MCV Mean Corpuscular Volume

kelompok R- hingga 66.10 fL, sedangkan pada kelompok K- hanya mengalami peningkatan sebesar 63.04 fL. Nilai MCV setelah masa pemulihan dari total radiasi 2.9 mSv menyebabkan penurunan sebanyak 1.28 pada kelompok K+ dan peningkatan 2.06 pada kelompok R+. Setelah pemulihan total radiasi 5.3 mSv menyebabkan penurunan nilai MCV sebanyak 1.50 pada kelompok K+ dan penurunan 9.33 pada kelompok R+. Hasil analisa secara statistik menunjukkan nilai MCV terhadap kelompok perlakuan dan waktu berbeda nyata p0.05. Paparan radiasi dosis total 2.9 mSv menyebabkan nilai MCV K+ menurun dari sebelum perlakuan, akan tetapi nilai ini masih berada dalam kisaran normal sedangkan nilai kelompok R+ meningkat dari sebelum perlakuan dan hal ini melebihi kisaran nilai normal MCV Gambar 11A. Total radiasi 5.3 mSv nilai MCV pada kelompok K+ dan R+ mengalami peningkatan, namun nilai MCV kelompok R+ melebihi kelompok K+, nilai ini melebihi kisaran normal 42.3- 55.15 fL. Setelah pumulihan 30 hari dari radiasi total 5.3 mSv nilai MCV kelompok R+ dapat kembali normal akan tetapi nilai MCV kelompok K+ masih berada di atas nilai normal. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol rosela dapat mengurangi kerusakan akibat radiasi ionisasi sinar-X. Nilai MCV di atas normal pada kelompok K+ dan R+ disebut juga dengan anemia makrositik. Hal ini terjadi karena hasil dari penghambatan sintesis DNA dalam produksi sel darah merah. Ketika sintesis DNA terganggu, maka siklus sel tidak dapat berkembang dari tahap pertumbuhan G2 ke tahap mitosis M Rumsey et al. 2007. Hal ini menyebabkan pertumbuhan sel terus tanpa pembagian dan terlihat sebagai anemia makrositik. Dalam penelitian ini diduga yang menyebabkan gangguan pada sintesis DNA adalah radiasi ionisasi. Cacat dalam sintesis DNA sel darah merah paling sering disebabkan oleh hypovitaminosis, khususnya kekurangan vitamin B 12 dan atau asam folat Aslinia et al . 2006; Burgess 2012. Pada anemia makrositik biasanya sel darah merah yang belum matang di lepaskan oleh sumsum tulang ke sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat Rizwi 2010.

