Sel Darah Merah Eritrosit

Volume darah mencit dalam sirkulasi sekitar 6.3-8.0 ml100 gram berat badan. Pengambilan darah sampai 40 volume darah setelah 24 jam belum tentu meningkatkan kesakitan atau kematian. Mencit yang masih muda memiliki volume darah yang lebih banyak dari pada mencit yang sudah tua. Weiss dan Wadrop 2010. Pada umumnya volume darah adalah 6-8 dari berat badan Kresno 1988. Volume darah di dalam tubuh hewan tergantung pada umur, keadaan kesehatan, makanan, ukuran tubuh, waktu menyusu, faktor lingkungan dan derajat aktivitas Malole dan Pramono 1989. Secara umum, jumlah maksimum darah yang bisa diambil dalam satu kali pengambilan adalah 1 dari berat badan Thrall 2004. Jumlah total darah yang dapat diambil dari mencit adalah 6-7 dari berat badan Meyer dan Harvey 2004.

2.3.1 Sel Darah Merah Eritrosit

Morfologi normal sel darah merah eritrosit bervariasi tergantung kepada spesies. Eritrosit mamalia tidak berinti sedangkan eritrosit bangsa camellidae, reptil, dan aves memiliki inti. Bentuk oval dan bikonkaf dari eritrosit berfungsi sebagai pertukaran oksigen. Sel darah merah mencit mempunyai ketebalan sel 2.1-2.13 μm dan diameter rata-rata 6.2 μm atau sekitar 5.7-7 μm. Waktu hidup sel darah mencit adalah sekitar 43 hari. Sel darah merah terdiri sekitar 20 air, 40, protein, 35 lemak dan 6 karbohidrat Weiss dan Wadrop 2010. Fungsi utama dari sel darah merah adalah untuk mengangkut hemoglobin yang membawa oksigen ke jaringan. Membran permeabel yang menutupi komponen sel darah merah terbuat dari lipid, protein, dan karbohidrat. Perubahan komposisi lipid membran dapat menghasilkan bentuk sel darah merah yang abnormal. Ketidaknormalan membran protein juga mungkin menghasilkan bentuk tidak normal dari sel darah merah. Morfologi eritrosit sering digunakan untuk menegakkan diagnosa mengenai penyebab anemia. Morfologi eritrosit dapat dilihat pada preparat darah sesuai dengan warna, ukuran bentuk, struktur di dalam atau di luar eritrosit dan susunan sel pada preparat darah Thrall 2004. Gambar 4 Sel darah merah normal dilihat secara mikroskopis Vidinsky 2011. Evaluasi darah tepi merupakan suatu penunjang diagnosa terhadap kelainan hematologi. Pengukuran kadar hemoglobin Hb dan hematokrit PCV digunakan bersama untuk identifikasi adanya anemia. Hematokrit atau PCV Packed Cell Volume adalah volume eritrosit yang dimampatkan dan dinyatakan dalam volume sel-sel eritrosit seluruhnya dalam 100 ml darah. Idealnya untuk menilai anemia selain pengukuran kadar Hb dibutuhkan penilaian terhadap kapasitas oksigen, tapi pada prakteknya sulit menerapkan pemeriksaan ini dalam pemeriksaan darah rutin, sehingga pada pemeriksaan darah sering disertai dengan pengukuran indeks eritrosit yang mengarah pada sifat defek primer anemianya, pendekatan ini dapat juga menunjukkan kelainan yang mendasari sebelum terjadinya anemia yang jelas Kemuning 2010. Penilaian terhadap indeks eritrosit terdiri dari penghitungan nilai Mean Corpuscular Volume MCV, Mean Corpuscular Hemoglobin MCH dan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration MCHC. MCV yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit dinyatakan dengan femtoliter 10 -15 liter. MCV ditentukan paling akurat dengan pengukuran langsung dengan electronic cell counter. Perhitungan dapat ditentukan secara tidak langsung dengan membagi hematokrit PCV dengan jumlah sel darah merah dalam 10 6 µL dan mengalikan dengan 10. MCV bervariasi tergantung spesies dan usia. Nilai MCV yang tinggi macrocytosis biasanya berhubungan dengan anemia regeneratif karena volume sel darah yang muda individu terutama dalam keadaan stres, lebih besar dari volume eritrosit matang. Sel-sel makrositik yang muncul berfungsi untuk meningkatkan MCV diatas interval referensi yang normal. MCV yang tinggi dapat terjadi pada hewan dengan gangguan mieloproliferatif Meyer dan Harvey 2004. MCH atau disebut juga dengan Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata HER, yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit dan dinyatakan dalam pikogram pg. MCH dihitung dengan membagi nilai hemoglobin dalam gdl dengan sel darah merah dalam 10 6 µL dan mengalikannya dengan 10. Biasanya MCH berkorelasi langsung dengan MCV hewan Meyer dan Harvey 2004. MCHC atau disebut juga dengan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata- rata KHER, yaitu kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit, dinyatakan dengan persen atau gram hemoglobin per dl eritrosit gdl. MCHC merupakan konsentrasi hemoglobin rata-rata dalam eritrosit yang dihitung dengan membagi nilai hemoglobin gdl dengan PCV dan mengalikannya dengan 100. MCHC dinyatakan sebagai gdl eritrosit Meyer dan Harvey 2004. Nilai normal sel darah merah mencit dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Nilai normal sel darah merah mencit Jenis Jumlah Jumlah total sel darah merah 6.5-10.1 x 10 6 selµl PCV 32.8-48.0 Hemoglobin 10.1-16.1 gdl MCV 42.3-55.9 fL MCH 13.7-18.1 pg MCHC 29.5-35.1 Sumber : Thrall 2004.

2.3.2 Howell Jolly Bodies

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (EEDSM) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Serta Gambaran Histologi Pankreas Mencit (Mus Musculus L) Diabetes

5 80 121

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Pengaruh Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) dan Testosteron Undekanoat (TU) Terhadap Jaringan Ginjal Mencit (Mus musculus L.)

0 86 70

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Efek Radioprotektif Ekstrak Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang: Studi Diferensiasi Sel Leukosit Darah Perifer Mencit (Mus musculus).

1 14 160

Studi Histopatologi Potensi Radioprotektif Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dalam Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang pada Lambung Mencit (Mus musculus

0 6 156

Studi In-vitro dan In-vivo Efek Radioprotektif Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn.) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

1 30 356

Studi Histopatologi Potensi Radioprotektif Ekstrak Kelopak Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Duodenum Mencit (Mus musculus) dengan Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

2 22 182

Studi Histopatologi Respon Organ Testis Mencit (Mus musculus) Terhadap Potensi Radioprotektif Tanaman Rosela dalam Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik

0 1 35

Studi In vitro dan In vivo Efek Radioprotektif Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

0 5 190