel terus tanpa pembagian dan terlihat sebagai anemia makrositik. Dalam penelitian ini diduga
yang menyebabkan gangguan pada sintesis DNA adalah radiasi ionisasi. Cacat dalam sintesis DNA sel darah merah paling sering disebabkan oleh
hypovitaminosis, khususnya kekurangan vitamin B
12
dan atau asam folat Aslinia et al
. 2006; Burgess 2012. Pada anemia makrositik biasanya sel darah merah yang belum matang di lepaskan oleh sumsum tulang ke sirkulasi untuk memenuhi
kebutuhan yang meningkat Rizwi 2010.