3.3. Metode Penelitian 3.3.1 Persiapan dan Pemeliharaan Mencit
Mencit yang digunakan adalah mencit strain ddy yang diperoleh dari pembiakan di FKH IPB. Desain penelitian merupakan hasil modifikasi prosedur
penelitian yang telah dilakukan oleh Fidan et al. 2008. Semua mencit 48 ekor diaklimasi untuk menyesuaikan kondisi
laboratorium, selama 2 minggu sebelum penelitian dilaksanakan. Setiap kelompok mencit n=12 dibagi menjadi subkelompok n=6. Setiap subkelompok mencit
ditempatkan di dalam kandang plastik berukuran 35 x 25 x 15 cm. Serbuk kayu digunakan sebagai litter atau alas kandang. Litter diganti dan kandang dicuci dua
kali dalam seminggu. Pakan diberikan sesuai kebutuhan harian mencit dan minum diberikan secara ad libitum. Sebelum penelitian dimulai, semua mencit diberi
anthelmentik Preziquantel
®
diberikan dua kali dengan selang waktu 10 hari dengan dosis 25 mgkg peroral; antibiotik Clavamox
®
diberikan selama 5 hari berturut-turut dengan dosis 50 mgkg berat badan dan anti fungal Metronidazole
dengan dosis 25 mgkg berat badan diberikan selama lima hari berturut-turut secara peroral Hrapkiewicz dan Medina 2007.
Mencit dibagi menjadi 2 grup radiasi, yaitu; a grup radiasi rendah dosis 0.2 mSv dan akumulasi dosis 2.9 mSv yaitu pemaparan radiasi dilakukan setiap 2
hari sekali selama 4 minggu dan b grup radiasi tinggi dosis 0.2 mSv dan akumulasi dosis 5.3 mSv yaitu pemaparan radiasi dilakukan setiap 2 hari selama
8 minggu. Setelah pemaparan radiasi rendah dan tinggi dilakukan recovery pemulihan selama 4 minggu tanpa pemberian ekstrak rosela dan tanpa paparan
radiasi.Kelompok perlakuan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 4. Mencit dikelompokkan menjadi 4 kelompok perlakuan sebagai berikut:
1. Kelompok kontrol K-: mencit diberi 0.2 ml NaCl fisiologis peroral setiap 2
hari selama 4 minggu untuk mencit subgrup 1 n=6 dan selama 8 minggu untuk mencit subgrup 2 n=6.
2. Kelompok primer K+: mencit diberi 0.2 ml NaCl fisiologis peroral dan
radiasi berkas sinar utama dengan dosis 0.2 mSv setiap 2 hari selama 4 minggu untuk mencit subgrup 1 n=6 dan 8 minggu untuk mencit subgrup 2 n=6
dengan waktu paparan ±1 detik.
3. Kelompok rosela R- : mencit diberi ekstrak rosela dengan dosis 50 mgkg
berat badan peroral setiap 2 hari selama 8 minggu untuk mencit subgrup 1 n=6 dan selama 12 minggu untuk mencit subgrup 2 n=6.
4. Kelompok rosela primer R+ : mencit diberi ekstrak rosela dengan dosis 50
mgkg berat badan peroral setiap 2 hari dan radiasi berkas sinar utama dosis 0.2 mSv setiap 2 hari selama 8 minggu untuk mencit subgrup 1 n=6 dan selama
12 minggu untuk mencit subgrup 2 n=6 dengan waktu paparan ±1 detik.
Tabel 4 Kelompok perlakuan dalam penelitian
Kelompok n
Radiasi Total 2.9 mSv Radiasi Total 5.3 mSv
Ra Minggu ke- 4 ekor
Ro Minggu ke- 8 ekor
Ra Minggu ke 8 ekor
Ro Minggu ke 12 ekor
K- 12
3 3 3 3 K+
12 3 3 3 3
R- 12
3 3 3 3 R+
12 3 3 3 3
Total 48
12 12 12 12 Keterangan: K- pemberian dengan pemberian NaCl fisiologis 0.9 tanpa paparan radiasi; K+
pemberian NaCl fisiologis 0.9 dengan paparan radiasi; R- pemberian ekstrak rosela tanpa paparan radiasi; R+ pemberian ekstrak rosela dengan paparan radiasi;
n Jumlah mencit; Ra Radiasi; Ro Pemulihan selama 30 hari setelah perlakuan.
3.3.2 Pembuatan Ekstrak Rosela
Penelitian ini menggunakan kelopak rosela yang diperoleh dari petani rosela di Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pembuatan ekstrak tanaman rosela meliputi
proses maserasi dan evaporasi. Maserasi adalah proses perendaman simplisia menggunakan pelarut untuk memperoleh zak aktif dari simplisia tersebut. Proses
maserasi dilakukan menggunakan pelarut etanol 96. Maserat yang telah diperoleh dipisahkan kemudian di evaporasi. Evaporasi merupakan proses
pemekatan dengan cara menguapkan pelarut tanpa menjadi kering. Maserasi dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Balitro Cimanggu,
Bogor, dan evaporasi dilakukan di laboratorium Bioteknologi Biotek Fakultas Perikanan IPB. Selanjutnya, dilakukan uji fitokimia yang dilakukan di Pusat Studi
Biofarmaka Bogor. Sebelum digunakan, ekstrak rosela diencerkan dengan aquadest
dengan komposisi 1.5 gram ekstrak dalam 200 ml aquadest, sehingga konsentrasi adalah 7.5 mgml. Dosis yang digunakan adalah 50 mgkgberat badan
Akindahunsi dan Olelaye 2003; Ali et al. 2005.