PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekarang ini penggunaan radio ionisasi telah banyak dipakai dalam radiodiagnostik, radioterapi, industri, dan sektor energi Jagetia 2007. Radiografi
atau Roentgen atau sinar-X merupakan sarana penunjang diagnostik yang sudah berkembang pesat baik di dunia kedokteran manusia maupun dalam dunia
kedokteran hewan Thrall 2002. Berbagai penyakit dan kelainan organ dapat terdeteksi dengan cepat melalui
radiodiagnosa dan dilakukan terapi dengan radioterapi. Energi yang dihasilkan oleh sinar-X merupakan energi radiasi ionisasi yang berbahaya bagi kesehatan.
Penggunaan sinar-X yang berlebihan dan tidak memperhatikan kaidah-kaidah keselamatan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lain karena adanya efek
radiasi ionisasi McCurnin dan Bassert 2006. Sinar-X menghasilkan pasangan elektron ionisasi di dalam jaringan.
Kebanyakan jaringan mengandung 70 air, ionisasi molekul air menyebabkan pembentukan radikal bebas secara aktif. Radikal bebas dapat menyebabkan
kerusakan pada jaringan. Sinar-X berinteraksi secara langsung dengan DNA akan menghasilkan beberapa perubahan yang berpotensi merusak sel. Jenis jaringan
yang disinari mempunyai dampak atas efek radiasi. Pemaparan berulang atau pemaparan jangka panjang oleh radiasi dosis rendah dapat menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah atau anemia, berkurangnya sel darah putih atau leukopenia dan berkurangnya trombosit atau trombositopenia
USNRC tanpa tahun
.
Radioprotektor dalam bentuk sediaan yang dapat dikonsumsi dibutuhkan untuk menangkal radiasi. Radioprotektor yang ideal harus murah, tidak beracun
dalam jangkauan dosis yang luas, penggunaan mudah secara oral, cepat diserap, memiliki rentang dosis yang luas, dan dapat bekerja melalui beberapa mekanisme.
Beberapa tanaman dan produk alami memiliki semua sifat yang ideal sebagai radioprotektor. Produk dari alam biasanya tidak beracun, relatif murah, dapat
digunakan secara oral Jagetia 2007. Salah satu contoh tanaman dan produk alami tersebut adalah rosela.
Tanaman rosela Hibiscus sabdariffa L. banyak ditemukan di daerah tropis, termasuk Indonesia. Rosela banyak dimanfaatkan menjadi produk olahan pangan
seperti teh, sirup, selai dan pewarna alami pada makanan Usman 2010. Penelitian tentang rosela sebagai tanaman obat tradisional dalam bentuk sediaan
teh merah untuk pengobatan berbagai jenis penyakit sudah dilaporkan oleh Khosravi et al. 2009 dan penggunaan ekstrak tanaman rosela sebagai obat
alternatif untuk berbagai penyakit telah dilaporkan juga oleh Wang et al. 2000, Mardiah dan Rahayu 2009, Odigie et al. 2003 dan Olelaye 2007. Rosela
mengandung antioksidan yang tinggi Mardiah dan Rahayu 2009. Antioksidan efektif untuk mencegah efek yang ditimbulkan oleh radiasi sinar-X dan pemulihan
sel hematopoietik akibat radiasi Wambi et al. 2008. Efek radioprotektif ekstrak etanol rosela dalam radiasi ionisasi radiodiagnostik berulang telah dilakukan
terhadap sel darah putih oleh Setiawan 2011 dan sumsum tulang oleh Ulum 2012. Penelitian ini bermaksud untuk melihat potensi ekstrak etanol rosela
Hibiscus sabdariffa L. dalam radiasi ionisasi radiodiagnostik dosis rendah pada sel darah merah mencit.
1.2 Tujuan