4.2 Mean Corpuscular Hemoglobin MCH

Nilai Mean Corpuscular Hemoglobin MCH menggambarkan rata-rata jumlah hemoglobin di dalam eritrosit. Nilai MCH pada semua kelompok pada waktu pemulihan dan perlakuan radiasi yang berbeda menunjukkan hasil yang fluktuatif dan masih berada pada rentang nilai normal yaitu 13.7-18.1 pg Thrall 2004. Setelah radiasi 2.9 mSv menyebabkan peningkatan sebesar 6.82 pada kelompok R+, sedangkan pada kelompok K+ mengalami peningkatan sebesar 7.36 . Setelah radiasi yang lebih tinggi 5.3 mSv pada minggu ke-8 menyebabkan peningkatan nilai MCH sebanyak 7.75 pada kelompok K+ dan 15.50 pada kelompok R+. Nilai MCH kelompok K+ menurun 1.60 dan nilai MCH kelompok R+ mengalami peningkatan sebesar 3.30 setelah masa pemulihan total radiasi 2.9 mSv. Namun setelah masa pemulihan 30 hari total radiasi 5.3 mSv nilai MCH kelompok K+ meningkat 1.22 mSv sedangkan nilai MCH kelompok R+ terjadi penurunan 8.21 sebagaimana Tabel 6 dan Gambar 12. Tabel 6 Nilai MCH darah perifer mencit pada setiap kelompok total radiasi radiodiagnostik berulang dan setelah pemulihan selama 30 hari . Waktu minggu Total Radiasi mSv n Jumlah Kelompok Perlakuan K- K+ R- R+ MCH pg p=0.000 0 0 3 ∑Ra 15.30±0.00 a 15.30±0.00 a 15.30±0.00 a 15.30±0.00 a 0-2 1.7 3 ∑Ra 24.08±5.85 e 18.16±1.84 abcd 15.87±1.25 a 16.88±3.93 ab 2-4 2.9 3 ∑Ra 21.38±4.38 cde 17.74±1.31 abcd 18.68±2.05 abcd 17.55±2.26 abcd ∆Ra 16.55 7.36 9.92 6.82 4-8 Rec 2.9 3 ∑Ro 19.30±0.95 abcd 16.56±0.94 a 18.14±2.59 abcd 16.29±0.62 a ∆Ro -6.77 -1.60 -9.91 3.30 4-6 4.1 3 ∑Ra 18.66±1.22 abcd 17.18±1.54 abc 15.31±3.83 a 18.74±2.04 abcd 6-8 5.3 3 ∑Ra 19.63±1.80 abcd 17.88±0.59 abcd 21.75±1.46 de 20.92±0.28 bcde ∆Ra 12.37 7.75 17.39 15.50 8-12 Rec 5.3 3 ∑Ro 16.80±1.80 ab 18.32±0.73 abcd 15.60±1.94 a 17.75±1.96 abcd ∆Ro -7.77 1.22 -16.45 -8.21 Keterangan: huruf yang sama pada baris dan kolom yang berbeda menunjukkan perbedaan yang tidak nyata p0.05. K- = pemberian NaCl fisiologis 0.9 tanpa paparan radiasi; K+ = pemberian NaCl fisiologis 0.9 dengan paparan radiasi; R- = pemberian ekstrak rosela tanpa paparan radiasi; R+ = pemberian ekstrak rosela dengan paparan radiasi; ∑Ra = nilai parameter setelah perlakuan; ∑Ro = nilai parameter setelah pemulihan; ∆Ro = perubahan setelah pemulihan; ∆Ra = perubahan setelah radiasi; n= jumlah mencit; Rec 2.9= masa pemulihan 2.9 mSv; Rec 5.3= masa pemulihan 5.3 mSv. ‐25.00 ‐15.00 ‐5.00 5.00 15.00 Persentase MCH Waktu minggu Dosis Radiasi mSv 2 ‐4 6 ‐8 2.9 5.3 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 Persentase MCH Waktu minggu Dosis Radiasi mSv 2 ‐4 6 ‐8 2.9 5.3 Gambar 12 A. Persentase MCH darah perifer mencit terhadap radiodiagnostik berulang; B. Persentase MCH setelah perlakuan; C. Persentase MCH setelah pemulihan 30 hari. K- = pemberian NaCl fisiologis tanpa paparan radiasi; K+ = pemberian NaCl fisiologis dengan paparan radiasi; R- = pemberian ekstrak rosela tanpa paparan radiasi; R+ = pemberian ekstrak rosela dengan paparan radiasi; = nilai normal MCH 13.7-18.1 pg Thrall 2004. Setelah minggu ke-4 menyebabkan penurunan nilai MCH sebesar 6.67 pada kelompok K- dan 9.91 pada kelompok R-. Pada minggu ke-8 nilai MCH kelompok K- mengalami penurunan 7.77 dan R- mengalami penurunan 16.45 sebagaimana dalam Tabel 6 dan Gambar 12C. 12.00 15.00 18.00 21.00 24.00 Nilai MCH pg Waktu minggu Dosis Radiasi mSv 1.7 2.9 4.1 5.3 ‐2 2 ‐4 4 ‐6 2 ‐8 4 ‐8 8 ‐12 B C A Nilai MCH berhubungan dengan kosentrasi hemoglobin dan jumlah sel darah merah. Konsentasi hemoglobin di dalam darah dipengaruhi oleh volume darah, jika volume berkurang akan menyebabkan berkurangnya hemoglobin. Selain itu, gangguan penyerapan besi pada sistem pencernaan juga dapat menyebabkan berkurangnya hemoglobin. Nilai MCH kelompok K+ dan R+ setelah radiasi total 2.9 mSv terlihat hampir sama, namun setelah radiasi total 5.3 mSv nilai MCH kelompok R+ lebih tinggi dari K+. Hal ini disebabkan oleh kandungan antioksidan ekstrak etanol rosela yang dapat menetralkan kerusakan akibat radiasi ionisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Noviana et al. 2010 menunjukkan radiasi yang lebih rendah yaitu 0.2 mSv dari radiodiagnostik berulang pada mencit tidak memberikan efek pada parameter sel darah merah. Dosis mengindikasikan komponen darah mungkin mengalami kerusakan setelah paparan sinar-X.

4.3 Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration MCHC

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (EEDSM) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Serta Gambaran Histologi Pankreas Mencit (Mus Musculus L) Diabetes

5 80 121

Efek Antidiabetes dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Mencit yang Diinduksi Streptozotocin

7 63 129

Pengaruh Ekstrak Air Biji Pepaya (Carica papaya L.) dan Testosteron Undekanoat (TU) Terhadap Jaringan Ginjal Mencit (Mus musculus L.)

0 86 70

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Efek Radioprotektif Ekstrak Tanaman Rosela (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang: Studi Diferensiasi Sel Leukosit Darah Perifer Mencit (Mus musculus).

1 14 160

Studi Histopatologi Potensi Radioprotektif Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.) dalam Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang pada Lambung Mencit (Mus musculus

0 6 156

Studi In-vitro dan In-vivo Efek Radioprotektif Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn.) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

1 30 356

Studi Histopatologi Potensi Radioprotektif Ekstrak Kelopak Rosela (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Duodenum Mencit (Mus musculus) dengan Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

2 22 182

Studi Histopatologi Respon Organ Testis Mencit (Mus musculus) Terhadap Potensi Radioprotektif Tanaman Rosela dalam Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik

0 1 35

Studi In vitro dan In vivo Efek Radioprotektif Rosela (Hibiscus Sabdariffa Linn) terhadap Radiasi Ionisasi Radiodiagnostik Berulang

0 5 190