3. Kelompok rosela R- : mencit diberi ekstrak rosela dengan dosis 50 mgkg
berat badan peroral setiap 2 hari selama 8 minggu untuk mencit subgrup 1 n=6 dan selama 12 minggu untuk mencit subgrup 2 n=6.
4. Kelompok rosela primer R+ : mencit diberi ekstrak rosela dengan dosis 50
mgkg berat badan peroral setiap 2 hari dan radiasi berkas sinar utama dosis 0.2 mSv setiap 2 hari selama 8 minggu untuk mencit subgrup 1 n=6 dan selama
12 minggu untuk mencit subgrup 2 n=6 dengan waktu paparan ±1 detik.
Tabel 4 Kelompok perlakuan dalam penelitian
Kelompok n
Radiasi Total 2.9 mSv Radiasi Total 5.3 mSv
Ra Minggu ke- 4 ekor
Ro Minggu ke- 8 ekor
Ra Minggu ke 8 ekor
Ro Minggu ke 12 ekor
K- 12
3 3 3 3 K+
12 3 3 3 3
R- 12
3 3 3 3 R+
12 3 3 3 3
Total 48
12 12 12 12 Keterangan: K- pemberian dengan pemberian NaCl fisiologis 0.9 tanpa paparan radiasi; K+
pemberian NaCl fisiologis 0.9 dengan paparan radiasi; R- pemberian ekstrak rosela tanpa paparan radiasi; R+ pemberian ekstrak rosela dengan paparan radiasi;
n Jumlah mencit; Ra Radiasi; Ro Pemulihan selama 30 hari setelah perlakuan.
3.3.2 Pembuatan Ekstrak Rosela
Penelitian ini menggunakan kelopak rosela yang diperoleh dari petani rosela di Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pembuatan ekstrak tanaman rosela meliputi
proses maserasi dan evaporasi. Maserasi adalah proses perendaman simplisia menggunakan pelarut untuk memperoleh zak aktif dari simplisia tersebut. Proses
maserasi dilakukan menggunakan pelarut etanol 96. Maserat yang telah diperoleh dipisahkan kemudian di evaporasi. Evaporasi merupakan proses
pemekatan dengan cara menguapkan pelarut tanpa menjadi kering. Maserasi dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Balitro Cimanggu,
Bogor, dan evaporasi dilakukan di laboratorium Bioteknologi Biotek Fakultas Perikanan IPB. Selanjutnya, dilakukan uji fitokimia yang dilakukan di Pusat Studi
Biofarmaka Bogor. Sebelum digunakan, ekstrak rosela diencerkan dengan aquadest
dengan komposisi 1.5 gram ekstrak dalam 200 ml aquadest, sehingga konsentrasi adalah 7.5 mgml. Dosis yang digunakan adalah 50 mgkgberat badan
Akindahunsi dan Olelaye 2003; Ali et al. 2005.
3.3.3 Pemberian Ekstrak Rosela
Mencit yang diterapi dengan ekstrak rosela adalah mencit kelompok R+ n=12 dan R- n=12. Sebelum pemberian ekstrak rosela, mencit dipegang
terlebih dahulu secara manual mulai dari belakang telinga sampai dengan dorsal punggung. Larutan ekstrak rosela diberikan dengan dosis 50 mgkg berat badan
Akindahunsi dan Olelaye 2003; Ali et al. 2005 dengan menggunakan sonde lambung. Sonde lambung digunakan secara hati-hati agar larutan ekstrak rosela
tidak masuk ke dalam saluran pernapasan. Pemberian ekstrak rosela dilakukan setiap dua hari sebelum diradiasi dengan sinar-X seperti Gambar 7.
Gambar 7. Pencekokan NaCl fisiologis dan ekstrak etanol kelopak rosela pada mencit.
3.3.4 Paparan Radiasi Sinar-X
Mencit yang diradiasi sinar-X adalah mencit kelompok K+ dan R+. Setiap kelompok n=12 mencit ditempatkan di dalam kandang. Penyinaran dilakukan
dengan dosis 0.2 mSv2hari dengan pengaturan kVp 80 dan mAs 12 dengan waktu pemaparan ± 1 detik. Setiap kandang yang berisi mencit dipapari dengan
sinar-X dengan jarak dari berkas sinar utama ke target dasar kandang mencit adalah 100 cm. Paparan sinar-X dilakukan setiap dua hari. Pemaparan dilakukan
di ruang Roentgen pada setiap kelompok K+ dan R+ secara bergantian.
3.3.5 Pengambilan dan Pemeriksaan Darah